Di butik, litha menutup butiknya sendiri, saat itu jungkook datang.
Jungkook=" kamu sendiri? Dimana karyawanmu?"
Litha=" mereka sudah pulang"
Jungkook=" kenapa baru tutup, udah terlalu malam"
Litha=" aku nggak sadar, aku sibuk menyelesaikan gaun pertunangan. Besok harus di kirim. Ini aja belum selesai"
Jungkook=" itu pasti karna kemaren kita berlibur. Maafkan aku"
Litha=" kenapa? Itu bukan kesalahan. Aku melihat senyum lebar di wajah jeon itu sangat menyenangkan"
Jungkook=" kamu benar, jeon sangat senang kemaren. Aku akan menemuinya"
Litha=" dia tidak di rumah. Dia pergi dgn kak yoongi dan kak catty ke rumah ayah"
Jungkook=" sayang sekali. Apa mereka akan menginap?"
Litha=" aku rasa tidak"
Jungkook=" baiklah aku akan menunggunya"
Litha=" tunggulah di rumah, makanlah, bibik ada di rumah. Aku masih harus menyelesaikan gaun ini"
Jungkook=" baiklah aku akan membantumu"
Litha=" memangnya kamu bisa? Ini pekerjaan wanita"
Jungkook=" kata siapa? Banyak juga desainer pria kan? Aku pasti bisa melakukannya"Litha dan jungkook menyelesaikan gaun pesanan teman litha berdua, mereka bersenang2 dan saling menggoda. Litha terus menertawakan jungkook karena tingkah dan ulahnya.
Tanpa sengaja, jungkook tertusuk jarum saat dia menjait manik2. Litha segera menarik tangan jungkook dan memeriksa luka nya.
Litha=" kenapa kamu begitu ceroboh. Ayo ke rumah, kita obati lukamu"
Jungkook=" ini cuma luka kecil"
Litha=" tapi kamu berdarah. Kamu tertusuk jarum. Itu bahaya. Di rumah ada obat tetanus, ayo minum obat itu dulu"Litha dan jungkook langsung ke dapur, litha mengambil dua kotak obat, yg botolnya sama persis, litha meninggalkan nya di depan jungkook, lalu dia mengambil air minum. Tanpa bertanya, jungkook langsung mengambil satu kapsul dari botol dan meminum nya. Saat litha datang, litha memarahi jungkook.
Litha=" kenapa kamu meminumnya?"
Jungkook=" bukankah ini obat tetanus?"
Litha=" yg satu nya bukan. Botol yg mana yg kamu minum? Botolnya sama. yg satu, obat tidur"
Jungkook=" benarkah? Pantas saja aku merasa mengantuk. Kenapa kamu mele..."
Jungkook mulai lemas dan tidak bisa melanjutkan kata2 nya. Litha segera memeluk jungkook yg hampir terjatuh.
Litha=" ayo ke kamar tamu, aduh kamu sangat berat. Kamu semakin ceroboh"Dengan susah payah akhirnya litha berhasil membuat jungkook berbaring di ranjang.
Litha=" kamu makin berat. Entah apa yg kamu makan selama ini"Litha mencopot kacamata jungkook dan dia memperhatikan mata jungkook yg terpejam, dia menyingkirkan rambut jungkook yg menutupi matanya.
Litha=" masih sama seperti dulu, wajahmu yg manis, aroma tubuhmu yg lembut. Aku tidak menyangka bisa sedekat ini lagi denganmu. Apa yg harus aku lakukan, aku begitu merindukanmu. Tapi aku tidak berdaya. Keadaanku tidak seperti dulu"Tiba tiba jungkook menarik badan litha dan memeluk litha erat2. Litha begitu terkejut karna jungkook membuatnya sangat dekat dengan wajahnya.
Litha=" jungkook, lepaskan aku. Jungkook, kookie"
Saat jungkook mendengar panggilan itu, jungkook semakin mendekatkan wajahnya pada litha, tetapi matanya tetap terpejam.
Jungkook mencium bibir litha. Litha hanya terdiam tapi hanya sekejap, jungkook terlelap dan pelukan nya tak lagi erat.
Litha segera bangun dan berlari keluar kamar. Litha langsung mengambil minum dan meminum banyak air putih. Dia masih terlihat syok dan langsung pergi ke butik lagi, untuk menyelesaikan gaun pesanan temannya itu. Kemudian ponsel litha berdering. Dia mengangkat panggilan telefon dari yoongi.
Litha=" iya kak"
Yoongi=" sepertinya malam ini kami akan menginap"
Litha=" kenapa? Apa terjadi sesuatu?"
Yoongi=" tidak, jeon sudah tidur, dia pasti nggak nyaman kalo harus pulang. Dia nyaman tidur bersama kakeknya"
Litha=" oo begitu ya. Baiklah"Namjoon dan alina makan malam bersama,
Alina=" sayang, kamu sudah menyiapkan pernikahan kita?"
Namjoon=" belum"
Alina=" kok belum. Kan banyak yg harus di siapkan"
Namjoon=" masih satu bulan lagi. Apa yg harus dipersiapkan?"
Alina=" kamu ini. Kita kan harus membuat gaun pernikahan kita"
Namjoon=" ah itu gampang, litha bisa menyelesaikan hal itu, hanya dalam 1 minggu. Tenang saja"
Alina=" terus undangannya?"
Namjoon=" kita menikah dgn sederhana aja yah. Sebenarnya aku tidak suka terlalu ramai. Adikku baru menikah 3 bulan lalu. Kalo terlalu meriah, itu membuatku lelah"
Alina=" terserah kamu saja, kamu sepertinya tidak terlalu peduli dgn pernikahan kita"
Alina pergi, meninggalkan namjoon, namjoon terus memanggil alina, tapi dia tetap berjalan menjauh.Sisy menunggu jin pulang dari studio, saat jin pulang sisy langsung menghampiri nya.
Sisy=" bagaimana di studio?"
Jin=" biasa saja"
Sisy=" kamu sudah makan? Ayo kita makan.."
Jin=" aku lelah aku mau tidur"
Sisy=" tunggu"Jin berhenti dan menolek ke arah Sisy.
Sisy=" ini sudah cukup. Aku tidak tahan lagi"
Jin dan Sisy saling berhadapan.
Sisy=" kamu masih marah padaku? Sampai kapan? Sampai aku mengakui cintaku pada namjoon? Baiklah. Sekarang aku akui, aku sangat mencintai namjoon"
Jin=" hm baiklah"
Sisy=" apa kamu tau betapa beratnya ini bagiku? Selama hampir 3 tahun aku mencoba melupakan namjoon, aku mengisi hariku dgn cintamu, berharap cintamu bisa membuatku melupakan namjoon. setelah kita mempunyai so hyun, hanya ada namamu di hatiku. Tapi justru kamu memaksaku mengakui masalaluku. Kamu tidak tau betapa beratnya itu. Aku tidak menyukai ini, kamu terus mengacuhkanku"Sisy menangis tersedu2. Jin melihat sisy menangis dan akhir nya dia menghampiri sisy dan memeluknya.
Sisy=" harus berapa kali aku katakan. Namjoon hanya masalaluku. Kaulah masa depanku, kaulah yg membuatku bahagia. Jangan acuhkan aku lagi"
Jin=" baiklah maafkan aku, maafkan aku"
Jin mengusap air mata Sisy dan mencium kening Sisy.Jungkook bangun di pagi hari, dia melihat ke sekeliling. Dan teringat kejadian tadi malam, saat dia meminum obat tidur, jungkook bangun dan mencari litha. Litha tidak ada dikamar, jadi jungkook masuk ke butik, dia melihat litha yg tertidur sambil duduk di depan mesin jait. Jungkook langsung menghampiri litha.
Jungkook=" litha, tidurlah di kamarmu, berbaringlah, badanmu akan sakit nanti"Saat litha mendengar suara jungkook, litha hanya menggeliatkan badannya dan dia hampir jatuh jadi jungkook langsung menangkap badan litha. Jungkook menggendong litha dan membaringkannya di sofa. Saat dia menoleh ke arah pintu belakang, jungkook melihat dua karyawan litha yg sedang memperhatikan jungkook dan litha.
Jungkook=" hm kalian disini? Hm litha tidur di depan mesin jait, bukankah badannya akan sakit nanti"
Rara dan fani hanya melongo melihat jungkook.
Jungkook=" dia kecapean. Biarkan dia tidur sebentar lagi"
Jungkook pergi meninggalkan butik.
Rara=" Yang jungkook lebih tampan saat dekat. Aaa aku sangat menyuakainya. Kenapa aku tidak meminta fotonya tadi. Ah aku begitu bodoh"
Fani=" kamu sibuk melongo. Aduh nona litha, kamu sangat beruntung. Dia begitu menyukaimu"
Rara=" seandainya aku jadi nona, aku tidak akan melepaskan jungkook"
Fani=" tapikan yang jungkook masih berpacaran dgn kaka nya nona litha. Disainer gia. Dia sangat cantik dan terkenal"
Rara=" nona litha juga tidak kalah cantiknya, aku dapat gosip, nona litha dan yang jungkook pernah berpacaran sebelum yang jungkook debut"
Fani=" benarkah? Wah mereka begitu rumit"
Rara=" setelah ayah nya jeon pergi, aku harap yang jungkook bisa bersama lagi dengan nona litha. Kasian dia"
Fani=" udah, ayolah kita bekerja"Yoongi, catty dan jeon pulang ke rumah dan melihat jungkook yg sedang memasak.
Yoongi=" kookie apa yg kamu lakukan?"
Jungkook=" jangan panggil aku dgn nama itu. aku sedang memasak. Keliatannya gimana?"
catty=" kamu datang sepagi ini?"
Jungkook=" aku menginap. Gara2 salah minum obat. Aku meminum obat tidur litha"
Catty dan yoongi tertawa.
Jungkook=" diamlah. Jeon mau makan omlate? Uncle sangat pandai membuat omlate lho"
Jeon=" oke uncle"
Yoongi=" dimana litha?"
Jungkook=" dia bekerja di butik semalaman. Kalian makanlah. Semuanya udah di meja makan. Aku mau mengantar makanan untuk litha. Jeon makan yg banyak ya"
Catty=" fithing"
Jungkook=" apa?"
Yoongi=" Semoga kamu berhasil mendapatkan hati setelah memberikan hati"Jungkook hanya tersenyum dan pergi ke butik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [END]
Fanfictionbts love story, Menceritakan persahabatan yg harus di uji oleh kisah cinta yg rumit, mereka harus menjalani takdir mereka. menerima takdir mereka yg tak di sangka sangka. Tawa, air mata, menghiasi perjalanan takdir mereka.