PART 34 : TERARAH

11K 2K 310
                                    

Now playing :
Perfect ~ Ed Sheeran

Well I found a girl beautiful and sweet
I never knew you were the someone waiting for me

'Cause we were just kids when we fell in love
Not knowing what it was
I will not give you up this time

'Cause we were just kids when we fell in loveNot knowing what it wasI will not give you up this time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***
Tak siap ditembak pertanyaan seperti itu, Vanila seketika bungkam.

"Nggak bisa? Atau nggak tahu mau ngomong apa?" tebak Late. Senyum sinisnya terulas.

"Emm..." Vanila meremas-remas jari tangannya. Kesal sendiri, kenapa otaknya mendadak buntu?

Sebenarnya jawaban dari pertanyaan Late tentu sudah menempel di kepalanya. Namun untuk diutarakan rasanya sulit sekali.

"Soalnya Anjani itu youtuber alay!" tukas Vanila tiba-tiba, akhirnya memberi jawaban yang berbeda dengan isi hatinya. "Anjani sama alaynya kayak lo!"

Late menarik napas panjang. Tangannya dimasukkan ke dalam saku. Kali ini Vanila tak boleh lolos. Ia akan terus memojokkan gadis itu, sampai nantinya mendapat jawaban yang ia mau.

"Bukan itu jawaban yang gue mau..." jeda sejenak, Late menatapnya lekat-lekat, "dan bukan juga jawaban yang lo mau, kan?"

Bumi seolah mengerucut. Pasokan oksigen di dada Vanila semakin menipis. Telinganya mendadak menuli. Seakan-akan tak ada lagi yang bisa ia dengar, kecuali suara degup jantungnya sendiri.

"Van!"

Suara Brilian memecah keheningan di antara dua pasang mata yang saling beradu tatap itu.

Setengah hati Vanila melirik Brilian melalui celah pintu kamarnya yang terbuka. Sorot matanya seperti tak rela lepas dari sosok Late yang masih terpaku di depannya.

"See? Selamanya gue tetep bakal jadi orang asing buat lo Van," ucap Late sendu, iba pada nasibnya sendiri.

Namun tak lama setelahnya, ia tersenyum sinis.

"Dan status lo?" tanya Late. Telunjuknya teracung ke wajah Vanila yang pias. "Selamanya lo tetep jadi sahabatnya Brilian," ia mendekat lalu mendesis tepat di telinga Vanila, "nggak lebih."

Urat leher Vanila mengencang. Tangannya terkepal di samping badan. Mungkin benar apa kata orang-orang, kenyataan akan lebih terasa menyakitkan ketika kita mendengarnya dari orang lain.

VaniLate (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang