Part 9 (2)

3.6K 148 13
                                    

-Tanding lawan dia-




Aku membuka baju karate yang masih aku kenakan. Menyisakan kaos putih polos berlengan pendek yang tersisa. Lalu aku mengambil jaket yang ada di dalam tas dan memasukkan baju karate kedalamnya.

Dengan celana karate yang masih aku pakai, kaos putih yang aku kenakan, serta tas yang aku tentang di pundak kanan dan juga jaket yang aku bawa di tangan kiri.

"Kak Anton." Panggilku kepada ketua eskul karate.

"Tadi gak sparing kak?" lanjutku menatapnya.

"Enggak Git, Pak Andre ngeliburin sparingnya soalnya kita hari senin bakal ulangan." Katanya.

"Oh, gitu ya kak." Kataku mengangguk-anggukan kepala.

"Iya Git. Oh iya, tadi dicariin sama Bayu." Kata Anton menatap ke arah aku.

"Oh oke, thanks kak." Ucapku kepada Anton lalu berjalan menuju lapangan basket.

Bukan hanya mau bermain basket melainkan juga harus menemui Bayu yang kini bermain basket bersama anak-anak basket lainnya.


Aku melempar tas dan jaket asal saja di pinggir lapangan, lalu berlari mendekati mereka yang sedang rebutan bola.

"Jojo keluar dong, ganti Gita." Teriak Riko yang masih mendribel.

"Siap." Kata Jojo yang sudah berjalan kepinggir lapangan.

"Aku timnya siapa aja, kak?" tanyaku ke arah Riko.

"Kakak sama kevin." Jawabnya yang langsung melempar umpan ke arah Kevin.

Yah, kita main three on three dalam permainan kali ini.

Aku langsung mengikuti alurnya. Karena aku wanita sendirian jadi aku langsung mengusung taktik yang mungkin jarang di tebak.

Bola kini ada ditanganku. Aku tak menggunakan sepatu karena habis latihan karate sama seperti Bayu yang menjadi lawanku kali ini bersama Angga dan juga Galih yang semuanya adalah anak kelas XI.

Aku menatap ke arah Kevin yang sudah di ujung namun di blok oleh Angga. Riko yang tak jauh dariku juga di blok oleh Galin dan kini aku berhadapan bersama Bayu.

"Yakin diffent-nya masihnya kuat?" katanya seolah mengejek.

Aku tak menjawab perkatanyaannya, melainkan berpikir bagaimana caranya keluar dari zona seperti ini.

"Kak." Ucapku menatap Bayu namun dengan tangan kanan yang masih men-drible bola.

"Hem." Sahutnya dengan senyum smirk yang tercipta.

"Love you." Bisikku tepat di depan wajahnya.

Seketika wajahnya menegah dan tubuhnya seperti patung yang tiba-tiba diam seketika.


Dengan kesempatan seperkian detik yang ada. Aku langsung mengambil langkah menerobos pertahanan Bayu lalu berlari dan melakukan Shooting dan hap, bolanya masuk ke dalam ring.

"Yes." Teriakku dengan bahagia.

"Kan untung Gita yang main, coba kalau jojo pasti seri kita di detik-detik terakhir." Kata Riko menepuk bahu Kevin.

"Thanks Git." Ucap Kevin yang menepuk pundakku lalu tersenyum.

"Eh, udah mau pada pulang yah kak?" tanyaku kepada mereka berdua.

"Iya, udah sore juga. Thanks yah udah buat penutup latihan yang manis." Ucap Kevin yang langsung kepinggir lapangan.

"Jangan lupa sparing datang de." Teriak Riko yang sudah dipinggir lapangan.

Aku mengangkat kedua jempolku dan melihat anak-anak basket beranjak meninggalkan lapangan basket.


Kemudian aku kembali mendrible bola untuk ke arah ring yang berlawan. Namun kakiku seketika terhenti karena ternyata masih ada satu orang yang setia berdiri disana dengan rambut acak-acakan dan keringat yang membasahi tubuhnya.

"Mampus kamu Git." Gumamku menelan ludah sendiri.


Kaki dan otak sekarang sedang tidak singkronisasi. Otak berpikir agar aku cepat pergi dari sini namun ternayata saraf dari kaki seakan-akan kaku tak dapat berjalan sedikitpun.

Dia semakin mentapku dengan sorot mata yang dalam, lalu terus berjalan mendekatiku.

"Lain kali jangan bikin orang spot jantung. Oke." Katanya lalu menariku ke pinggir lapangan.

Duduk dipinggir lapangan dengan kaki yang di luruskan. Lalu aku mengambil minum dari dalam tas.

Sesekali aku melirik laki-laki yang ada disampingku. Kemudian menatapnya sebentar karena dia saat ini sedang menuguk air yang hampir abis dari dalam botolnya.

"Haus apa laper kak?" tanyaku kepadanya.

"Dehidrasi Git." Jawabnya yang melempar botol air mineralnya ke tempat sampah.

"Git." Panggilnya.

"Apaan kak." Kataku mengalihkan pandangan dari balik ponsel dan menatapnya.

"Yang tadi beneran apa enggak?" tanyanya dengan penuh harap.

"Buat ngecoh kakak doang." Jawabku santai dengan senyum diakhir ucapan.

"Yakin?" Tanya Bayu tak yakin.

"Nah emang iya kok." Jawabku langsung memandang ponsel kembali.

"Iya deh iya, percaya." Katanya yang langsung mengacak-ngacak rambutku.

"Tangannya keringet semua ih." Ucapku yang memberhentikannya.

"Yeh alay." Tangkisnya menjitakku.

"Mentang-mentang tadi sparing karate libur jadi kaya bocah." Ucapku mencibirnya.

"Udah yuk pulang bareng kakak." Katanya yang langsung berdiri dan mengambil tas serta jaket biru tuanya.

Aku pun bangkit dengan memakai jaket lalu setelahnya membawa tas di punggung belakangku.



-Jangan lupa mimpi indah malam ini-

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang