-Semua orang hanya menilai dari katanya, sama sepertiku yang hanya menilai dari sudut pandangku saja-
Udara disini memang sejuk. Aku tersenyum senang karena dapat melihat matahari yang sedang malu-malu.
Memotretnya sebentar kemudian duduk bersender di pohon. Memejamkan mata sejenak, berharap bisa menenangkan pikiran di tempat ini.
Aku dan dia sudah lama tidak bertemu setelah 1 tahun lamanya. Kita sempat bertemu ketika ada rapat untuk rencana perpisahan kelas XII.
Kemudian sekarang, dia ingin kembali bertemu denganku di tempat yang sama dengan 1 tahun yang lalu.
"Git." Panggil dia yang sedang duduk di depanku.
Aku menatapnya sejenak. "Apa?" kataku.
Dia menghela napas sebentar kemudian meminum kopi yang sudah dia pesan. "Kakak mau ngejelasin semuanya." Ucapnya setelah menruh kopinya di atas meja.
"Kak Tommy mau ngejelasin apa lagi sih?" tanyaku dengan kesal.
"Kakak cuma mau ngejelasin kenapa kakak milih tunangan sama Febbi." Ungkapnya.
Tommy menatapku dengan intens. "Kakak tau dulu kakak bodoh, karena gak seharusnya kamu jadi pelampiasan buat kakak." Jelasnya.
Tommy diam sejenak. "Maafin kakak waktu itu gak bermaksud buat kamu baper atau apa pun, Git." Ujarnya. "Kakak selalu nganggep kamu sebagai adek yang udah seharusnya kakak manjain." Lanjutnya lagi.
Aku yang mendengar semua penjelasannya itu langsung tertawa terbahak-bahak. "Sumpah, jadi kakak ngerasa bersalah banget?" tanyaku ketika sudah meredakan tawa.
"Kok kamu ketawa sih." Ucapnya dengan bingung.
"Yah abisnya lucu banget sih. Aku tuh nungguin kakak satu tahun ini bukan mau penjelasan soal itu. Tapi aku minta penjelasan gimana perasaan kakak sama Kak Febby." Jelasku sambil tertawa kecil.
"Kakak tau kan aku dari dulu gak ada rasa apa-apa sama kakak." Lanjutku sambil menatap Tommy dengan santai.
Sontak Tommy membulatkan matanya. "Maksudnya kamu gak baper sama sekali waktu kakak perhatian ke kamu, Git?" tanyanya.
"Iya sih kakak tau kamu gak sayang sama kakak. Tapi gak ada baper sedikit pun gitu waktu dulu?" lanjut Tommy dengan penasaran.
Kepalaku menggeleng. Aku tersenyum. "Santai lagi, aku udah nganggep Kak Tommy sebagai sahabat doang." Kataku dengan begitu santainya.
"Gila yah, kakak kira kamu sakit hati gara-gara kakak." Ungkapnya sambil tersenyum kepadaku.
Aku menatap Tommy dengan malas. "Idih percaya diri banget sih." Sindirku.
"Oh jelas dong. Kakak kan ganteng." Sahutnya sambil tertawa.
"Iya in aja deh." Timpalku. "Oh iya, jadi gimana hubungan Kak Tommy sama Kak Febby?" tanyaku.
Tommy langsung tersenyum cerah. "Semakin baik-baik saja." Jawabnya. "Dan kita juga minggu depan mau langsung ke Australia. Kuliah disana." Lanjutnya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Nadiva (END)
FanfictionHigh Rank : Rank 1 pendek #02Februari2020 Rank 1 diary #16Maret2020 Rank 1 cerita #27Mei2020 Wanita dengan paras imut dan rabut pendek juga kacamata yang selalu menjadi ciri khasnya. Memiliki banyak sahabat yang selalu membuat harinya berwarna. ...