Haloo readers...
Gak mau tau, kalo komentar tentang ISI PART nya gak lebih banyak dari kemarin. Ku pangkas juga nih jatah.Hayoloh...
________________Seminggu semenjak kesalahan yang membuatnya merasa begitu berdosa membohongi anneth, siang ini anneth sudah berada di rumah deven. Tadi pagi deven menjemputnya, atas pinta mamanya. Dua wanita kesayangannya sedang sibuk memasak kue bersama. Jika sudah seperti ini, maka keberadaan deven akan dilupakan keduanya.
"Sayang..." teriak deven dari sofa di ruang keluarga. Ia menyibukkan diri di depan layar netflix sejak tadi.
"Apa..." sahut anneth dari dapur dengan sedikit menyeru.
"Sini bentar" balasnya.
"Nanti, ini belum selesai. Bentar lagi ya" timpal anneth menawar.
Deven sudah berdecak bosan merasa terabaikan. Ia beralih memainkan gawainya membuka-buka aplikasi yang ia miliki. Benar saja saat ia memeriksa direct message instagramnya, terdapat beberapa notifikasi untuknya.
Nadine Kania Wijaya
Lagi dimana bos ? Bisa kita ngopi siang ini?Sudut bibir deven sudah tertarik beberapa senti membaca pesan dari nadine.
"Sayang aku pergi ya?" seru deven kembali.
"Mau kemana ?" teriak anneth berjalan untuk menilik deven yang masih bersantai di sofanya.
Deven menolehkan lehernya untuk dapat melihat anneth yang masih ada di area dapur. "Makanya sini dong, dicuekin mulu dari tadi" keluhnya. Anneth menggeleng melihat tingkah manja pria yang beberapa hari lagi akan menjadi tunangannya itu.
"Iya iya sabar" ucapnya sembari melepas apron dari badannya. "Bun, anneth ke depan ya" pamitnya diacungi jempol oleh bundanya.
Deven sudah merasa menang sekarang, melihat anneth menurutinya. "Pacarmu tu aku , bukan mama" tukasnya.
"Sini, kangen tau. Capek-capek aku jemput pagi malah sibuk sama mama". Deven terus memprotesnya meski tangannya sudah meraih pinggang anneth untuk duduk di dekatnya.
Anneth sudah berada persis di samping deven, tangan lembutnya sudah mengelus pipi deven yang sedikit berisi. "Kenapa sih tantrum terus?" tanyanya.
Deven akan melemah jika anneth sudah bertindak lebih dulu atas dirinya. "Ya aku kangenlah sama kamu, pake ditanya kenapa" jawab deven merapatkan badan anneth semakin dekat.
Anneth sudah paham betul deven memang akan selalu menempelinya tiap bersama. Perlahan anneth mendaratkan kepalanya di dekat leher deven. Ia yakin dalam jarak sedekat ini nafasnya pasti akan diserap oleh kulit leher deven. "Ya aku kan bantuin bunda sayang" jawabnya menggoda. Deven sudah tidak banyak bicara merasa tangan anneth sudah bermain-main menyapa dada bidangnya yang terbungkus kaos hitamnya.
Tidak banyak protes bicara bukan berarti deven akan diam saja. Tentu bibir nakalnya akan terus mengecup sisi-sisi wajah anneth dengan gemas. "Sayang, hari ini aku belum kamu cium lho. Padahal udah capek-capek jemput".
Anneth sudah menghela nafas mendengar keluhan deven yang terdengar sangat tidak ikhlas menjemputnya. Lihat saja begitu banyak imbalan yang ia minta. "Dari tadi juga udah cium-cium kan" jawab anneth.
Deven menegakkan kepala anneth menjadi di hadapnya. "Itu kan aku. Kamu satupun belum ya" balasnya tidak terima jawaban anneth.
"Apa bedanya sih ? Kan sama aja cium ih. Dasar aneh" cibirnya lama-lama kesal.
"Cepet cium gak" suruhnya. "Cepet sayang" tukasnya terus menuntut.
Cup...
Anneth menuruti mengecup singkat bibir deven yang sejak tadi tak berhenti membeo.
![](https://img.wattpad.com/cover/188744140-288-k767275.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn you, doctor !!!
Teen Fictiondr. Deven Putra Tanuwijaya Seorang dokter muda idaman semua pasang mata kaum hawa. Muda, tampan, cerdas merupakan daya tarik utamanya. Tidak hanya perempuan muda yang selalu berdecak tiap melihat kharisma dirinya yang menguar. Bahkan anak kecil pun...