Sudah cukup jauh dari tempat kejadian, tapi Jisung masih saja menekuk wajahnya. Ia tampaknya masih kesal dengan kejadian tadi.
"Jisung, udah dong jangan bete lagi." Kata Y/n sambil menoleh menatap Jisung.
Langkahnya terus berusaha menyamai langkah Jisung.
"Kamu ini ya, aku yang digituin kamu yang bete." Lanjut Y/n ketika tak dengar jawaban dari Jisung.
Jisung menggeram sebal, "Ya jelas lah aku kesel! Kamu itu pacar aku! Siapa yang gak kesel pacarnya digituin?!" Otomatis langkahnya terhenti, membuat Y/n ikut menghentikan langkahnya.
"Seumur-umur, aku gak pernah gitu ke kamu! Sekalipun gak pernah!" Jisung masih berujar sebal.
Y/n diam. Ucapan Jisung membuatnya teringat satu hal,
Senakal-nakalnya Jisung, Jisung tidak pernah sekalipun bersikap tidak sopan padanya. Semesum-mesumnya Jisung, Jisung sama sekali tidak pernah kelepasan menyentuh area terlarangnya Y/n, seperti pantat, payudara, apalagi si 'm'. Tidak pernah walau itu tidak sengaja.
Jisung paham akan batasan. Ia tau mana saja yang boleh di sentuh dan tidak.
Jisung juga pernah berkata begini, "Aku lebih baik ngabisin seribu sabun dari pada harus ngerusak kamu."
Jangan tanya seberapa melting nya Y/n saat Jisung mengatakan hal itu. Jika Y/n adalah ice cream, pasti ia sudah mencair.
"Iya udah jangan bete-bete lagi, sayaaaaaang. Kan udah di hajar tadi sampe berdarah-darah gitu. Udah di bawa ke kantor polisi pula." Y/n gelayutan manja di lengan Jisung.
Kemudian, Y/n merubah posisinya jadi memeluk pinggang Jisung (dari depan) dengan kepala yang menengadah menatapnya.
"Jangan bete-bete lagi, ya? Kita 'kan disini mau seneng-seneng, masa kamu mau bete terus?" Ujar Y/n.
Jisung membuang napas halus. Bagaimana pun juga, ia tidak boleh merusak momennya bersama Y/n. Jika ia terus bete, lama-kelamaan Y/n pasti ikut bete. Jadi, Jisung memilih untuk balas memeluk Y/n, lalu mencium singkat bibir gadis itu sebelum mengulas senyum manis.
"Iyaaa sayaaaaaang, janji deh gakan bete-bete lagi." Setelahnya, Jisung mengusakkan hidungnya dengan hidung Y/n.
Eh, mohon maaf, disini banyak pasangan yang mengumbar kemesraan, jadi tidak akan ada yang protes.
Dan... siapa pula yang ingin protes ke Jisung? Cari mati, hm?
"Cari makan yuk? Kamu belum sarapan loh." Ujar Jisung.
Y/n melepas pelukan, lalu mengangguk. Tangannya spontan menggandeng lengan Jisung, buat Jisung tersenyum manis.
Saat mereka sedang berjalan menyusuri jalanan, mata Y/n tak sengaja melihat ada pengamen, lelaki dan perempuan. Mereka bermain musik bersama sambil duduk di kursi —di pinggiran jalan.
Yang buat Y/n meringis adalah tempat yang seharusnya terisi uang itu malah kosong —maksudnya tidak terisi penuh, hanya beberapa uang receh saja, dan itu pun bisa dihitung jari.
Ia jadi teringat masa lalu. Ketika ia masih SMP, ia dan teman-temannya pernah membantu pengamen jalanan untuk mendapatkan uang dengan cara menari, sedangkan pengamen itu memainkan musik dan bernyanyi.
Makanya, ia ingin melakukan hal itu lagi. Kira-kira.... Jisung mau tidak ya?
Tanpa mengatakan apapun, Y/n menarik tangan Jisung mendekati pengamen itu.
"Eh, mau ngapain sih?" Kening Jisung mengerut bingung.
Y/n mengabaikan. Malah sibuk bertanya ke si pengamen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]
FanfictionJudul awal : Polos Tapi Sadis [JANGAN BACA SAMBIL MASKERAN] Bosen sama ff yang nyeritain Jisung kek bayi? Makanya sini mampir. Dijamin ketagihan. Kenapa? Kan author nya saiaaa hehe... Ke Y/n : "Hai sayang~ Kita cari makan yuk? Laper nih." - Jisung ...