Chapter 29

12 5 0
                                    

Sembilan Bulan Berlalu, Begitu Cepat Rasanya Jika Menjalaninya Dengan Santai. Yang Tadinya Kelas X Akan Naik Ke Kelas XI, Kelas XI Akan Naik Ke Kelas XII & Juga Bagi Kelas XII Mungkin Akan Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi Ataupun Bekerja.

Malam Ini, Rose & Riana Berada Di Kamar Rachel. Sedang Mengerjakan Tugas Masing2. Ya... Karna Mereka Kan Tidak Sekelas. Tapi Kebetulannya Ada Tugas & Di Kumpulkannya Pada Hari Yang Sama. Jadi Mereka Memutuskan Untuk Bareng2 Mengerjakannya.

Jam Di Dinding Menunjukkan Pukul 21.00 Rose Sama Riana Belum Pulang Karna Terhalang Hujan Yang Sangat Deras. Cynthia Menghampiri Mereka Dengan Membawa Penampan.

"Dingin2 Begini Enaknya Minum Yang Anget2. Tante Buatin Bandrek. Di Minum Ya..." Kata Cintya Meletakan Penampan Berisi Minuman Itu Di Meja Nakas.

"Makasih Tante..." Ucap Rose & Riana.

"Iya Sama2. Jangan Pulang Sekarang Yah. Hujannya Gede Banget. Takutnya Nanti Sakit. Kalau Hujannya Gak Berhenti2 Nginep Aja. Kalian Hubungin Orang Tuanya Biar Gak Khawatir..."

"Iya Tante..."

"Yaudah Tante Keluar Yah..."

Tiga Gadis Itu Mengangguk. Lalu Meminum Minuman Hangat Itu.

"Tugas Aku Udah Selesai Nih..." Ucap Rose Membereskan Buku & Alat Tulisnya Lalu Memasukan Benda Mati Itu Ke Dalam Tasnya.

"Kamumah Selalu Aja Paling Cepet. Makannya Apa Sih?" Celetuk Riana.

"Nasi,"

"Nasi Aking?"

Rose Tertawa Dengan Merdunya. "Apaansih Na! Sini Deh Aku Bantu. Yang Nomor Tujuh Kamu Belum Selesai Juga Kayaknya Dari Tadi"

"Iya Nih Susah Banget" Riana Memberikan Bukunya Pada Rose. "Kamu Isi'in Aja Deh Sampe 10, Otak Cemerlang Aku Udah Putek"

Mendengar Ke Pasrahan Riana. Rose & Rachel Menggelengkan Kepalanya. Dari Dulu Sampai Sekarang Masih Sama Saja Ternyata. Gampang Ngeluh Tapi Bikin Gemes Gitu.

"Nelfon Mamah Deh" Riana Mencari Nomor Mamahnya Untuk Menelfon. Hanya 3 Detik Mamahnya Langsung Menjawab Panggilan. "Halo Mah. Aku Masih Di Rumah Rachel. Kalau Hujannya Sampe Larut Malem Gak Berhenti Aku Nginep Di Sini"

"Yaudah"

"Hah? Udah Begitu Doank?"

"Terus Harus Gimana? Koar2 Kaya Kamu? Sorry Ya Mamah Gak Alay"

"Khawatir Gitu, Mah"

"Iya Khawatir"

"Cie... Khawatir"

"Iya Khawatirnya Kalau Kamu Bangunnya Ke Siangan Sama Belek & Iler Kamu Kemana Mana"

"Ih... Mamah Nyebelin Deh... Udah Ah Aku Mati'in"

Rose & Rachel Di Buat Terbahak Pada Saat Itu Juga. Mendengar Interaksi Riana & Mamahnya. Mamahnya Riana Itu Memang Selalu Bodoh Amat Tapi Jangan Ragukan Kasih Sayangnya. Karna Gadis Blasteran China Itu Anak Satu2nya.

"Kamu Gak Ngabarin Tante Resa?" Tanya Rachel Pada Gadis Yang Masih Mengerjakan Tugasnya Riana.

Rose Menggeleng Kepalanya. Menatap Teduh Pada Kedua Sahabatnya. "Bunda Ada Di Semarang Sejak Dua Hari Yang Lalu"

"Ke Semarang Mulu Kayaknya"

"Iya... Karna Nenek Gampang Kambuh Sama Penyakitnya"

"Berarti Kamu Sering Sendirian?"

"Gak Kok. Kak Chan Selalu Datang Ke Rumah Aku"

Pikiran Negatif Menghampiri Otak Kecil Milik Riana. "Tapi... Kalian Gak Ngelakuin Itu Kan?"

Friendship 3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang