(46) Mendung

5K 301 80
                                    

Haloo...

Sorry-sorry gengs sorry awal tahun kerjaan lagi ruwet-ruwetnya. Maapin yaaaak....

Sabar-sabar, jangan ngamukan.
*yang ngamuk temennya nadine

Ehehehe....

* * * * *

Gemericik air hujan terdengar cukup nyaring dari dalam villa keluarga Deven. Rencana pagi untuk bersepeda ke pegunungan teh dan kebun strawberry mau tak mau harus batal. Anneth bergelung galau di sofa ruang tengah menatap dedaunan yang basah dari kaca jendela. Berbalut sweater turtle neck tebal berwarna merah muda wajahnya masih sendu. Sejak Deven dan Friden menceritakan keindahan alam di sekitar villa , ia memang sangat antusias ingin mengunjungi tempat itu. Tapi apa daya alam masih belum sejalan dengan antusiasme Anneth.

"Kakak..." suara Airish mendekat ke arah Anneth. Anak manis itu berjalan dengan menggendong boneka biru kesayangannya.

Lagi-lagi suasana hati Anneth sedang tidak bersahabat, ia hanya menoleh sebentar ke Airish tersenyum paksa. Lalu ia kembali bergelung menatap tetesan air hujan.

"Kakak marah ya sama hujan ?" tanya Airish duduk di lantai tepat di depan Anneth sehingga wajah mereka sangat dekat. Anneth hanya mengangguk belum membuka suara.

Cup...

Matanya memejam saat kulit pipinya mendapat kecupan lembut dari Airish.

"Airish sayang kakak mommy" ucapnya gemas memeluk Anneth yang masih rebahan.

Akhrinya tingkah manis Airish mampu membuat Anneth tersenyum tulus. "Sini sayang" ia menggeser posisinya supaya Airish ikut bergelung di sebelahnya.

"Duuuh pagi-pagi cantik-cantiknya papi udah sweet banget sih. Papi ikutan dong" Deven baru saja dari dapur dengan membawa sepiring nasi goreng.

"Makan sayang" tawarnya menyodorkan nasi goreng yang memang ia bawakan untuk Anneth.

"Airish udah makan ?" tanya Deven diangguki semangat olehnya.

"Udah tadi mamam sama om iden. Airish suapin mommy ya?" katanya semangat mengambil alih piring nasi goreng dari Deven.

"Aaaaa...." ucapnya seolah Anneth anak kecil yang sedang disuapi Airish. Padahal kenyataannya peran mereka terbalik.

"Jangan bete terus dong, kalo kita maksain keluar nanti kamu sakit sayang" tutur Deven mengusap rambut Anneth.

"Tapi lain kali ajakin kesini lagi ya?" pinta Anneth sevagai gantinya.

"Nanti sekalian kita honeymoon" bisik Deven diakhiri dengan kecupan singkat di rambut Anneth. Anneth mengangguk meneruskan suapannya dari Airish.

"Kita honeymoon di indonesia kak ?" tanya Anneth melanjutkan topik honeymoon.

"Bisa jadi" jawab Deven menyandarkan badannya di sofa. Wajah Anneth yang baru beberapa saat cerah seketika kembali berselimut mendung.

"Di Bogor, di rumah, di Jakarta, di Bandung, di dapur, di ruang TV." Lanjur Deven semakin memuramkan wajah Anneth.

" Everytime is honeymoon when I with you" bisik Deven halus.

Blush...

Seketika wajah Anneth menghangat mendengar kalimat akhir dari Deven. Anneth akui segala kharisma yang ada pada diri Deven selalu berhasil memabukkan.

"Honeymoon itu apa om?" tanya Airish langsung berhasil membuat keduanya canggung. Deven menggaruk tengkuknya lengkap dengan cengiran canggungnya.

Mati gaya gak tuh ditanya anak kecil.

Damn you, doctor !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang