(38) Masalah mantan

5.9K 359 327
                                    

Malam ders, coba cek suara dulu
Bila kita mencintai yang lain... (Lanjutin dong)

Eh malam ini aku baik lagi. Padahal 2 part yang kemarin belum mencapai target. Aku baik jangan berarti kalian semena-mena ya ders...

Ayooo kalian juga selain semangat baca, tapi juga baik hati vote dan coment.

Note: Ini terakhir baiknya, rules kembali ditegakkan!
_____________________

Hari-hari Anneth semakin sibuk sebagai designer muda. Meskipun kuliahnya belum selesai, pihak butik tempat Anneth magang sangat bangga dengan karya-karya Anneth. Anneth dan Zara tidak seperti mahasiswa yang masih belajar. Oleh karenanya mentor designer tempat Anneth magang meminta Anneth untuk melanjutkan bergabung dengan pihaknya.

Kesibukan Anneth lumayan menyita waktunya. Tapi ada untungnya, Anneth menjadi tidak terlalu terfokus dengan pikiran-pikiran yang bukan-bukan mengenai kesibukan Deven. Anneth sudah berjanji dengan dirinya sendiri untuk belajar menjadi pribadi yang dewasa. Anneth tidak ingin terus meledak-ledakkan emosinya. Anneth ingin menjadi pasangan yang benar-benar tepat untuk Deven.

Tak mau munafik sejujurnya Anneth sedikit tidak tenang karena belakangan ini Deven begitu sibuk di rumah sakit. Waktu mereka menjadi berkurang. Justru sebaliknya, Deven kerap menghabiskan waktu dengan Mishellia, meskipun seringnya ada Clinton diantara mereka.

"Lesu amat neth, sakit lagi?" suara yang mengesiapkan lamunan Anneth.

"Eh enggak kok kak" jawabnya tersenyum ke arah Navis.

"Masih mikirin masalah yang di summer coffe waktu itu? Bukannya Deven masih sering sama kamu?" tanya Navis.

"Iya , lumayan sih sesekali gak bisa sesering dulu" jawab Anneth lesu.

"Namanya dokter neth, sibuk nolong nyawa-nyawa orang, harusnya kamu bangga. Kamu sendiri kan juga sibuk di butik sama kuliah" sambung Navis memberi pencerahan. Navis dan Nadya memang menjadi teman baru bagi Anneth. Sejauh ini Anneth senang berteman dengan keduanya, humble dan nyaman diajak berdiskusi.

"Iya sih, cuma aku aja yang belum terbiasa liat Deven sering bareng mantannya. Ya walaupun urusan kerjaan juga sih" sahut Anneth.

Navis terkekeh menanggapi kekuhan Anneth. "Dasar kamu cemburu liat Deven sama mantannya. Padahal kamu sendiri juga sama Genta satu circle" balas Navis.

Anneth mendelik ke arah Navis. "Yeee beda kali kali Genta mah gak ada baik-baiknya buat dilirik. Kalo kak Mishell kan perfect" jawab Anneth.

"Ooo... Ceritanya miss populer lagi minder nih" goda Navis mengacak rambut Anneth sebentar lalu pergi dengan tertawa.

Anneth memang merasa dirinya ada di bawah level Mishell. Secara jika dinilai Mishell dokter ahli yang cantik. Masalah otak dan fisik tidak lagi bisa diragukan. Kebaikan hatinya pun sudah jelas nyata ada dalam dirinya.

"Oh tidak tidak... Gue harus ketemu Deven langsung nih biar gak mikir aneh-aneh" gumamnya.
Bagi Anneth obat saat pikirannya mulai ngawur hanyalah bertemu langsung dengan Deven. Karena Deven selalu punya kekuatan magis yang membuat Anneth tenang saat bersamanya.

"Zar, nanti gue balik duluan ya" ujar Anneth pada Zara yang masih berkutat dengan komputernya.

"Mau kemane, gue harus tau. Gue gak mau ya kena omel dokter-dokter pribadi lo" balas Zara mengunyah choconut yang ada di mejanya.

Zara benar, memang sampai saat ini pengawasan dokter-dokter lebaynya masih ketat. Deven masih mengawasi pola makan dan istirahat Anneth. Bahkan Clinton pun berlaku demikian dengan menggunakan kewenangan Zara yang sering bersamanya. Anneth benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran dua dokter muda itu.

Damn you, doctor !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang