Hari ini peran bunda risty persis seperti ibu panti menggiring anak asuhnya berkeliar di mall. Sesuai rencana mereka semalam clinton, friden, gogo anneth, deven dan mamanya memilih untuk hang out bersama di mall sekedar makan dan menonton di bioskop nanti. Tak hentinya bibir mereka tersenyum merekah bahkan bergelak tawa riuh memancar bahagia. Benar-benar keluarga beringin, karena kalau hanya cemara masih terlalu kecil untuk mereka.
"Bun, anneth mau mampir cari buku dulu boleh? Nanti anneth langsung nyusul ke bioskop" pamitnya pada bunda.
"Jangan sendiri dong sayang, biar ditemenin kakak kakak ini ya " pesan bundanya.
"Enggak bun, sebentar aja kok gak apa" kekeh anneth merasa tidak perlu kawalan hanya untuk mampir ke toko buku menambah stok novel di rak nya.
"Udah neth, ayo sama kak clinton, dijamin aman" katanya menepuk dada bidangnya dengan percaya diri.
"Nah iya sana ton temenin annethnya, tante tunggu di atas" titah tante mama. Bukan tidak menyadari sungutan tajam dari sepasang manik milik deven tanuwijaya, clinton memang sedang sengaja meramaikan suasana.
Anneth sudah berjalan lebih dulu menuju book store dengan langkah ringan. Clinton setengah berlari untuk menyejajarkan langkahnya dengan anneth setelah menoleh untuk mengejek deven sebentar.
Cari mati memang si clinton.
"suka baca novel neth?" tanya clinton ikut menilik-nilik novel yang berjajar di rak.
"Suka banget malah kak. Kakak hobi baca juga ?" tanya anneth sambil membaca sinopsis di sampul belakang novel.
"Suka dong" jawabnya sangat yakin membuat anneth tertarik mengobrol lebih dengan seorang dokter clinton.
"Ya minimal bacain komentar netizen di IG , tweet-tweet receh yang bikin ngakak tapi bego" lanjutnya membuat anneth mengernyit sebentar sebelum akhirnya ikut tertawa bersama clinton."Udah yuk kak anneth mau ke kasir" ucap anneth sudah mantap dengan dua novel pilihannya.
"Sini, kali ini kak clinton yang bayarin. Itung-itung bonus" sahut clinton menarik novel dari tangan anneth.
"Eeh jangan kak, bonus apaan?" tanyanya bingung.
Clinton nampak berpikir - pikir sebelum menjawab "ehmmm apa ya .. Ehmm bonus apa ya" pikirnya. "Oh iya bonus karena kamu cantik" pujinya.
"Ih kok gitu gak usah kak beneran" pinta anneth.
"Udah gak apa kak clinton gemes tiap liat adik perempuan. Inget adek kak clinton di medan" ujarnya mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu kepada petugas kasir.
"Nih, dibaca besok kalau udah paham isinya ceritain ke kakak ya" katanya samnil berjalan menuju bioskop tempat yang lain menunggu.
"Makasih ya kak" ucapnya tulus dengan senyum ramahnya.
Deven dan lainnya sydah selesai membeli tiket, bahkan deven juga sudah membeli satu popcorn untuk yang sedang berada di toko buku. Selama menunggu di kursi panjang bioskop deven tak banyak bicara. Ia sibuk mengartikan rasa-rasa aneh dalam dadanya seperti ingin uring-uringan. Aneh kayak perempuan menuju haid saja.
"Gak pake rangkul-rangkul berapa sih ton ?" tukas deven saat dua sejoli baru saja sampai di hadapan mereka. Anneth hanya menatap santai ke arah deven, sedangkan clinton memamerkan jurus cengiran keledai andalannya.
"Galak amat dateng bulan lo?" cibir iden yang sejak tadi mengetahui gelagat bad mood dari deven.
"Nih popcorn lo" deven menyodorkan satu paket popcorn dan cola yang ada di tangannya.
"Wuih tumben baik ke gue, thanks ya luwak" sahut clinton kegirangan. Anneth mengernyit merasa dirinya dianak-tirikan oleh deven.
Lah clinton kan sobatnya neth, lo siapa? ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn you, doctor !!!
Teen Fictiondr. Deven Putra Tanuwijaya Seorang dokter muda idaman semua pasang mata kaum hawa. Muda, tampan, cerdas merupakan daya tarik utamanya. Tidak hanya perempuan muda yang selalu berdecak tiap melihat kharisma dirinya yang menguar. Bahkan anak kecil pun...