Chapter 23

19 8 0
                                    

Sore Ini, Di Perjalanan, Mobil Sedan Berwarna Hitam Di Isi Dengan Canda Tawa Dari Rose, Edwin, Bu Tania & Pak Supir. Chan? Dia Diam Saja. Hanya Menyimak Apa Yang Sedang Mereka Bicarakan.

Chan Mendengus Kesal Dalam Hatinya, Karna Rose Menghadap Ke Kiri Terus Menghadap Ke Arah Edwin. Ya, Karna Tiga Remaja Itu Duduk Di Belakang. Rose Berada Di Tengah Dua Kakak Kelasnya Itu. Chan Di Sebelah Kanan & Edwin Di Sebelah Kirinya.

"Pacar Lo Itu, Gue Atau Dia Sih?" Batin Chan Kesal Menghadap Ke Arah Jendela.

"Denger2, Kamu Pacaran Ya Sama Chan?" Tanya Bu Tania Pada Rose Di Sela Candaannya.

Chan Langsung Menoleh Ke Samping Kirinya. Rose Melirik Chan Lalu Melihat Bu Tania Lagi. "Iya, Bu"

"Menurut Ibu, Kamu Cocoknya Sama Edwin. Sama2 Murah Senyum"

Mendengar Itu, Edwin Langsung Sumringah. "Iya Donk Bu, Saya Ganteng, Rosenya Cantik. Perfect. Tapi Malah Jadiannya Sama Manusia Patung Itu" Sindirnya, Membuat Chan Mengepalkan Tangannya.

Chan & Edwin Sama2 Beradu Menatap Tajam. Seakan Ingin Berkelahi Sekarang Juga. Rose Melihat Ke Kiri & Kanannya. Kenapa Jadi Tegang Begini?

"Ibu Cuma Becanda Kok, Udah2 Jangan Tatap2an Kaya Gitu" Bu Tania Melerai Kedua Pria Yang Sedang Menatap Sengit.

"Ibunya Juga, Ngapain Sih Ngomong Kaya Gitu. Kak Chan Kan Jadi Marah" Rose Mengucapkannya Dalam Hati.

Mobil Hitam Itu Pun Akhirnya Terpakir Di Lapangan Sekolah, Yang Sudah Sepi Karna Waktu Menunjukan 15.50.

"Terima Kasih Untuk Kalian Bertiga, Tidak Sia2 Usahanya. Hasilnya Kalian Sama2 Meraih Juara Pertama"

"Sama2 Bu," Jawab Rose & Edwin. Chan? Dia Tidak Menjawab. Ia Masih Kesal Dengan Wanita Paruh Baya Di Depannya Itu.

"Chan? Kamu Masih Marah Sama Ibu Soal Tadi? Ibu Cuma Becanda Kok. Nanggepinnya Serius Amat" Celetuk Bu Tania.

"Iya," Balas Chan Dengan Cuek.

"Yaudah, Kalian Boleh Pulang. Nanti Hadiah Uang & Sertifikatnya Lusa"

"Oke, Bu" Jawab Edwin Berhormat Dengan Di Balas Senyuman Rose.

"Gue Juga Pamit, Dadah Bule Kalem" Edwin Tersenyum Lebar Ke Arah Rose & Melambaikan Tangannya.

Rose Membalasnya Dengan Senyum Tipis & Juga Melambaikan Tangannya.

Setelah Bu Tania & Edwin Pergi. Tinggallah Rose & Chan Di Lapangan. Rose Melihat Cowok Itu Yang Tidak Bergeming Sekali.

"Kak Chan--"

"Pulang" Ucap Chan Dingin.

Rose Menghela Nafas Pasrah, Karna Chan Mendahului Menuju Parkiran. Rose Mengekorinya Sampai Sejajar.

"Gak Usah Di Masukin Ke Hati Omongan Dari Bu Tania"

"Orang Udah Masuk, Gimana Donk?"

"Bu Tania Cuma Becanda, Kak"

"Gue Gak Percaya" Chan Menatap Rose Dengan Datar. "Gue Emang Pelit Senyum. Gak Cocok Sama Lo Yang Periang"

"Kak Chan Kok Ngomongnya Kaya Gitu. Namanya Juga Pendapat, Pasti Beda2, Kan?"

"Tapi Gue Gak Suka Pendapat Dari Bu Tania. Seakan Dia Gak--"

"Kak Chan?" Rose Menatap Serius Manik Kekasihnya Itu Dengan Intens. "Mau Orang Ngomong Apa Aja Gak Ada Hubungannya Sama Kita. Toh, Yang Ngejalanin Kan Kita Buka Mereka. Jangan Di Sangkut Pautkan"

Chan Menghela Nafas Panjang. Hatinya Mulai Hangat Lagi Mendengar Kebijakan Gadisnya. "Gue Juga Kesel Sama Lo"

"Kenapa?"

Friendship 3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang