Selamat malam ders,
Pada nungguin yaa ?Minggu kemarin kan udah lunas 3, jadi baru update lagi hari ini.
Tapi sorry ya, pasti banyak banget typo nya. Ini buatnya buru-buru banget ders. Demi bisa update malam ini.
____________Sore hari setelah permintaan ajaibnya, anneth memilih menunggu deven hingga selesai dengan tanggung jawabnya. Akhir-akhir ini anneth merasa dirinya begitu posesif terhadap deven. Tentu saja ini merupakan imbas hadirnya sosok nadine yang cukup membayangi anneth. Setip saat rasanya anneth ingin menunjukkan kepada semua makhluk yang hidup bahwa deven adalah miliknya.
"Sayang ayo siap-siap, aku sudah selesai" ucap deven baru kembali dari memeriksa pasien terakhirnya.
Anneth sudah mengangguk meraih sling bag miliknya dari atas meja. "Tumben hari ini aku gak ada lihat kak clinton? Gak masuk ?" tanya anneth menunggu deven yang sibuk menggulung kemeja panjangnya.
"Kenapa sih ?" tanya anneth kembali saat merasa tatapan deven menjurus ke arahnya.
"Giliran kamu aja boleh nanyain cowok lain sesantai itu. Coba aku?" protesnya menanggapi anneth.
"Astaga kak.. Ya jelas bedalah. Aku nanyainnya siapa ? Paling kalo nggak kak clinton, kak iden, kak gogo. Udah. Masa kamu cemburu sama mereka ?" sahut anneth tak percaya.
Deven sudah selesai menggulung lengan kemeja sebelah kanannya, berganti ke sebelah kiri. " Ya bukan cemburu, tapi maksudku aku kan nggak ada larang kamu bahas cowok lain gitu lho" jelas deven memandang anneth.
"Ya karena yang aku bahas itu gak ada potensi ganggu kita sama sekali kak. Aku juga gak akan marah kalo kamu bahas kak uwa atau ucha. Iya kan ?" timpal anneth merasa apa yang ia lakukan adalah sebuah kewajaran.
"Hmmm" gumam deven begitu irit.
Anneth sudah berdecih dan meletakkan tasnya kembali. "Mau kamu apa sih kak?" tandasnya seketika membuat mata deven beralih dari gulungan kemejanya.
"Apa ?" balas deven.
"Ya kamu maunya apa ? Aku bebasin kamu sama siapapun ? Pergi kemanapun , ketemu siapapun diem-diem gitu ?" nada yang keluar dari suara anneth terdengar begitu serius.
Tiba-tiba deven merasa suhu di ruangannya kembali panas. Padahal ia sudah berhasil menyejukkannya tadi. "Ya bukan gitu yang..." ucapnya meraih lengan anneth.
"Tapi maksud aku pengennya kamu percaya ke aku gitu lho, kayak apa yang aku tanemin ke kamu selama ini" ujarnya.
"Ya karena aku gak pernah bohongin kamu sering ketemu perempuan lain secara diem-diem" tulasnya menyambar tasnya dan bergegas keluar dari ruangan.
Deven sedikit terhenyak melihat reaksi dari anneth. Dan segera berlari menyusul ketika menyadari anneth sudah menduluinya.
"Neth..."
"Sayang..."
Panggilnya dengan sedikit berlari mengejar anneth. Perempuannya itu berjalan begitu cepat menuju basement tempat deven memarkirkan mobil.
Ngambek tapi tetep mau pulang bareng, dasar anneth..
"Jangan marah terus dong sayang" ucapnya lembut mengusap tangan anneth saat sudah berada di dalam mobil.
"Mulai sekarang kamu bebas. Terserah kamu mau pergi kemanapun dengan sipapun aku udah gak perlu tau" ucapan anneth begitu dingin.
Anneth bukan ngambek, tapi ini sudah mencapai kadar marah.
"Enggak sayang..." ucap deven mencoba meluluhkan.
"Udahlah kak cepet anterin aku pulang aja" ketusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn you, doctor !!!
Novela Juvenildr. Deven Putra Tanuwijaya Seorang dokter muda idaman semua pasang mata kaum hawa. Muda, tampan, cerdas merupakan daya tarik utamanya. Tidak hanya perempuan muda yang selalu berdecak tiap melihat kharisma dirinya yang menguar. Bahkan anak kecil pun...