Up lagi nih, seneng tydacq?
-----
"Haeun, lo ngapain kesini?" Tanya Y/n setelah ia dan Doyoung berada tepat dihadapan Jisung.
"Loh? Kenapa emangnya? Jenguk pacar sendiri gak masalah 'kan?"
"Hah? P-Pacar?"
"Iya. Lo lupa ya? Gue sama Jisung 'kan emang pacaran. Cuma lo nya aja yang suka ganggu hubungan kita."
Mata Y/n membulat kaget. Ia menahan napas sejenak sebelum kembali bersuara.
"Drama apa lagi yang mau lo mainin? Masih belum puas sama kejadian di gedung kosong waktu itu?"
Kening Jisung mengerut bingung, "Hah? Kejadian apa?"
"Itu loh kejadian yang—"
Cepat-cepat Haeun memotong, "Kejadian yang waktu dia pura-pura nekat mau bunuh diri. Katanya kalau kamu gak mau putusin aku, dia bakal loncat dari atas gedung."
"Ha????" Y/n cengo. Perasaan kejadiannya bukan......
Alis Jisung terangkat satu saat menatap Y/n. Sepertinya..... Jisung telah terhasut oleh alibinya Haeun.
"Eh! Jangan ngadi-ngadi lu ye! Mana pernah gue ngelakuin itu." Kesal Y/n.
"Jujur aja kali. Gue masih inget kok kejadiannya."
Haeun melipat tangan depan dada, lalu melanjutkan, "Lo jangan mentang-mentang Jisung lagi amnesia, terus lo bisa ngarang cerita yang enggak-enggak."
"Kebalik, dodol! Lo yang ngarang cerita! Gila aja gue nekat bunuh diri. Dan apa tadi? Lo sama Jisung pacaran? Sejak kapan? Jangan halu deh." Setelahnya, mata Y/n berotasi malas.
Bibir Haeun merengut, kemudian memeluk leher Jisung. "Tuh 'kan. Apa aku bilang. Dia emang suka sirik sama hubungan kita. Aku gak bohong 'kan? Omongan aku terbukti benar."
Y/n menggeram. Ia melepaskan tangannya dari lengan Doyoung. Kedua tangan mengepal kuat. Hendak menjambak Haeun, namun buru-buru Doyoung tahan.
"Kak, lepasin gue ih! Dia itu udah keterlaluan!" Y/n berujar kesal.
Doyoung menggeleng pelan, lalu berbisik. "Ini di rumah sakit, jangan buat keributan. Kalau mau jambak-jambakan, nanti aja di luar. Oke?"
Y/n terdiam dengan bibir yang merengut, "Kesel banget."
Doyoung tersenyum manis sambil mengacak pelan pucuk kepala Y/n, "Iya, sabar ya. Ngadepin orang gila kek gitu emang harus banyak sabar. Maklum aja, keterbelakangan mental 'kan emang gitu."
Jisung mendelik malas, sementara Haeun mulai tersulut emosinya. Ia melepaskan pelukan pada leher Jisung, dan menatap Doyoung dengan sengit.
"Hah? Keterbelakangan mental?! Heh! Enak aja lo ngatain gue idiot!"
"Loh? Kesindir ya mbak? Ck ck ck..." Doyoung menggeleng miris, "Gak heran sih. Soalnya rata-rata pasien di RSJ emang gini. Jangan-jangan.... baru keluar dari RSJ? Kalau iya, bahaya nih. Bisa tiba-tiba ngamuk ntar."
Haeun makin tersulut. Matanya membulat kaget, geraman terdengar.
Di samping itu, Doyoung mengubah posisi tangannya menjadi merangkul pundak Y/n, buat Jisung semakin merasa sebal.
"Jisung, jangan deket-deket sama dia. Gak baik loh orang yang lagi sakit deketan sama orang gila.
Kalau gue jadi lo, bakalan gue usir dah tu cewek. Lagian, di kondisi lo yang sekarang ini, yang lagi amnesia, gampang banget buat di tipu. Siapa aja bisa bilang yang enggak-enggak, semisal 'gue itu pacar lo'." Ujar Doyoung panjang lebar kali tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]
FanfictionJudul awal : Polos Tapi Sadis [JANGAN BACA SAMBIL MASKERAN] Bosen sama ff yang nyeritain Jisung kek bayi? Makanya sini mampir. Dijamin ketagihan. Kenapa? Kan author nya saiaaa hehe... Ke Y/n : "Hai sayang~ Kita cari makan yuk? Laper nih." - Jisung ...