Chapter 7

13.8K 1.5K 210
                                    

Y/n jadi tidak fokus pada pelajaran akibat teringat ucapan Jisung yang kemarin. Apa benar Jisung akan kena skors?

Di tengah-tengah ketidakfokusannya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kelas. Membuat semua yang ada disana jadi menoleh, termasuk Y/n.

"Maaf bu, mau ke Y/n. Ada om nya datang." Kata Bu Hana, guru BK.

Bu Irene mengangguk dan mempersilakan Y/n untuk keluar.

Y/n keluar kelas saja meski bingung. Om siapa? Yang mana? Begitu batinnya.

Ketika di luar kelas, Y/n menghampiri lelaki yang tengah membelakanginya. Dan ternyata itu adalah Jisung. Ia memakai jaket kulit, celana bahan, kumis palsu, dan kacamata kotak.

"Ji...."

Jisung tersenyum, "Ayo Y/n, bukannya sekarang harus ketemu sama mama kamu? Om jauh-jauh dateng kesini karena di suruh sama mama kamu buat jemput kamu."

Y/n menahan napas. What the hell?

"Y/n, ambil tas nya. Ibu udah kasih izin kok. Kamu bisa pulang." Kata Bu Hana.

"A-ah, iya bu."

Y/n segera masuk ke dalam kelas. Merapikan buku-bukunya. Lalu pamit kepada Bu Irene sambil menggendong tasnya. Ia juga pamit ke Bu Hana. Setelah itu ia dan Jisung pun pergi.





-----





Di parkiran tidak ada siapa-siapa. Kosong. Sepi. Kesempatan Y/n untuk memarahi Jisung.

Ia langsung menarik dengan kasar kumis palsu yang Jisung pakai, buat Jisung meringis.

"Aduh!"

"Kamu apa-apaan sih pake nyamar segala?!" Tanya Y/n galak.

Jisung nyengir, "Kan aku mau nyulik kamu, sayang."

Y/n menatap kesal, lalu menjitak kepala Jisung. "Kenapa?! Kamu bolos?!"

Bukannya menjawab, Jisung malah mengeluarkan kertas dari sakunya. Diberikan ke Y/n yang langsung diterima oleh Y/n nya.

Saat dibuka, Y/n membulatkan matanya kaget. Kertas itu adalah surat dari sekolah yang memberitahukan bahwa Jisung kena skors selama seminggu.

"Kamu beneran di skors?!" Pekik Y/n.

"Iya. Kan aku udah bilang kalau aku bakalan di skors. Tadi juga orang tuanya Changbin dateng dan marah-marahin aku."

"Terus?!"

"Terus aku jawab gini, "Jangan salahin saya, anak ibu yang salah. Masa cari gara-gara sama Park Jisung? Emangnya saya ini bisa di kalahkan? Emang bener-bener gak punya otak tuh si Changbin.". Eh aku malah di gampar. Liat nih pipi aku sampe merah." Jelas Jisung sambil menunjukkan pipinya yang memang sedikit memerah.

"Kamu yang gak punya otak! Pantes aja di gampar!" Setelahnya, Y/n buang napas. Ia tak habis pikir dengan Jisung. Apa sih yang ada di dalam otak Jisung sampai berani berbuat begitu?

"Kok kamu jadi nyalahin aku sih? Kan dia yang salah."

"Au ah. Gak paham gue sama jalan pikiran lo yang gila itu."








-----








Jisung membawa Y/n ke pinggir sungai besar, tempat favoritnya.

Disini tidak ada siapa-siapa. Benar-benar sepi. Dan hanya ada mereka berdua.

Keduanya duduk di rerumputan samping pohon. Menatap langit yang begitu cerah. Angin berhembus dengan lembut, menerbangkan rambut Y/n.

Rambut Jisung pun ikut di terbangkan oleh angin, namun akhirnya malah menjadi berantakan. Bukan terlihat jelek, justru jika Jisung rambutnya sedang berantakan begini akan membuatnya semakin terlihat tampan.

Disini juga suasananya tenang. Hanya ada suara kicauan burung dan air yang mengalir.

"Aku pernah bilang kalau aku mau jadi elang 'kan?" Kata Jisung yang diangguki oleh Y/n.

"Tapi sekarang aku mau jadi langit." Katanya lagi.

"Kenapa?"

"Em..." Jisung menggumam, lalu merebahkan tubuhnya menatap langit. "Aku mau bisa liat Y/n tiap hari."

Y/n menghela napas dan ikut merebahkan tubuhnya di samping Jisung.

"Kamu 'kan bisa liat aku tiap hari." Ujar Y/n sambil menatap langit.

"Em-hem," Angguk Jisung. "Aku tau. Tapi.... langit itu ada di atas. Susah di gapai, tapi bisa diliat kapanpun dan bisa liat siapapun. Aku pingin kayak gitu."

Ucapan Jisung membuat Y/n bungkam. Atensinya teralih ke Jisung. Dan Jisung juga ikut mengalihkan atensinya ke Y/n.

Perlahan, tangannya bergeser untuk menggenggam tangan Y/n. Ia tersenyum manis menatapnya.

Disaat seperti ini, Y/n merona. Jisung yang tersenyum manis, Jisung yang menatapnya dengan lembut, membuatnya benar-benar terpesona.

"Aku mau terus sama Y/n. Aku mau membangun rumah tangga cuma sama Y/n, bukan sama yang lain. Dan aku mau ngabisin hidup aku bareng Y/n sampe tua nanti." Jisung berucap tulus.

Kemudian ia mengangkat tangannya yang tengah menggenggam tangan Y/n. Di dekatkan ke bibir dan mencium lembut punggung tangan Y/n.

Cup.

"Stay with me, my girl." Ujarnya.




















TBC

Chapter ini (pas scene di sungai) terinspirasi dari film Jepang yang judulnya Sky of Love. Jadi yaa gitu, hehe ...

Say hi doloo sama kembaran :)

Lutchuu banget ih Beomgyu 😍😍😘😘🤗🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lutchuu banget ih Beomgyu 😍😍😘😘🤗🤗

Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang