(28) kolaborasi

6.2K 329 97
                                    

Jadi ders, aku galau karena pikun dan cerobohku Nomor telepon yang udah dipakai 6th hangus karena aku lupa kapan masa aktivnya.

Fyi, Aku tipe yg over thinking dan kalau udah pake 1 barang dr lama bakal sayang bgt. Bukan tipe semudah ganti-ganti ini itu.

Dan ini galau bukan karena males ribet nomor baru. Tapi sedih karena sayang...

Ada yang tipenya kaya aku?
____________

Sore yang dilengkapi mendung abu-abu kala itu anneth sudah berada di dalam mobil deven. Jangan tanyakan keman zara, ia begitu peka melihat gelagat aneth dan deven. Jadi ia memilih pulang lebih awal dengan alasan akan pergi dengan william.

Anneth dan deven sudah tidak berada di cafe. Deven baru saja menghentikan laju mobilnya di pinggiran jalan yang menampakkan lahan kosong di depan mereka. Ia tahu anneth sedang marah padanya karena kehadiran nadine. Padahal di awal deven mngizinkan datang karea nadine hanya ingin berterimakasih kepadanya.

Lalu dimana letak salahnya?

"Sayang..." panggil deven sangat sangat lembut menggapa tangan anneth. "Jangan dibiasain marah sebelum tau penjelasan yang benar" tegurnya halus.

"Alasan apa yang bisa benerin kamu kunjungin apartemen nadine kak?" tegas anneth.

Deven tidak langsung menjawab justru membelai rambut anneth dan tersenyum. "Sejak kapan gadis yang aku sayang ini mulai punya dendam?" tanyanya serius.

"Kaaaak... kakak tau kan kalo nadine itu suka kakak. Paham gak sih kak" anneth sudah mulai kesal.

"Terus ?" sahut deven menaikkan alisnya.

Anneth berdecih semakin kesal. "Ya dia kan mau ambil kamu, masa aku diem aja ?" tukasnya marah.

"Sssssstttt... jangan teriak-teriak yang" telunjuk deven tegak di depan bibir anneth.

"Gini ya, aku ini bukan benda mati yang bisa direbut sana sini tanpa reaksi. Mau  nadine jugkir balik buat rebut aku, aku kan tetep bisa bertahan di kamu kan ? Jangan suka marah-marah, gak baik buat psikis kamu" Jelas deven dengan halus.

"Ya tapi aku kan bisa cemburu kak" sergah anneth.

"Boleh cemburu itu kan artinyta kamu sayang. Yang gak boleh itu cemburu sebelum kamu tauu yang sebenarnya. Aku kan tadi juga udah ingetin aku jelasin setelah kita makan. Tapi kamu turutin nggak tadi? Nggak kan?" jawab deven meskipun bernada lembut namun terdengar tegas.

"Dua hari lalu, aku ketemu penyerangan di jalanan arah pulang ke apartemen. ada dua orang laki-laki narik-narik perempuan. Aku gak mungkin diem aja kan ? Coba kamu bayangin kalau kamu ada di posisi perempuan itu, takut kan ? makanya aku tolongin dan aku anterin sampai apartemen" jelas deven disimak dengan baik oleh anneth.

"Dan perempuan itu nadine yang bikin kamu marah dari tadi. Nadine diserang orang suruhan pejabat yang nadine angkat berita kasusnya" lanjutnya tersenyum mengakhiri penjelasan. Namun mata anneth seperti belum puas menyiratkan tanya lebih untuknya.

"Nggak aku gak masuk ke apartemennya. Aku jg cuma ngingetin buat gak keluar sendiri kalau malem karena akan bahaya kalau dia jadi incaran. Udah ?" tanya deven. Setengah hati anneth merasa bersalah meskipun sisanya masih merasa kesal dengan deven. Ia mengangguk pelan menyiratkan maaf pada sorot matanya.

"Aku bukannya marah sama kamu neth, atau larang kamu buat marah. Tapi kedepannya tolong jangan selalu duluin emosi. Kita boleh marah tapi harus tau dulu jelas perkaranya, tempat dan situasi kamu waktu kamu mau marah. Aku cuma gak mau kamu kebiasaan apa-apa marah" ujar deven begitu serius menasihatinya.

Damn you, doctor !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang