Y/n bergegas ketika dapat pesan "Gue udah sampe." dari Doyoung.
Sebelumnya ia sudah pamitan ke semua, termasuk ke Jisung.
Dan ternyata, Doyoung ada di taman depan rumah sakit, lagi duduk di kursi panjang.
"Kak,"
Doyoung menoleh, lalu tersenyum, "Oh? Hai. Sini duduk."
Y/n mengangguk, kemudian duduk disamping pemuda manis itu.
"Apa yang mau kakak omongin?" Tanya Y/n.
"Em... Hari ini free enggak? Nonton yuk?"
Y/n menghela napas, "Kak, gue harus berapa kali bilang sih kalau gue tuh gak mau."
"Kenapa gak mau?"
"Ya gak mau aja. Emangnya nonton sama mantan wajar?"
"Wajar lah. Kita 'kan cuma nonton bukan mau berbuat mesum. Apa salahnya?"
Gelengan Y/n berikan sebagai respon, "Gini deh, kalau kakak mau nonton, ajak yang lain aja. Jangan gue. Gue sibuk."
Setelahnya, Y/n berdiri dan hendak pergi. Namun Doyoung dengan cepat menahan pergelangan tangan Y/n.
"Tunggu. Kok main pergi aja sih? Gue belum selesai ngomong." Kata Doyoung.
"Mau ngomong apa lagi kak? Gue udah jelasin 'kan tadi kalau gue gak bisa?"
"Gak bisa karena apa? Pasti ini ada hubungannya sama cowok yang bareng lo tempo hari itu 'kan?"
Y/n mendelik malas, "Gak ada hubungannya sama Jisung. Gue cuma gak mau aja."
"Yaudah oke kalau lo gak mau jalan sama gue. Tapi tolong lo jangan pergi sekarang. Gue mau cerita. Gue lagi butuh seseorang. Gue lagi butuh kuping. Itu aja."
Raut wajah Doyoung terlihat sedih, membuat Y/n jadi tidak tega. Bagaimanapun juga, Doyoung ini adalah orang terbaik di masa lalunya.
Dan sekarang..... tidak ada salahnya 'kan menjadi kuping sebentar untuk Doyoung?
"Yaudah iya, mau cerita apa?"
-----
Jisung terus diam sambil menatap jendela besar disampingnya. Pikiran berkecamuk.
Si cewek dekil itu mau ngapain ya? Dan siapa tadi? Doyoung? Gue kayak pernah denger, tapi dimana? Namanya gak asing ditelinga gue. Batinnya.
Ia kepo dengan apa yang Y/n lakukan diluar sana bersama seseorang bernama Doyoung. Namun ia juga bingung kenapa ia bisa kepo begitu.
Jeongin memperhatikan Jisung. Raut wajah lelaki itu tampak datar dan terkesan bete.
"Jisung, lo kenapa? Kok ngelamun?" Tanya Axa.
Jisung hanya diam, tak mau menyahut.
"Yaudah, lo laper gak? Makan dulu yuk? Udah sore." Sambungnya.
Ia mengambil mangkok berisi bubur di atas meja samping ranjang.
Bubur itu tadi Ahn-Ha yang bawa, baru saja. Dan wanita itu menyuruh Axa untuk membujuk Jisung makan.
"Nih, makan dulu." Axa menyodorkan mangkok itu ke Jisung yang lagi-lagi tak Jisung respon.
"Jisung, ini makan dulu. Mama lo yang bawain."
"Gak. Gue gak mau makan." Jawab Jisung.
"Loh? Kenapa? Ini enak loh. Bubur..—"
"APAAN SIH! GUE BILANG GUE GAK MAU!!" Bentak Jisung sambil menepis kasar mangkuk ditangan Axa yang buat mangkuk itu terlempar dan jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Dangerous : Park Jisung X You [ON GOING]
FanfictionJudul awal : Polos Tapi Sadis [JANGAN BACA SAMBIL MASKERAN] Bosen sama ff yang nyeritain Jisung kek bayi? Makanya sini mampir. Dijamin ketagihan. Kenapa? Kan author nya saiaaa hehe... Ke Y/n : "Hai sayang~ Kita cari makan yuk? Laper nih." - Jisung ...