Mobil BMW Berwarna Hitam Terpakir Di Luar Gerbang Rumah Rachel. Gadis Bermata Coklat Itu Turun Dari Mobil Bersama Sifa, Di Ikuti Mervan Juga.
"Makasih Ya Kak Mervan. Hari Ini Aku Seneng... Banget" Girang Sifa
"Iya Sama-Sama" Jawab Mervan Tersenyum Manis Pada Gadis Kecil Itu.
"Makasih Juga Buat Boneka Barbie-nya Yah"
Mervan Mengangguk. Dia Melirik Rachel. Perempuan Itu Diam Saja. Tidak Ada Niatan Untuk Berbicara Sepertinya.
"Yaudah Aku Masuk Ya Kak. Ayo Kak Rachel" Ajak Sifa Menarik Salah Satu Tangan Kakak Keponakannya Itu.
Satu Tangannya Di Cegah Oleh Mervan. Membuat Rachel Menghentikan Langkahnya. Sifa Jadi Mendengus Kesal.
"Kak Rachel, Ngapain Berhenti?"
"Sifa. Kamu Duluan Aja Masuk Rumahnya Yah. Kakak Mau Ngomong Sebenar Sama Kak Rachel" Jelas Mervan Pada Sifa.
"Mau Ngomong Apa Emang?"
"Kamu Masih Anak Kecil"
"Aku Udah Besar Kok,"
"Udah... Sana Masuk" Suruh Rachel Dengan Muka Juteknya.
Sifa Memonyongkan Bibirnya. "Yaudah Deh," Lalu Pergi Dari Kedua Remaja Itu Menuju Masuk Ke Dalam Rumah.
Rachel Melipatkan Kedua Tangannya Di Dada. Menatap Dingin Ke Arah Mervan. "Kenapa?"
"Kamu... Gak Kepo Apa, Waktu Saya Mau Ngomong Sama Kamu Di Resto Mall?"
"Gak" Jawab Rachel Singkat. Sebenarnya Dia Sangat Ingin Tahu, Apa Yang Mau Di Bicarakan Oleh Cowok Berkulit Putih Nan Beralis Tebal Itu.
Mervan Menghembuskan Nafas Sejenak. "Saya Itu..."
"Apa?"
"Saya Sebenarnya..."
"Hmm..."
"Saya Suka"
"Sama Makanan Di Resto Mall"
"Bukan,"
"Terus?"
"Kamu"
"Hah?" Teriak Rachel Membuat Mervan Menutup Kedua Telinganya.
"Maksudnya Apa Sih?"
"Aduh, Kenapa Jadi Gerogi Gini Yah? Sama Cewek Lain Padahal Enggak. Kok Sama Rachel Nervousnya Besar Banget," Batin Mervan.
"Mervan. Lo Masih Hidup?"
"Ya Masihlah, Kirain Saya Patung Hidup Apa"
"Yaudah, Maksud Lo Apa Tadi?"
Mervan Memberanikan Menatap Serius Pada Rachel. "Saya Suka Sama Kamu,"
Deg!
Jantung Rachel Berdetak Dua Kali Lebih Kencang. Apa Yang Belum Ia Rasakan Sebelumnya, Kini Ia Rasakan.
"Padahal Saya Udah Pernah Nembak Kamu Loh Waktu Di Perpus. Kamunya Diem Aja, Sampe Riananya Dateng. Gagalin Semuanya" (Masih Ingat Apa Yang Mervan Katakan Barusan? Kalau Gak Inget Bisa Baca Ulang Di Chapter 8)
"G-gue..."
"Gimana?"
"Gimana Apanya?"
"Kamu Nerima Cinta Saya?"
"Eum... Sifa Tadi Manggil. Gue Harus Masuk" Alibi Rachel Beranjak Pergi. Namun Sebuah Tangan Menahannya. Mervan Mendorong Bahu Rachel Hingga Terbentur Pintu Mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship 3R
Teen FictionPersahabatan yang sudah terjalin lima tahun lamanya, hancur hanya karna lima hari? Sangat menakjubkan bukan? Apalagi Aku Yang Menjadi Korbannya. Keluarga? Aku hanya punya ibu yang selalu menyayangiku. Wanita yang aku sayang masuk ke rumah sakit jiwa...