(19) berdosa

6.1K 345 155
                                    

Selamat malam,
Iya aku tau kok harusnya updatenya masih besok atau hari lain. Tapi sepertinya besok-rabu aku sibuk banget. Jadi takutnya justru gak sempet up. Jadi dipercepat 1 gapapa ya ?

Ders, boleh minta tolong? Boleh ya?
Tolong kalian juga komentar yg berhubungan sama ISI CERITANYA dong. Gapapa komen next sm thanks tapi ada tambahannya gitu lho.

Sorry banyak mau..
____________________

Satu minggu ini rindu-rindu seperti bergumul riang menaungi kemanapun deven melangkah. Satu minggu sudah ia tidak bisa menjumpai orang paling ngangenin dalam definisinya, Anneth. Sehebat apapun rindu yang deven punya, deven berusaha keras mengerti, anneth sedang menempuh ujian di sekolahnya. Ia membutuhkan fokus ekstra untuk belajar dan persiapan ujiannya.

Satu minggu sudah berlalu, selesai sudah keseharian kencannya dengan clinton, friden ataupun gogo atau terkadang juga ketiganya untuk mengisi harinya. Hari sabtu adalah hari yang paling ia nantikan dalam minggu ini. Hari dimana anneth libur dari kegiatan sekolahnya. Deven sudah bersemangat mengatur segala rencana yang ingin ia lakukan dengan anneth dari sabtu pagi. Tapi ternyata di luar ekspektasinya, anneth justru menolaknya, dengan alasan ingin istirahat karena lelah dengan runtutan ujian. Apa anneth tidak paham kalau deven juga lelah menahan rindu yang terus mendobrak akal sehatnya setiap hari.

Pagi itu akhirnya deven memilih kembali bersama dua sahabat hidup dan matinya, friden dan gogo untuk ngegym bersama. Sebelumnya ia sempat sumringah mendapati panggilan telepon dari anneth, ia berharap gadisnya berubah pikiran. Tapi ternyata , keputusan anneth sudah bulat, anneth hanya sekedar menanyakan keberadaan dan rencananya hari ini. Lebih parahnya lagi, sampai deven tak habis pikir anneth juga menolaknya yang ingin berkunjung ke rumah. Penolakan anneth tentu semakin membuat deven tak karuan, panas dimana-mana.

Seusai gym bersama, deven memilih untuk tidak ikut bersama friden dan gogo yang akan membeli sarapan di daerah yang lumayan jauh dari rempat gym. Deven baru saja menyetujui janji dengan seseorang yang menghubunginya di sela waktu gym tadi.

"Kebetulan banget gue lagi gabut" batinnya langsung mengiyakan ajakan.

Deven menuju lokasi janjian di sebuah mall dengan memesan taksi. Sesampainya  di coffe shop yang mereka jadikan tempat bertemu, deven sudah mendapati pengajaknya. Tidak ada kegiatan lebih yang keduanya lakukan, hanya mengobrol, bercerita sembari menikmati kopi masing-masing. Tapi , rupanya topik dan cara pembawaan obrolan yang mereka lakukan terasa menarik sampai hampir dua jam berlangsung baru mereka mengakhirinya.

"See you dev, lain kali kita sambung obrolan kita" pamitnya.

"Oh tentu dengan senang hati manusia segudang cerita" sambut deven begitu sumringah.

Efek kopi yang ia minum, atau efek topik obrolan yang segar di pikiran deven nyatanya rasa suntuk yang sejak tadi menggunung di pikirannya sudah berangsur surut. Deven memutuskan kembali ke apartemen dengan membawa minuman kesukaan dua sahabatnya.

Ia berjalan dengan bersiul riang dan langkah seringan kapas sejak keluar dari taksi. Bahkan ia sempat menggumamkan nada saat menekan tombol password apartemennya. Tapi, seketika lagunya membisu tepat saat matanya menangkap seseorang yang ada di dekat meja makan. Langkahnya terhenti, kakinya berat untuk diangkat, anneth, ada anneth di apartemennya. Ia begitu merindukan gadisnya, tapi kenapa langkahnya justru berat dikepung rasa aneh dalam hatinya. Seharusnya ia berlari melempar jinjingan yang ia bawakan untuk fruden dan gogo lalu memeluk anneth erat-erat. Tapi ia justru mematung, sampai anneth menghampirinya.

"Kak..." hatinya seperti merasakan getir saat mendengar seruan dari anneth. Ada apa ini?

"Ha.. hai..." sapanya. Seharusnya deven memeluknya dan mengeluarkan semua rindu yang ia tampung sejak satu minggu lalu, bukan kalimat ragu seperti tadi. Ah payah.

Damn you, doctor !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang