Chapter 19

18 8 0
                                    

Sabtu. Hari Yang Paling Di Tunggu2 Bagi Anak-Anak SMA. Awal Weekand Tentunya. Pukul 07.30 WIB. Chan. Pria Beralis Tebal Nan Putih Masih Setia Tidur Di King Sizenya. Matanya Tidak Mau Terbuka. Karna Tidur Terlalu Malam. Dari Awal Jam 8 Malam Sampai Jam 3 Pagi, Ia Terus Memandang Ponselnya. Berharap Ada Pesan Masuk Dari Rose. Tapi Hasilnya Nihil. Gadis Itu Tidak Mengirimkan Pesan Satu Pun.

Dengan Langkah Berat, Chan Memasuki Kamar Mandi Untuk Membersihkan Diri. Ia Menahan Dingin Karna Jatuhnya Air Dari Atas Shower. Tiba2 Saja Wajah Rose Ada Di Depannya. Ia Mengucek-ucek Matanya. Wajah Rose Sudah Tidak Ada Lagi. Huft... Ternyata Cuma Halu.

"Kenapa Gue Terus Mikirin Rose? Hati Gue... Sakit Ngeliat Saat Dia Nangis. Apa Gue Suka Ya Sama Dia?" Ucapnya Pada Diri Sendiri.

"Kayaknya, Gue Beneran Suka Sama Dia. Dari 5 Hari Yang Lalu, Sikap Gue Kaya Agresif Gitu Sama Dia. Apa Ini Yang Namanya Jatuh Cinta?"

"Kalo... Gue Ungkapin Perasaan Gue. Dia Mau Maafin & Nerima Gue Nggak Ya? Haa.. Ya Pasti Enggaklah. Dia Kan Udah Sakit Hati Banget Sama Gue"

"Waktunya Sih Masih Dua Hari Lagi Buat Buktiin Kakak Suka Apa Enggak Sama Aku" Ya... Chan Masih Ingat Ucapan Rose Yang Itu. Ia Tidak Terlambat Untuk Mengungkapkan Perasaannya.

Chan Bergegas Menyelesaikan Ritualnya Di Kamar Mandi. Mengambil Handuknya Dan Keluar. Ia Harus Ke Rumah Rose Sekarang Juga. Dengan Semangat 45, Chan Membuka Lemarinya. Memilih Baju Yang Pas Untuk Bertemu Dengan Rose.

Sementara Di Ruang Makan, Bram, Thasa & Mervan Sedang Sarapan Pagi.  Chan? Kalian Tau Sendiri Lah Dia Masih Di Kamarnya. Asisten Rumah Tangganya Sudah Membangunkannya. Tapi Cowok Jangkung Itu Tetep Tidak Mau Bangun. Akhirnya Bram Hanya Pasrah Dengan Sikap Anak Keduanya Itu. Nanti Juga Bisa Makan Sendiri.

"Van? Kamu Udah Tau Belum Kalo Dika Udah Punya Pacar?" Tanya Bram Di Sela2 Makannya.

Mervan Menghentikan Makannya. Menatap Papahnya. "Pacar? Bang Dika?" Haha... Gelak Tawa Mervan Mengisi Ruangan. "Mana Mungkin Bang Dika Punya Pacar"

"Tuh Kan Pah. Mervan Juga Nggak Percaya" Thasa Ikut Menimpali.

"Semua Orang Bisa Berubah. Walaupun Sikapnya Dika Cuek Begitu. Dia Juga Bisa Jatuh Cinta Loh... "

"Iya Sih Pah. Tapi Siapa Coba Yang Bakalan Tahan Sama Bang Dika?"

"Kemarin Ceweknya Dika Di Bawa Ke Sini. Katanya Sekelas Sama Kamu, Mervan"

"Sekelas? Ya Kan Banyak Pah Cewek Yang Sekelas Sama Mervan, Bukan Cuma Satu. Siapa Sih Namanya?"

"Rose" Jawab Thasa

"Rose?" Beo Mervan, Matanya Membulat & Menganga Begitu Lebar. Ia Berfikir Keras. Rose? Nama Itu Cuma Ada Satu Di Sekolahnya. Tepatnya Di Kelas X Ipa 1. Hanya Rose Gadis Bule Yang Kalem Bermata Hijau Itu.

"Selamat Pagi" Sapa Chan Dengan Senyuman Yang Merekah. Bahkan Keluarganya Baru Melihat Lagi Senyuman Itu. Ia Duduk Di Samping Mervan, Mengambil Susu Di Meja Yang Sudah Di Sediakan Lalu Meminumnya.

"Kamu Rapih Banget, Mau Kemana?" Tanya Bram

"Ke Rumahnya Rose"

Sontak Saja Membuat Ketiga Orang Itu Membulatkan Matanya. Benarkah? Sepagi Ini? Sebelumnya Chan Tidak Pernah Pergi Pagi2 Di Hari Libur. Kecuali Ia Mau Joging Ataupun Menurutnya Penting.

Setelah Susunya Habis Di Minumnya. Chan Mengarahkan Pandangannya Pada Semua Orang. Ternyata Papah, Kakak & Adiknya Itu Tengah Menatapnya. "Kok Pada Ngeliatin? Pah, Mbak, Van. Dika Berangkat" Pamitnya, Jangan Lupakan Senyumnya Yang Sedari Tadi Tidak Pudar. Chan Mencium Punggung Tangan Bram & Thasa, Lalu Mengacak-Acak Gemas Pada Rambutnya Mervan.

Friendship 3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang