Jadi gini, seminggu ini internetku bener-bener trouble parce, makanya ga bisa up. Niat nulis juga seketika blank pas gabisa akses internet.
Kemarin baru balik, makanya baru post..
______________
Terhitung beberapa hari ini, anneth memang kualahan dengan sibuknya. Ia sedang ada tugas magang di sebuah butik milik designer terkenal ibu kota. Bukan hanya kalangan atas, tapi juga kalangan selebritas dan model papan atas. Di balik kesusahannya mengatur aktivitas, masih ada keberuntungan yang berpihak. Anneth masih ditugaskan bersama zara, sahabat dekatnya. Anneth dan zara memang terkenal sebagai mahasiswa pentolan di fakultasnya.
Namun ada satu hal yang membuatnya tak kalah gusar. Kepadatan aktivitasnya membuat anneth sulit bertemu dengan deven. Padahal disaat ia kelelahan seperti ini ia butuh asupan semangat dari deven. Setidaknya kekonyolan tunangannya itu mampu membuat sudut bibirnya melengkung tulus.
"Ngalamun wae..." cibir zara melepas pandang dari laptopnya sejenak.
Anneth hanya memicingkan matanya tanpa membalas. "Zar, lo nanti malem ada acara ?" tanya anneth.
"Ada.." jawab zara singkat.
"Ke ?" balas anneth.
"Tidur lah neth apalagi coba acara yang pas buat bayar kelelahan kita tiap hari?" seloroh zara masih terus fokus dengan finishing designnya.
Annetg menghembus nafas jengah, menyandarkan badannya ke punggung kursi. "Tar malem ikut gue aja nginep di rumah kak deven" ajak anneth.
Ajakan yang membuat wajah zara berbinar, namun sebentar kembali meredup. "Malu ah gue sama calon mertua lo" sahutnya.
"Rumah baru kak deven zar, bukan rumah bunda. Lo juga belum pernah gue kasih liat rumah masa depan gue kan" jawab anneth.
"Oke meluncur." balas zara semangat.
Deven sudah berhasil mengumpulkan hasil kerja kerasnya dengan membeli rumah yang lokasinya tak jauh dari rumah sakit. Lokasi rumah yang juga ada di tengah antara jarak rumah mami anneth dan orang tua deven. Deven menyiapan itu semua tak lain untuk kenyamanan istrinya kelak, Anneth. Meskipun niat keduanya untuk tinggal di rumah sendiri jika sudah menikah sempat ditentang mama deven karena ingin anneth tinggal di rumah mereka saja supaya ramai.
Butuh waktu setahun lebih deven berhasil mengumpulkan hasil kerja kerasnya untuk mewujudkan rumah idamannya dan anneth. Waktu keduanya untuk sah menjadi sepasang suami istri semakin dekat. Anneth sudah bukan lagi mahasiswa baru yang keteteran mencari ruang perkuliahan. Ia sudah bermetamorfosa menjadi mahasiswa semester 4 yng menjadi idola di fakultasnya. Meskipun anneth dan deven belum juga menetapkan kapan mereka akan menikah, tali keduanya kompak mempersiapkan hal-hal kecil mulai dari diri mereka sendiri.
"Halo sayang..." sapaan manis dari pria di sebrang sambungan telepon.
"Hai, sayang nanti selesai shift jam 7 kan ?" tanya anneth.
"Iya, kenapa pengen jalan ?" tawar deven.
"Bukan, aku ke rumah kamu ya nanti aku masak kita makan malam bareng" ucap anneth membuat hati deven menghangat.
"Oh... Ceritanya ada yang pengen latian jadi suami istri nih?" goda deven sembari menyesap kopinya. Kalimat godanya nyaris membuat clinton yang ada di depannya muntah gula pasir.
"Haha apasih.. Aku ajak zara juga nanti aku dari butik langsung ke rumah ya, see you" jawabnya merasa salah tingkah. Deven memang hebat, hanya melalui telepon tapi mampu membuat anneth bersemu-semu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn you, doctor !!!
Genç Kurgudr. Deven Putra Tanuwijaya Seorang dokter muda idaman semua pasang mata kaum hawa. Muda, tampan, cerdas merupakan daya tarik utamanya. Tidak hanya perempuan muda yang selalu berdecak tiap melihat kharisma dirinya yang menguar. Bahkan anak kecil pun...