"Gue minta maaf atas nama Jisung.." Y/n terus terisak dengan posisi yang sama. "Kalau kalian masih pingin balas dendam, lampiasin aja ke gue, jangan ke Jisung."
"Gue gak suka cewek cengeng. Bangun." Kata Jeno.
Y/n tidak mau mendengarkan. Ia tetap pada posisinya, tak mau bangun.
"Gamau~ Jangan sakitin Jisung~"
Jeno mendecak sebal sebelum menarik lengan Y/n agar Y/n mau berdiri.
Karena di tarik begitu, mau tak mau Y/n jadi berdiri. Menghapus air matanya sambil menunduk, tetap terisak.
"Gitu aja nangis. Dasar cengeng." Cibir Jeno.
Y/n masih saja terisak. Tidak mau membalas cibiran Jeno. Karena... ia sendiri mengakui bahwa dirinya memang cengeng.
Semuanya diam. Tidak tau juga harus berkata apa.
"Jangan sakitin Jisung~" Gumam Y/n manja.
Jeno mendecak, kemudian mengambil dua helai tissu di atas meja samping ranjang.
"Berisik lo. Nih bersihin dulu, ingus lo kemana-mana!" Ujarnya sambil memberikan tissu itu ke Y/n.
Y/n menerimanya, masih terisak walau tidak separah tadi.
"Makaseh!"
"Y."
Sebenarnya Y/n ingin tertawa entah kenapa, tapi karena situasinya sedang begini, jadi ia menahan tawanya agar tidak pecah. Lagian.... perasaannya sekarang lagi sedih dan takut. Masa iya tiba-tiba ketawa? Nanti dikira kesurupan gimana?
Y/n menghapus air matanya pakai tissu tadi, setelah selesai, barulah ia mengeluarkan seluruh ingusnya ke tissu itu.
Y/n melirik Jeno yang tengah menatapnya dengan jijik. "Mau gak buat koleksi?" Tanyanya sambil menyodorkan tissu itu.
"Jorok lu anjim!! Sana buang!" Ujar Jeno, setengah memerintah.
"Buang kemana?"
"Ke saku celana! Kalau bisa masukin lagi tu ingus ke idung lo ampe rapet!"
Y/n cengo. Padahal maksudnya bukan itu:')
"Ya ke tong sampah lah, bego. Pake nanya lagi. Gimana sih lo. Emosi gue." Sambung Jeno ketika melihat raut wajah Y/n.
"Jangan gitu, gini-gini juga gue cantik."
"Dih? Cantik dari mana?"
"Heh! Kalau gue gak cantik, lo gak mungkin genit sama gue! Pake pegang-pegang pantat gue segala lagi. Wong edan!"
Jeno menahan napas karena kaget. Matanya melotot walau tetap kelihatan sipit.
"Lo....!"
"Apa!? Mau ngeles apa lagi lo?!" Y/n berkacak pinggang dengan kepala yang mendekat ke Jeno, menatap tajam.
Spontan Jeno memundurkan kepalanya.
"Dikira gue lupa, hm? Lu tau gak sih itu tuh pelecehan seksual? Lo mau gue laporin ke polisi, hah?!"
"Lo ngancem gue?!"
"Iya. Kalau lo tetep mau nyakitin Jisung, siap-siap aja masuk penjara."
"Hey, gak semudah itu masukin gue ke penjara. Gue punya..—"
"Gii pinyi pingiciri hibit." Potong Y/n sembari nyinyir. "Pasti lo mau ngomong itu 'kan? Gue juga punya tuh. Jangan kira pengacara gue pengacara abal-abal. Dia itu pengacara mahal dan terkenal. Ya pasti bakal menang gue lah."
Jeno mendelik malas.
"Jadi gimana? Deal mana yang mau lo ambil?" Tanya Y/n kemudian.
"Maksud lo apa yang gue lakuin ke lo sepadan sama apa yang Jisung lakuin ke kita? Gue cuma pegang pantat lo, terus Jisung bikin kita semua masuk rumah sakit dengan keadaan yang parah gini. Lo gak mikir kalau sebenernya Jisung yang udah keterlaluan?"
Jeno berhasil membuat Y/n bungkam. Bahkan, Jeno juga berhasil membuat Y/n berpikir ulang.
"Liat kondisi kita sekarang. Tangan sama kaki patah, susah sembuhnya. Muka babak belur. Kita cuma bisa rebahan di atas kasur. Gak bisa main, jalan-jalan, ataupun sekedar main hp. Dan sekarang juga kita udah gak masuk sekolah berapa hari? Ketinggalan banyak materi. Lo gak kepikiran sampe sana? Egois lo! Yang lo pikirin cuma Jisung!"
Habis itu, Jeno mendorong bahu Y/n agak kasar sambil berkata, "Pergi lo sana! Benci gue liat lo!"
Bukannya marah, Y/n malah merasa bersalah.
Jika dipertimbangkan lagi, Jisung yang sudah keterlaluan sampai buat Jeno dan yang lain berakhir seperti ini. Karena Jisung, masa depan mereka dipertaruhkan, terancam hancur juga.
Masa-masa muda mereka yang seharusnya dilalui dengan bahagia, sekarang malah harus dilalui di rumah sakit. Rebahan, minum obat, dan tidur. Apa tidak miris?
Y/n menghela napas berat, kemudian berjalan mendekat ke arah pintu.
Baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, Jeno kembali bersuara,
"Tutup lagi pintunya. Dan jangan pernah kesini lagi."
Y/n menolehkan kepalanya. Terlihat Jeno yang memalingkan wajah dengan kesal, diikuti yang lainnya.
"..... Oke. Kalau gitu.... sampai jumpa. Semoga cepet sembuh."
Y/n keluar dari ruangan, dan pintu pun tertutup.
-----
Di dalam perjalanan pulang pakai taksi, Y/n menelepon orang rumah untuk memberi kabar.
"Halo,"
"Ah, halo bi. Ini Y/n."
"Oh, iya dek. Adek dimana? Kok belum pulang?"
"Iya, lagi main sama temen. Em... Di rumah ada siapa bi?"
"Gak ada siapa-siapa. Tuan sama nyonya belum pulang. Katanya bakal lembur. Terus kalau si abang nginep di rumah temen, soalnya banyak tugas."
"Oh gitu."
"Iya. Adek kapan pulang? Bibi khawatir sama adek."
"Gak usah khawatir bi, aku baik-baik aja kok. Oh iya, kayaknya aku bakal pulang telat deh bi. Masih ada urusan juga. Titip rumah ya bi. Kalau ayah sama ibu udah pulang, bilang aja aku lagi di rumah temen."
"Tapi..."
"Gakpapa bi, percaya aja sama aku. Kan aku anak baik, gak pernah macem-macem."
"Bukan gitu. Bibi cuma takut adek kenapa-napa. Adek 'kan perempuan."
"Si bibi suka ngeremehin nih. Gini-gini aku bisa berantem loh bi. Kalau ada apa-apa, nanti aku telepon abang deh. Lagian aku punya banyak temen yang siap lindungin aku dari marabahaya. Jadi bibi tenang aja ya?"
"Em... Iya iya. Tapi adek janji ya pas pulang adek gak boleh ada luka?"
"Janji. Aku janji bakal baik-baik aja. Yaudah, aku tutup ya teleponnya? Dah bibi~"
"Iya dek."
Y/n mematikan panggilan. Lalu menghela napas.
Omong-omong... Bibi Bae memang sudah biasa memanggil Y/n dengan sebutan adek, bukan nona. Ke Beomgyu, Beomie. Dan ke San, abang.
Choi San, atau yang kerap dipanggil San itu adalah anak sulung dari keluarga Choi, yang dimana San sendiri sudah menjadi seorang mahasiswa semester 7, jurusan hukum.
San juga memang jarang di rumah. Ia lebih sering nongkrong bersama kawan-kawannya, atau pergi ke rumah salah satu kawannya untuk mengerjakan tugas.
"Mau dianterin kemana neng?" Tanya sang supir taksi.
Y/n menyahut, "Anterin ke toko roti aja pak."
Next👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]
FanfictionJudul awal : Polos Tapi Sadis [JANGAN BACA SAMBIL MASKERAN] Bosen sama ff yang nyeritain Jisung kek bayi? Makanya sini mampir. Dijamin ketagihan. Kenapa? Kan author nya saiaaa hehe... Ke Y/n : "Hai sayang~ Kita cari makan yuk? Laper nih." - Jisung ...