Chapter 14

10.1K 1.4K 119
                                    

Update lagi yaa^_^


-----


Y/n dan Jisung berjalan keluar dari gedung apartemen. Jisung tidak bawa motor karena Y/n yang melarangnya. Katanya, "Sung, kita ini mau jalan-jalan, bukan mau motor-motoran. Ngapain bawa motor segala? Mending naik bus." Jadi... ya Jisung menurut saja walau ia tidak biasa naik angkutan umum begitu.

Demi Y/n, Jisung mau naik bus. Inikah yang dinamakan bucin?

Di bus, Y/n dan Jisung duduk berdampingan dengan posisi Y/n yang duduk dekat jendela.

Hm.... Sejak Y/n kenal Jisung, Y/n jadi tidak pernah lagi naik bus. Kemana-mana selalu Jisung yang antar, pakai motor.

Emh... Jisung punya mobil, tapi jarang dipakai. Katanya membosankan. Belum lagi susah memarkirkannya. Jadi ia selalu pakai motor, biar simple.

Tujuan mereka adalah jalanan di pinggir kota. Disana banyak orang yang lalu lalang. Ada juga beberapa kafe kecil yang berjajar sekitaran sana. Ah pokoknya ramai.

Setelah sampai, mereka turun. Berdiri di depan zebra cross untuk menyebrang. Tapi lampu rambu-rambu itu masih berwarna merah, membuat orang-orang yang ingin menyebrang harus bersabar menunggu lampu berubah jadi hijau.

Btw, setau aku di luar negeri tuh gitu sih. Ada lampu rambu-rambunya. Di rambu itu juga ada gambar orang yang lagi jalan. Kalau hijau, boleh nyebrang. Tapi gatau juga bener apa salah :v Atau terbalik?

Selagi menunggu lampu hijau menyala, Jisung menyematkan jari-jarinya di sela-sela jari tangan Y/n. Semacam.... ambil kesempatan dalam kesempitan.

Tapi kemudian.... Y/n merasakan ada yang mencolek bokongnya. Tentu saja kaget. Ia menoleh ke samping dan mendapati om-om mesum tengah tersenyum genit ke arahnya.

Awalnya, Y/n hanya me-rolling eyes, tidak mempedulikannya. Sebab disampingnya ada Jisung, bisa bahaya 'kan?

Eh tapi om-om itu tetap nakal. Bahkan kali ini tangannya berani meremas bokongnya yang buat Y/n jadi geram, sangat geram.

"Cih," decih Y/n pelan, lalu melepaskan tautan tangan Jisung dan menampar keras om-om itu sampai atensi orang-orang teralihkan, termasuk Jisung.

"OM JANGAN KURANG AJAR YA SAMA SAYA!!" Kesal Y/n.

Jisung menggeram, "Kamu diapain?" Tanyanya.

"Dia nyolek-nyolek pantat aku! Dia juga ngeremas pantat aku barusan!" Jawab Y/n yang masih dalam keadaan kesal. Ia tidak peduli lagi sekarang, om-om goblok ini memang harus dikasih pelajaran.

Dari situ, Jisung tau apa yang terjadi. Makanya ia langsung menarik kerah baju om-om itu dan menatapnya tajam.

"Hey! Om jangan genit ya sama pacar saya! Ntar tangan om saya patahin baru tau rasa!" Setelah itu, Jisung mendorong kasar om-om itu.

"Jangan sok ya kamu! Kamu itu masih bocah!" Kata om-om itu.

"Maaf ya! Saya udah 18 tahun! Udah punya KTP! Jangan mentang-mentang om lebih tua, om bisa seenaknya sama saya! Emangnya saya takut sama om?!"

"Berisik kamu!" Setelahnya, om-om itu melayangkan tinjunya ke wajah Jisung, membuat Y/n dan orang-orang yang melihatnya jadi berteriak kaget.

Hm.... Dia gak tau siapa Jisung👀

Jisung menangkis tangan om-om itu dan balik menghajarnya sampai tersungkur. Tak hanya itu, Jisung juga terus meninju wajah om-om itu, tidak memberi ampun walaupun om-om nya sudah kelihatan tak berdaya.

Y/n maju, menahan tangan Jisung. Bagaimanapun, ia harus menghentikan Jisung sekarang. Karena Jisung sudah keterlaluan.

"Jisung! Jisung stop! Jisung!"

Jisung tak mendengar, yang ada Y/n malah terdorong ke belakang dan hampir jatuh jika seseorang tak menangkapnya.

"Siapapun tolong hentiin Jisung!" Pinta Y/n yang sudah sangat khawatir.

Beberapa lelaki maju, menahan Jisung dan membawanya untuk menjauh. Tiga orang cukup sepertinya.

Om-om itu masih tergeletak, semakin terlihat tak berdaya. Darah keluar dari hidung, sudut bibir, dan pelipis. Uh ngeri.

"Brutal banget, bung." Kata lelaki yang sedang menahan bahu Jisung dari depan.

Y/n membuang napas sambil memegangi keningnya. Ini di tempat umum, dan Jisung masih bisa lepas kontrol. Begitu batinnya.

"Gue liat, om-om itu emang kurang ajar sama cewek ini. Dia terus-terusan noel-noel pantatnya walaupun udah di cuekin. Tapi malah makin kurang ajar, pake ngeremas segala." Celetuk salah satu seorang gadis.

Jisung menggeram kesal, ia hendak menghajar lagi si om-om mesum, tapi langsung di tahan kuat oleh lelaki yang sedang menahannya. Mereka hampir kewalahan, sebab tenaga Jisung benar-benar edan.

"Iya bener. Om-om ini juga suka berkeliaran di sekitar sini. Suka godain cewek-cewek yang lewat." Timpal gadis lainnya.

"Kemarin-kemarin baru aja terjadi hal gini. Dia di tegur cowok karena dia godain ceweknya. Tapi ternyata dia belum kapok." Gadis lainnya ikut menambahkan.

"Bawa aja mas ke kantor polisi! Gedek gue liatnya!" Seru lainnya ke para lelaki yang sedang menahan Jisung.

"E-Eh Jisung jangan dibawa ke kantor polisi. Aduuhhh~" Y/n memekik panik.

"Mbak, bukan pacar mbak yang dibawa ke kantor polisi, tapi om-om mesum itu. Pacar mbak 'kan gak salah apa-apa, masa di bawa ke kantor polisi?"

Mendengar itu, Y/n nyengir. Kirain Jisung yang mau dibawa ke kantor polisi. Hm.. Syukur deh.

Sementara itu, Jisung masih menatap tajam ke arah si om-om kurang ajar. Makanya orang-orang menyuruh Y/n untuk segera membawa Jisung pergi dari sana sebelum Jisung kembali lepas kontrol.

Y/n pun menurut. Ia membawa Jisung menyebrang jalan —kebetulan lampu sudah berganti hijau—, sedangkan beberapa orang membawa om-om mesum itu ke kantor polisi.

Ah masa bodoh dengan si bajingan goblok itu, yang penting nenangin Jisung dulu, pikir Y/n.














TBC

Makasih vomennya 😚😚❤️❤️💜💜

Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang