Mungkin tak lagi ada harapan. Atau bahkan aku sudah kehilangan kesempatan. Tapi selama pintu hatinya belum tertutup, aku yakin masih ada celah untuk menyusup.
***
Di tempat duduknya, sepasang alis Vanila bertaut. Ragu bercampur bingung.
"Pacar?" Diulang ucapan Anjani dengan wajah sangsi. "Masa, sih?" tanya Vanila mencoba santai.
"Nggak percaya? Coba lo tanya Late aja," tukas Anjani sembari menoleh ke belakang. "Lat, sini deh."
Late mendesah pelan. Drama apalagi ini? Jadi youtuber memang harus siap kalau ada situasi-situasi semacam ini.
Drama dadakan, gimmick, kena prank, tak terhitung berapa kali Late juga menjadi korban keisengan youtuber lain."Masa dia nggak percaya kalo kita pacaran, Lat?" Anjani memberi kode pada Late yang sudah berdiri di sampingnya.
"Dia bukannya nggak percaya, tapi lebih ke jealous kayaknya, Jan." Meski dramanya tanpa skenario, Late langsung lihai bermain peran.
Vanila tak berminat masuk ke drama dua youtuber gila itu. Namun karena terus diusik, ia akhirnya tidak bisa tinggal diam.
"Gue pinjem hp lo, Lat." Vanila menengadahkan tangannya.
"Ha?" Late melongo sesaat. Walau awalnya ragu, ia tetap menyerahkan ponselnya ke Vanila.
"Mau buat apa?" tanya Late, setelah menekan beberapa digit angka untuk membuka password ponselnya.
Cepat-cepat Vanila menyambar ponsel Late, diutak-atik sebentar lalu mendongak dengan wajah sengak. Diarahkan kamera ponsel Late ke arah dua youtuber di depannya.
Cekrek
"Heh, lo ngapain!" Bola mata Anjani melebar. Bahunya menegang.
"Abis ini gue post di sosmednya si Lalat," kata Vanila santai sembari menekan-nekan ponsel Late. Mencari letak ikon Instagram atau sosmed lainnya. "Nah, ini dia!"
"Eits!" Late menyambarnya cepat. "Nggak usah macem-macem."
"Kalo kalian emang pacaran, kenapa nggak berani publish di sosmed?" Vanila menatap keduanya bergantian, meminta penjelasan.
"Drama kayak gini nggak mempan buat gue. Lagian ya, mau kalian beneran pacaran atau nggak, itu bukan urusan gue."
Sebelum beranjak dari sana, Vanila menepuk-nepuk pundak Anjani. Sedangkan ponsel Late diletakkan begitu saja di atas meja. Baru selangkah Vanila menjauh, tiba-tiba ia balik lagi ke mejanya.
"Biar nggak kepisah, tolong simpenin sekalian," kata Vanila sembari meletakkan minuman kemasannya ke tangan Late.
Anjani tersenyum penuh arti. Walau dramanya gagal, tapi sepertinya tujuan awalnya untuk membantu Late tidak sepenuhnya gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
VaniLate (SELESAI)
Novela JuvenilKisah lain di SMA Rising Dream Apa pun yang keluar dari mulut Vanila ketika marah, bukan hanya sekedar sumpah serapah, tapi secara ajaib akan menjelma menjadi sebuah musibah. Bukan cuma membuat apes korbannya, bahkan beberapa orang terdekatnya pun c...