Chapter 21

9K 1.1K 153
                                    

Kangen ndak?



------



"Tunggu disini ya." Kata Jisung setelah memastikan Y/n sudah berteduh di sebuah toko yang telah tutup.

Habis itu, Jisung kembali menerobos hujan untuk mengambil sepedanya dan balik ke tempat Y/n berada.

Y/n menatap Jisung dengan sendu. Namun pandangannya langsung beralih ketika Jisung balik menatapnya.

Jisung membuang napas pelan, lalu mengeluarkan ponselnya yang sudah basah tapi masih bisa digunakan.

Benar, ponselnya itu anti air. Jadi tidak akan mati atau rusak kalau kehujanan.

Ia menelepon supir yang bekerja di rumahnya untuk menjemputnya sekarang pakai mobil. Tak lupa Jisung berpesan agar supirnya itu membawakan sebuah mantel dan selimut.

Oh ayolah, udara di saat turun hujan begini 'kan benar-benar dingin dan membuat sekujur tubuh jadi menggigil?

"Kenapa langsung pergi gitu aja? Kamu gak mikirin gimana kalau kamu sampe sakit gara-gara hujan?" Tanya Jisung ketika selesai bicara di telepon. Matanya menatap Y/n yang masih tak mau menatapnya.

Jisung menarik Y/n sampai Y/n membalikkan badan menghadapnya. Kedua tangan Jisung ditempatkan di sisi kanan dan kiri wajah gadis itu.

"Apa yang kamu pikirin sampe kamu berani ngelakuin itu? Kamu tau 'kan kalau aku gak suka liat kamu sakit?"

"Dan.... apa kamu tau gimana perasaan aku pas kamu jauhin aku?" Sambung Jisung.

Ia mendengus kecil sebelum melanjutkan, "Dua hari tanpa liat kamu itu rasanya......" Ucapan tergantung, kepala menggeleng. "Gak enak, sayang. Aku gak suka. Dan aku.... kangen sama kamu."

Y/n diam. Dalam hati ia bergumam, bahwa ia sendiri juga sangat merindukan sosok Jisung. Walau dua hari, tapi terasa seperti seminggu.

Bibir Jisung bergetar pelan, menahan dingin. Terlihat agak dirapatkan.

"J-Jisung, kamu kedinginan?" Tanya Y/n. Tangannya menyentuh tangan Jisung dan di genggam erat-erat. Sesekali melepaskan genggaman itu untuk menggesekkan kedua tangannya dan kembali menggenggam tangan Jisung. Ia hanya ingin membuat kedua tangan Jisung jadi hangat.

Tapi Jisung malah langsung mengubah posisi menjadi ia yang menggenggam tangan Y/n.

"Bukan kamu yang harusnya menghangatkan, tapi aku. Karena aku cowok kamu. Dan aku yang harus lindungin kamu." Kata Jisung.

Lalu, ia merengkuh tubuh Y/n. Mendekapnya dengan erat. Membiarkan kehangatan menyelimuti mereka.

Jisung..... selalu merasa nyaman ketika sedang memeluk Y/n. Entahlah, ia sendiri tidak tau apa alasannya.

"Maaf soal yang kemarin. Aku cuma...... gak suka liat kamu deket sama cowok lain. Aku selalu cemburu sama cowok yang ditatap kamu. Emang cuma tatapan, tapi....." Jisung diam, tak melanjutkan ucapannya. Ia sendiri bingung harus menjelaskan seperti apa ke Y/n tentang perasaannya.

Y/n pun ikut diam. Ia mengakui bahwa Jisung memang aneh. Tapi.... apakah cemburunya Jisung itu wajar?

Kemudian datang sebuah mobil berwarna putih. Seseorang keluar sambil memakai payung.

"Den, ayo." Katanya.

Tepat sekali. Dia adalah supir yang tadi Jisung telepon.

Dengan segera, ia membawa Jisung dan Y/n masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil itu, Jisung mendahulukan Y/n. Ia memakaikan mantel ke tubuh Y/n sebelum membalutnya dengan sebuah selimut. Setelah itu, barulah ia mengurus dirinya sendiri.

Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang