3R> Part 9

6 3 2
                                    

Warning! 17+

***
Hampir Satu Minggu Rose Bolak-balik Ke Rumah Sakit. Tepatnya Di Rumah Sakit Cahaya, Tempat Bekerjanya Mervan. Tak Banyak Yang Tahu, Tentang Keadaan Rose Saat Ini. Hanya Mervan, Gavin, Lisa, Natasha Dan Juga Allken. Netizen Pun Di Buat Bingung, Karna Gadis Bule Itu Tidak Menampakkan Wajahnya Di Layar Televisi Maupun Majalah. Satu Minggu Ini Juga Dia Break Menjadi Pramugari.

Para Awak Media Pun, Kini Sangat Susah Sekali Mencari Kabarnya Rose. Wartawan Itu Tidak Mau Menyerah, Mereka Menghampiri Bandara Untuk Mencari Tahu. Salah Satu Staff Mengatakan Kalau Rose Sedang Sibuk Di Luar Entertaint Maupun Pramugari. Maka Dari Itu Dia Break Sebentar Dari Kedua Profesinya Itu.

Ini Semua Ide Dari Rose Sendiri, Natasha Pun Ikut Mendukungnya Saja. Rose Tidak Mau Kalau Semua Orang Tahu Tentang Kondisinya Yang Tidak Baik-baik Saja. Dia Akan Risih Nantinya Jika Para Wartawan Itu Menanyakan Tentang Keberadaannya.

"Van? Sebenernya Aku Terkena Penyakit Apa Sih? Sampe Beberapakali Ke Sini Terus" Tanya Rose Di Balik Selang Infusnya. Ruangan VIP Tersebut Hanya Di Isi Sama Mervan, Gavin, Lisa, Natasha Dan Juga Allken.

Pria Paruh Baya Bermarga Ryder Itu Tersenyum Miris Menatap Putrinya. Tangannya Mengelus Lembut Rambut Pendek Sebahu Rose. "Kamu Gak Terkena Penyakit, Sayang. Kamu Hanya Kecapean"

"Bener Kata Daddy Kamu, Kalau Kamu Hanya Kecapean" Natasha Ikut Menimbrung.

"Kamu Harus Istirahat Total, Supaya Bisa Aktivitas Lagi Kaya Biasanya" Ucap Lisa Menahan Tangis, Agar Cairan Bening Itu Tidak Jatuh.

"Kok Mbak Lisa Nangis?"

"Enggak Ih, Cuma Kelilipan"

Semuanya Tertawa Sumbang Mendengarnya, Agar Suasana Awakward Tidak Datang.

"Rose? Daddy Pergi Dulu Ada Meeting Soalnya. Kamu Di Jagain Sama Mereka Yah?" Tanya Allken Langsung Di Angguki Lemah Dari Putri Tunggalnya Itu.

Setelah Allken Hilang Dari Balik Pintu, Rose Mengarahkan Pandangannya Pada Semua Orang Yang Kini Sedang Menatapnya. "Mbak Thasa? Mbak Lisa? Kak Gavin? Kalian Juga Boleh Pulang Kok"

"Gak. Bisa-bisa Mervan Modus Mulu Sama Kamu. Cari Kesempatan" Ketus Gavin Memandang Mervan Dengan Tatapan Sinisnya.

Mervan Yang Mendapatkan Tatapan Mengerikan Itu Hanya Menghela Nafas Panjang. "Apasih Bang? Seudzon Mulu Kalau Sama Saya"

"Aku Bakal Mukul Mervan Kalau Dia Modusin Aku. Ada Hal Yang Lebih Penting Dari Pada Kalian Di Sini, Aku Gak Papa Kok. Kan Katanya Aku Gak Punya Penyakit, Jadi Gak Usah Khawatir Donk"

Perkataan Rose Ada Benarnya Juga. Kalau Mereka Begitu Menonjolkan Rasa Khawatirnya, Bisa-bisa Rose Curiga Akan Penyakitnya.

"Yaudah Deh, Aku Sama Lisa Pergi Dulu. Jaga Baik-baik Rosenya Yah Mervan?" Sungut Natasha Pada Adiknya Yang Tak Lain Adalah Dokter Muda Yang Sangat Tampan Itu.

"Siap Mbak"

Ruangan Kini Hanya Terisi Dengan Dua Orang Yang Berbeda Gender. Ketika Mervan Mengelus Tangan Rose Yang Memucat, Gadis Bermata Hijau Cerah Itu Hanya Diam.

"Katanya Bakal Mukul, Kalau Aku Modus" Gurau Mervan Di Sambut Kekehan Kecil Dari Mulut Rose.

"Tangan Aku Lemes, Jadinya Gak Bisa Mukul"

Suara Lembutnya Mampu Membuat Mervan Nyaman Berada Di Sini. Dia Menatap Intens Pada Rose Seraya Selalu Mengelus Tangannya.

"Jangan Liatin Aku Kaya Gitu,"

"Kenapa?"

"Risih"

Mervan Malah Melebarkan Senyumnya Hingga Terlihat Deretan Gigi Putihnya. "Aku Lebih Leluasa Melihat Kecantikan Yang Terpancar Dari Wajah Kamu"

Friendship 3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang