PART 25 : GUNDAH

12.8K 2.3K 441
                                    

                Heloooooo i'm back!

                Heloooooo i'm back!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seharusnya pemandangan itu tidak mengusik hati Late. Namun entah sebab apa, secuil perasaan iri seolah menyusup ke dadanya.

Kenapa Vanila sama Mama Brilian akrab banget? Udah kayak ibu dan anak aja.

Kalo liat beginian, gue jadi percaya Si cewek ninja sama Brilian udah sahabatan sejak lama.

"Lah? Elo, Lat?"

Suara yang tiba-tiba menyapanya itu, membuat Late terjingkat dari kursinya.

"Eh, Bang Key?" Merasa sedikit canggung, Late menggaruk-garuk tengkuknya.

"Lo yang nganterin Vanila ke sini?" tanya Key to the point. "Atau, dia kecelakaan bareng Brilian? Nggak, kan?"

Karena didesak tiba-tiba begitu, Late jadi gemetaran. "Eng..enggak, Bang. Ta..di gue ketemu Vanila di jalan sendirian. Terus dia minta gue anterin ke rumah sakit ini."

Key mendesah panjang. Bukannya langsung menemui adiknya, ia malah terduduk di samping Late. Melamun sejenak sembari mendinginkan isi kepalanya.

"Harusnya gue sadar, mereka emang nggak bisa dipisahin." Key tampak menyesal dengan keputusannya saat meminta Brilian menjauhi adiknya.

"Gue terlalu keras sama mereka."

Late terdiam, menyimak setiap kalimat yang terlontar dari Heksa.

"Liat Vanila sesenggukan gitu, bikin gue jadi nggak tega. Ah, shit! Kenapa akhirnya malah kayak gini, sih?"

Tanpa sadar, Key berkeluh kesah ke Late yang hanya termenung mendengar ceritanya.

"Lo tahu sesuatu, kan?" Mendadak, Key menembak pertanyaan yang tak terduga, di luar topik pembicaraannya tadi. "Kenapa lo diem aja? Kenapa lo nggak coba cari tahu? Tanya gue atau Vanila langsung? Nggak penasaran?"

Glek.

Late menggaruk-garuk pahanya yang tidak gatal. Kalau sedang gugup, bagian-bagian tertentu dari badannya seperti sedang dikerumuni semut.

Gatal dimana-mana.

Setelah menarik napas panjang dan melirik Key, cowok itu akhirnya berterus terang. "Tadi Vanila bilang, kecelakaan ini gara-gara dia, Bang."

Sebelum melanjutkan, Late menoleh ke arah Key. Memastikan jika kakak Vanila itu tidak tampak gusar mendengar kejujurannya.

"Dan anehnya... ini kesekian kalinya Vanila nyalahin dirinya sendiri, tiap ada orang terdekatnya yang kena musibah."

Late menarik napas panjang, memberanikan diri. "Jujur, gue sebenernya bingung banget. Gue mulai nebak-nebak, tapi gue nggak pernah tanya langsung ke Vanila."

VaniLate (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang