(49) Perizinan sendu

4.7K 278 39
                                    

Halo kawan...

Mumpung ada waktu yang bisa dipakai nulis part.
So simsalabim satu part muncul buat mengobati ketidaksabaran kalian buat next update..

*yang rajin dong comentnya, comentnya jangan minta next aja dong biar hidup suasananya. Biar ngalir inspirasinya

* * * * *

Hari ini jadwal terapi Anneth dengan dr. Leona untuk kembali fokus penyembuhan penyakitnya. Biasanya subuh-subuh tadi Deven pasti sudah rewel mengingatkan jadwal terapinya dan akan bersikeras menjemputnya. Tapi tumben sekali pagi tadi alarm bernyawanya tidak berkicau seperti biasa. Bahkan saat ini Anneth sudah tiba di lobi rumah sakit dengan diantar oleh Nashwa.

Saat memasuki rumah sakit, dari jauh Anneth melihat Deven yang tengah berbicara serius dengan salah seorang dokter yang tidak Anneth kenal. Namun satu diantara mereka Anneth kenali, Clinton. Niat semula untuk menghampiri Deven akhirnya urung melihat ketiganya tengah seserius itu. Pada akhirnya Anneth langsung menuju ruangan terapi menemui dr. Leona.

"Hai.... Gimana semakin fit kan neth?" sambut Mishell saat Anneth baru masuk ke ruangan.

"Iya dok lumayan segar lah ditengah urusan yang lagi crowded" jawab Anneth membalas pelukan Mishell.

"Tunggu sebentar ya, dr. Leona baru ke ruangan direksi" pesan Mishell diangguki dengan senyuman Anneth. "Bawa mobil sendiri tadi?" tanya Mishell.

"Sama Kak Uwa tadi sekalian berangkat kerja. Oiya, Kak Deven sama Kak Clinton lagi ada project serius lagi ya kak? Tadi aku lihat mereka lagi serius banget" tanya Anneth mencari tahu.

Mishell menghentikan sejenak kegiatannya mengecek alat-alat terapi. "Oh iya memang, bukan cuma mereka sebenernya ada beberapa dokter lain termasuk aku neth, cuma saat ini masih dihandle yang lain dulu" jawab Mishell hati-hati. Dari pertanyaan Anneth, ia yakin Deven belum memberitahu Anneth mengenai penugasan di wilayah bencana. Mishell tidak mau mendahului tugas Deven.

"Hai Anneth, how are you?" ucap dr. Leona saat baru memasuki ruangan.

"Hai dok, I'm really fine and ready to war" candanya.

"Okey lets start this game" sambung dr. Leona dengan ramah.

Tiga jam Anneth menjalani terapi bersama dr. Leona dan dr. Mishellia, menahan nyeri dan sakit di sekitar perutnya. Anneth yang dulu menjalani terapi dengan ragu dan penuh tanya , kini ia begitu semangat untuk kesembuhannya. Selesai terapi Anneth diberi waktu satu jam untuk pemulihan. Disela-sela itu manusia yang sejak pagi belum mengirim kabar kepadanya akhirnya muncul di depannya.

"Hai sayang" sapa Deven saat baru masuk ke ruangan. Anneth berusaha sekuat mungkin tampak segar di hadapan Deven tersenyum menahan lelahnya.

"Gimana tadi?" tanya Deven mengusap rambut Anneth ke belakang.

"Lancar kok. Kamu udah senggang? tadi aku lihat kamu lagi serius banget sma Kak Clinton" jawab Anneth menggenggam telapak tangan Deven.

"Iya, tdi lagi diskusi sama mereka. Maaf ya tdi pagi aku gak jemput kamu , semalem aku nginep di rumah mama, terus tadi pagi-pagi banget udah berangkat ke rumah sakit" jelas Deven dengan sabar.

Hati Anneth yang semula merasakan keanehan sikap Deven seketika menghangat setelah mendengar penjelasan dari Deven. "Tumben nginep di rumah mama ? Airish yang minta?" tanya Anneth sembari membenarkan posisi kepalanya mencari kenyamanan merasakan usapan-usapan Deven.

"Bukan, aku ada perlu aja sama papa makanya butuh ngobrol langsung. Oiya sayang semalem Airish kurang enak badan, mungkin dia kecapekan makanya hari ini aku minta dia gak masuk sekolah dulu" Deven menceritakan perlahan.

Damn you, doctor !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang