Chapter 39

16 4 0
                                    

"Non!"

Panggilan Itu Membuat Riana Perlahan Membuka Mata Coklatnya. Dia Mengulet Sedikit Untuk Meregangkan Otot2nya.

"Kenapa, Bi?"

"Non Riana Di Panggil Sama Nyonya" Ucapnya Gemetar, Riana Di Situ Mengernyitkan Dahinya. Tidak Biasanya, Mamahnya Memanggilnya Menyuruh Orang Lain.

Riana Menganggukkan Kepalanya. Kaki Pendeknya Berjalan Menuruni Anak Tangga. Saat Sudah Berada Di Ruang Tamu. Gadis Blasteran China Itu Mendapati Kedua Orang Tuanya Yang Bersitegang.

"Kenapa Manggil Aku?" Riana Menguap Sembari Munutup Mulut Dengan Tangan Kanannya. "Masih Pagi Juga..."

"Iya. Papah Relain Nunda Meeting Karna Ingin Mendengar Jawaban Kamu" Ujar Thou Ming Se Ferzoniya. Yang Tak Lain Adalah Papah Kandung Riana.

"Jawaban Apa, Pah?"

Elyssya Selaku Mamahnya Mendekati. Riana Di Landa Gugup Pada Pagi Buta Ini. Elyssya Memperlihatkan Sebuah Benda Berwarna Putih Pada Anak Tunggalnya Itu. Mata Riana Menangkap Tidak Percaya. Bagaimana Bisa Mamahnya Tahu Mengenai Soal Itu?

"Mamah Nemuin Tashpach Ini Di Laci Meja Belajar Kamu" Ucapnya Yang Begitu Dingin.

"Mah..." Lirih Riana Dengan Suara Paraunya.

"KAMU HAMIL?"

Thou Ming Segera Berlari Ke Arah Istrinya Yang Sedang Marah Besar. Dia Mengelus Bahu Elyssya Agar Sedikit Memenangkannya.

"Jawab Mamah, Riana?"

Riana Tidak Bisa Membendung Bulir Air Matanya. Dia Sampai Sesegukan. "Mah... Aku Bisa Jelasin"

"Apanya Yang Harus Di Jelasin? Sudah Jelas Di Tashpach Ini Membuktikan Kalau Kamu Hamil..."

Plakkkkkk...
Tamparan Keras Melayang Di Pipi Kanan Riana Dari Elyssya. Semua Pembantu Dari Rumah Besar Itu Menganga Tidak Percaya. Elyssya Yang Sangat Menyayangi Putrinya Itu Menamparnya? Apakah Kesalahannya Sangat Fatal Sampai Tidak Bisa Di Urungkan Niat Amarahnya?

"ELYSSYA!" Teriakan Thou Ming Menggemakan Ruangan. "Kita Bisa Selesaikan Dengan Otak Yang Dingin. Bukan Pake Kekerasan Seperti Ini..."

"Inilah Yang Kamu Lakukan Pada Anakmu. Memanjakannya. Sampai Sudah Melunjak Seperti Inipun Kamu Tetap Membelanya" Tukas Elyssya.

Thou Ming Mengusap Wajahnya Dengan Gusar. Menatap Putrinya Dengan Tatapan Teduhnya. "Siapa Yang Sudah Menghamili Kamu?"

Riana Masih Sesegukan. Dia Tak Kuasa Melihat Semua Kenyataan Ini. Kenapa Begitu Menyakitkan? Tangannya Selalu Mengusap Pipinya Yang Basah, Tapi Tetap Saja Air Matanya Terus Keluar.

"JAWAB PERTANYAAN PAPAHMU, RIANA?" Teriak Elyssya Geram Karna Riana Tak Kunjung Menjawab.

"Elyssya Diam" Pria Paruh Baya Itu Memanggil Salah Satu Pembantu Untuk Menjauhkan Elyssya Dari Riana.

Seorang Pembantu Itu Membawa Elyssya Untuk Duduk Di Sofa Yang Empuk. Dia Menangis Histeris.

"Aku Benar-benar Ibu Yang Tidak Berguna. Aku- Aku Gagal Mendidik Anakku..." Ucap Elyssya Membuat Riana Nyeri Luar Biasa.

"Riana Sayang..." Thou Ming Memegang Pundak Gadis Itu Yang Tengah Gemetar. "Siapa Yang Sudah Melakukan Ini Sama Kamu? Ayo Bilang Sama Papah..."

Thou Ming Berusaha Menahan Rasa Sabarnya Karna Riana Masih Bungkam. Dia Berfikir Sejenak. Lalu Menatap Putrinya Lagi Dengan Lekat. "Sean. Ya... Pasti Pemuda Itu Kan Yang Menghamili Kamu? Dia Itu Kan Pacar Kamu?" Dia Melonggarkan Dasinya Karna Nafasnya Tiba2 Sesak.

Friendship 3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang