Halo...
Kangen gak ders ? Pada nyariin ?Maaf ya, authir sedang ada hal penting, sangat penting yang membutukan fokus, susah bagi fokusnya. Makanya gak bisa up lama banget.
Dan, maaf lagi karena hal ikhwal, genting, penting ini masih akan berlangsung sampai beberapa waktu kedepan. Jad saya sebagai author ga bisa lagi janjiin kapan update atau berapa kali up dalam satu minggu.
Tapi sebisa mungkin akan diusahakan untuk masih up. Ya walaupun bakalan jarang-jarang dan jedanya lama.
Maaf ya teman-teman...
Doakan saja apa yang kita kerjakan hasilnya baik, apa yg menjadi goals kita sama-sama tercapai.Selamat membaca...
* * *
Semalam, berjam-jam lamanya Anneth mengurung diri di kamarnya. Seleranya melakukan aktifitas sudah luntur tak karuan karena satu pesan dari genta berisikan foto Deven dan Mishellia. Kalut, itulah keadaan Anneth saat ini. Sampau akhirnya lamunannya buyar saat gawainya berdering menampilkan nama Deven di layar.
"Halo sayang sorry baru kasih kabar. Kamu lagi apa ini?" tanya Deven saat Anneth baru menjawab dialnya.
"Hmmm di kamar aja" jawabnya. Untung Deven hanya menghubunginya lewat telepon jadi Anneth tidak menampakkan kegalauannya di layar.
"Kenapa sih kok kesel gitu jawabnya ?" tanya Deven halus.
"Nggak kok biasa aja ini. Kamu baru di rumah ?" tanya Anneth menelungkupkan badannya di kasur.
"Iya , tadi habis keluar makan" ujarnya.
"Sama ?" sambut Anneth.
Deven tidak langsung menjawab, ada jeda dalam percakapannya. Apa Anneth tau kalau ia habis keluar sama Nashwa ?.
"Sama clinton" jawabnya.
Ya, Deven benar dan tidak berbohong, nyatanya memang tadi ia makan bersama Clinton.
"Oohh yaudah" balas Anneth. Jawaban Deven semakin membuat Anneth kalut, pasalnya bagi Anneth Deven tidak menjawab dengan jujur sesuai dengan foto yang dikirim oleh Genta.
"Sayang besok pulang dari butik aku jemput ya, sekalian kita makan malam di rumah mama" ajak Deven.
Sebenarnya Anneth masih kesal dengan Deven. Jika saja yang Deven tawarkan adalah makan malam berdua pasti Anneth akan menolaknya. Tapi Deven mengajaknya makan di rumah bundanya, ada dua perasaan yang Anneth harus jaga bundanya dan juga Airish.
"Iya , tapi besok aku ada meeting sampai jam lima sore" jawabnya mengiyakan.
"Oke sayang see you tomorrow. Kamu tidur dong jangan begadang biar gak drop badannya. Good night sweet heart" pesan Deven sebelum sambungan telepon berakhir.
Anneth membalikkan tubuhnya menghadap langit-langit kamar. Pikirannya menerawang siapa yang berbohong diantara Deven dan Genta. Apa benar Deven sampai hati bermain di belakangnya berkedok urusan rumah sakit. Anneth kembali pusing memikirkan Deven dan Mishell. Ia memilih memejamkan mata untuk menjalani aktivitasnya lagi esok
Lain halnya dengan Deven yang tengah merebahkan badan di kasurnya berbantal kedua lengan kokohnya yang dilipat di tengkuk belakang. Deven memikirkan bagaimana ia menceritakan rencananya sekaligus meminta izin untuk menikahi Anneth terhadap Mama papanya. Deven tau, niatnya pasti didukung 1000% oleh orang tuanya. Tapi tetap saja ada gugup yang menyeruak dalam hatinya.
Meskipun rencana pernikahannya masih tujuh bulan lagi, tapi tetap saja Deven memikirkan semuanya. Pasalnya ia akan memperistri Anneth, bukan sekedar meminta menjadi pacarnya. Tapi teman hidup selama usianya. Walaupun ia sudah mengenali sosok Anneth, tapi Deven yakin hidupnya pasti akan berbeda setelah menjalani pernikahan. Tanggung jawab besar bukan hanya akan ia tanggung, tapi Anneth juga pasti akan mendapt semakin banyak tuntutan. Termasuk salah satunya, mengenai anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn you, doctor !!!
Teen Fictiondr. Deven Putra Tanuwijaya Seorang dokter muda idaman semua pasang mata kaum hawa. Muda, tampan, cerdas merupakan daya tarik utamanya. Tidak hanya perempuan muda yang selalu berdecak tiap melihat kharisma dirinya yang menguar. Bahkan anak kecil pun...