Jeongin membawa Y/n ke rooftop rumah sakit. Diajak begitu nurut aja Y/n mah, percaya banget sama sahabatnya yang satu ini. Soalnya emang selama kenal Jeongin, Y/n gak pernah nemuin hal aneh dari cowok manis itu. Gak ada yang bikin curiga, ya normal-normal aja.
Disini sepi, cuma ada mereka berdua.
"Lo ngapain sih bawa gue kesini?" Tanya Y/n.
Jeongin melepaskan tangannya dari tangan Y/n, lalu berdiri menghadap area luar rumah sakit, tepat di depan pagar pembatas.
Kedua lengan di simpan di atas pagar itu. Mata memandang pasien-pasien yang berlalu lalang dibantu para suster, juga beberapa orang yang tampak sibuk dengan urusan mereka.
"Ada beberapa hal yang lo gak tau tentang gue." Ujar Jeongin yang tentunya membuat kening Y/n mengerut bingung.
"Maksudnya?"
"Em..." Jeongin bergumam sejenak, "Gue merahasiakan sesuatu yang mungkin aja gak seharusnya gue sembunyiin dari lo."
"Tunggu deh, omongan lo belibet banget. Coba ngomong yang jelas. Lo punya rahasia?"
Anggukkan kepala Jeongin berikan sebagai jawaban.
"Terus apa? Rahasia itu berhubungan dengan gue kah makanya gue berhak tau tapi malah lo sembunyiin?" Tanya Y/n lagi.
"Iya."
"Yaudah, kasih tau aja apa rahasianya. Kok dibikin ribet?"
"Kalau bisa, bakal gue kasih tau dari dulu."
Kepala Y/n dimiringkan sambil kembali mengerutkan kening. Sementara itu, Jeongin membalikkan badannya dan sedikit mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Y/n.
Y/n sendiri agak terkejut atas sikap Jeongin. Ia sedikit mundur biar jaraknya dengan Jeongin tidak terlalu dekat walau nyatanya jarak mereka masih terbilang dekat.
"Lo percaya 'kan sama gue?"
Pertanyaan Jeongin berhasil membuat Y/n semakin bingung. Karena sekarang rasanya Jeongin itu penuh dengan teka-teki yang tidak Y/n pahami.
Jeongin agak memiringkan kepalanya, "Iya 'kan?"
"Err... Lo ngapain sih nanya gituan?"
"Jawab aja, iya apa enggak?"
Y/n mendorong pelan bahu Jeongin sampai tubuh lelaki itu kembali tegak.
"Kalau gue gak percaya, gue gak akan mau ikut lo kesini." Ujarnya.
Senyum Jeongin terulas manis, "Seneng dengernya. Sekarang, jangan tanya rahasia apa yang gue sembunyiin. Kasih gue waktu, dan ketika hari itu tiba, gue sendiri yang bakal kasih tau lo. Deal?"
"Hm~" Y/n manyun manja, "Tapi gue kepo~"
"Sabar aja, biarin gue lakuin sesuatu yang seharusnya gue lakuin sebagai seorang cowok."
"Ha? Gimana gimana? Sebagai seorang cowok?"
Lagi-lagi Jeongin mengulas senyum. Dan tanpa mengatakan apapun, ia langsung menarik Y/n ke dalam pelukannya.
Satu tangan melingkar dipinggang Y/n, tangan lainnya mengusap pelan kepala Y/n bagian belakang.
"Jeo-Jeongin, kok....?"
Tentu saja Y/n kaget. Karena tidak biasanya Jeongin bersikap seperti ini. Apalagi sampai memeluk. Hm... Kalau Jisung lihat bisa habis nih si Jeongin.
Y/n hendak melepaskan pelukan Jeongin dengan cara mendorong bahunya. Tapi, baru saja ia menyentuh bahu Jeongin, Jeongin sudah lebih dulu berkata,
"Jangan lepasin pelukan gue, Y/n. Karena kalau lo ngelakuin itu, lo bakal hancurin rencana gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]
FanfictionJudul awal : Polos Tapi Sadis [JANGAN BACA SAMBIL MASKERAN] Bosen sama ff yang nyeritain Jisung kek bayi? Makanya sini mampir. Dijamin ketagihan. Kenapa? Kan author nya saiaaa hehe... Ke Y/n : "Hai sayang~ Kita cari makan yuk? Laper nih." - Jisung ...