Chapter 44

3.4K 741 131
                                    

Selama beberapa hari ini, Y/n jarang mengunjungi Jisung. Selain karena banyak tugas, tapi Ahn-Ha juga yang jadi penghalang untuk Y/n. Wanita itu selalu saja lebih dulu ada di luar ruangan Jisung ketika Y/n datang. Ia melarang Y/n masuk. Berani berbuat begitu karena Chanyeol tak ada disana, terasa seperti kesempatan bagus untuknya menjauhkan Y/n dari Jisung.

Jadi... ya begitulah. Y/n sendiri tidak paham kenapa mamanya Jisung bisa jahat dan tega seperti itu. Padahal niat Y/n hanya ingin menjenguk Jisung.

Ini hari ke 9 setelah Y/n tidak bertemu Jisung. Berarti memang sudah seminggu lebih ia tidak lihat wajah tampan Jisung.

Berulang kali Chanyeol menghubungi Y/n dan menanyakan kenapa Y/n tidak datang kesana. Y/n terpaksa harus membuat alibi karena tidak mau menciptakan pertengkaran antara Chanyeol dan Ahn-Ha.

Biarkan saja, Y/n yakin Tuhan akan menunjukkan jalan.

Yangyang mencolek punggung Y/n dengan jail.

Yang dicolek menoleh ke belakang, "Nape?" Tanyanya pelan.

"Lu kenapa? Diem mulu dari tadi."

"Terus gue harus apa? Joget-joget? Lo gak liat di depan lagi ada guru yang nerangin materi?"

Ahh!! Y/n benaran bete sekaligus kesal. Ingin cepat-cepat bel istirahat, kalau bisa langsung ke bel pulang.

"Ish! Jutek deh. Gak suka." Kesal Yangyang.

Respon Y/n hanya mendelik malas sebelum kembali ke depan dan menumpukan dagunya di atas telapak tangan kiri, memperhatikan guru.

"Hey hey," Yangyang kembali mencolek punggung Y/n.

"Itu apaan si yang si bapak gambar? Kecoa?" Tanyanya.

Y/n menoleh ke belakang, agak sebal, "Lu sape nanya-nanya gue?"

"Gue serius. Malah cosplay jadi keanu."

"Nanya ulang lagi ulang lagi lo. Itu jantung, bukan kecoa."

"Oh, terus yang itu apaan? Kek..."

"Gue tampol ya! Jan berisik!"

"Itu yang dibelakang kok berisik? Kenapa?"

Ternyata pak guru menotice keributan kecil di kursi pojok paling belakang.

Y/n menoleh ke depan, sebelum benar-benar membalikkan badan, bersikap ke posisi awal.

"Ada apa Y/n? Ada yang mau kamu tanyain?" Tanya pak guru.

Y/n menggeleng, nyengir palsu, "Enggak pak. Mungkin Yangyang yang mau nanya. Dari tadi 'kan dia yang ganggu saya."

Pandangan pak guru teralih ke Yangyang, "Yangyang, kenapa gangguin Y/n? Kalau ada yang gak dipahami langsung tanya ke bapak."

Yangyang nyengir konyol sambil menggaruk kepala bagian belakang, "Ehe... Enggak pak, gak jadi."

"Yaudah, jangan berisik lagi."

"Iya pak, siap."

Pak guru menggeleng heran, lalu kembali menggambar di papan tulis sembari menerangkan.

Sedangkan Yangyang mendengus kesal yang kemudian memukul pelan bahu Y/n.

"Sialan lo!" Umpatnya pelan.

Y/n hanya tersenyum tipis tanpa menoleh. Ia hanya memperhatikan penjelasan sang guru, tidak mood untuk menulis bagian terpenting.

"Eh anjing! Itu siapa?"

"Sumpah. Ganteng banget walaupun mukanya agak ketutupan topi."

"Anjrit! Vibes nya cogan nih. Yakin gue."

"Huwaaaa~ Sekolah kita kedatangan cogan lagi."

"Meninggal aja gue."

Y/n mendecak sebal ketika pendengarannya tak sengaja menangkap bisikan-bisikan kecil dari samping kanan.

"Apaansi. Berisik banget. Alay." Cibirnya pelan.

"Aaaaa~ Apa dia bakal masuk ke kelas ini?"

"Semoga iya. Gue gak sabar pengen kenalan sama dia."

"Semoga semoga semoga."

Y/n mendecak lagi sebelum memutuskan untuk menoleh, melihat apa yang menjadi pusat perhatian para teman-temannya itu.

Memang benar ada seseorang yang berjalan di koridor melewati jendela besar kelas ini. Dari seragamnya yang putih bersih kinclong tanpa noda dan tanpa kusut sudah membuktikan bahwa dia adalah siswa baru.

Lelaki itu pakai topi sebagai penutup kepalanya. Tas gandong hitam yang disampirkan di salah satu pundak. Juga caranya berjalan yang terkesan santai namun arogan. Mengingatkan Y/n tentang Jisung.

Dari dulu, memang seperti itulah style dan cara berjalan Jisung. Mirip sekali.

Lelaki itu mengetuk pintu kelas, membuat atensi sang guru teralihkan ke arahnya.

Ia membungkuk sopan, lalu masuk setelah sang guru menyuruhnya untuk masuk.

"Kamu yang murid baru itu ya?" Tanyanya.

Lelaki itu mengangguk.

Sang guru mengulas senyum, "Kalau gitu, buka topinya, terus kenalin diri kamu ke temen-temen kamu yang baru ini."

Ia membuka topinya, berhasil bikin ciwi-ciwi disini teriak, kecuali Y/n yang malah melongo kaget.

"Halo. Nama saya Park Jisung. Salam kenal." Ujarnya diakhiri dengan membungkuk kecil.

Yangyang yang juga kaget, mengguncangkan bahu Y/n dengan heboh,

"Eh bambang! I-Itu 'kan Jisung pacar lo. Bener 'kan? Iya 'kan? Gue gak salah liat 'kan?"

Spontan Y/n menggeplak mulut Yangyang.

Yang digeplak mengaduh pelan, "Aduh!"

Beruntung atensi semuanya sedang teralih ke Jisung. Jika sampai ada yang dengar, bisa repot urusannya.

Kening Y/n mengerut saat kembali melihat Jisung.

"Kok dia bisa disini sih? Dia pindah sekolah? Tapi kenapa kesini?" Gumamnya pelan.

"Em... Karena cuma Y/n yang duduk sendiri, jadi kamu duduk sama Y/n ya?" Kata sang guru.

Jisung mengangguk, setelah itu berjalan menuju kursi Y/n. Ia duduk begitu saja di samping Y/n dengan ekspresi datar namun tetap terlihat tampan dan manis.

Y/n menoleh, tapi tak mampu mengeluarkan sepatah katapun.

Tadinya Y/n sudah bersyukur bisa duduk sendiri mengingat moodnya yang sedang tidak bagus, mumpung-mumpung Yeji tidak masuk sekolah.

Yangyang pun sempet pingin duduk sama Y/n, niatnya baik buat nemenin Y/n. Tapi baru juga 'gek' eh udah dicabok duluan sama Y/n nya. Katanya dia gak mau ada yang duduk disini, dia mau sendiri.

Dan sekarang malah ditempatin sama orang lain. Beruntung orangnya itu Jisung. Kalau bukan, pasti udah bete banget.

Jisung ikut menoleh. Kedua alisnya dinaikkan sambil senyum genit.

Digituin 'kan rasanya pingin Y/n cabok pipi Jisung. Tapi apa daya, orang ganteng mana boleh dicabok. Apalagi kalau bentukannya kek Jisung gini, keburu sayang.

"Hai. Ketemu lagi nih. Gimana? Lo seneng gak?" Tanya Jisung.

Y/n merotasikan matanya dengan sebal, "G."

Habis itu membuang muka, fokus ke depan.

Bibir Jisung agak manyun, pandangan ikut dialihkan ke depan, memperhatikan guru yang kembali menerangkan materi.

Batin Jisung bermonolog, Y/n kenapa ya? Kok jadi jutek banget?












Next👇

Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang