21 (2)

2.8K 122 28
                                    

-Sakit kah?-





Aku menghela napas kasar. "Kenapa sih mau tau saya tidur atau enggak." Kataku dengan santai.

"Kalau misalnya kamu gak tidur cuma buat bikin undangan kaya gitu gak wajar sih Git." Sahut Vika yang duduk sebelah Adi. "Seharusnya kamu bisa bilang ke kita buat bantuin ide kamu. Bukannya malah dikerjain sendiri." Lanjut Vika.

"Itu kemaun saya sendiri yang emang buat design." Jawabku dengan masih santai.

"Kalau begitu jawab jujur ke semua orang disini dari pertanyaan saya." Kata Tommy yang masih menatapku tajam.

"Tinggal di jawab aja Git, apa susahnya sih." Timpal Gara dan Tama secara bersamaan.

Sebelum aku mengatakan apa pun aku hanya tersenyum kepada mereka semua. "Tiap hari saya tidur. Tanya aja Adi." Jawabku santai.

"Iya tidur kok dalam kelas setiap hari. Heran. Cuma paling keliatan lelah selama 1 bulan dia ngeracang udangan itu." Kesal Adi. "Untung aja otaknya encer jadi semua guru ngebolehin dia tidur." Lanjut Adi.

"Jadi, kamu gak tidur selama 1 bulan?" tanya Bayu yang sudah menahan amarahnya.

"Bukan 1 bulan." Sanggahku. "Saya kadang tidur malem. Sekitar jam 12 malem tidur dan jam 3 atau 4 pagi udah bangun. Tapi kadang gak tidur kalau matanya emang gak bisa tidur dan baru bisa tidur saat jam pelajaran." Jelasku kepada mereka semua.

"Kalau dibilang gara-gara undangan ini saya gak tidur. Jawabannya salah, udah kebiasan buruk saya tidur 4-5 jam dari 24 jam waktu yang ada atau kadang saya juga gak bisa tidur di saat-saat tertentu." Lanjutku untuk menjelaskan.

"Kebiasaan itu udah ada dari kecil waktu saya SMP." Lanjutku lagi.

"Bukannya tidur juga karena min..."

"Buka aja terus, di buka kartunya terus. Selesai rapat muka babak belur jangan salahin saya." Kataku ketus memotong ucapan Adi.

"Emang bener kan kalau..."

"Sialan." Aku beranjak dari tempat dudukku dan berjalan ke Adi.

Sialnya, sebelum sampai bangku Adi, Gara lebih dulu menarik tanganku agar berhenti berjalan. Aku menatap Gara dengan kesal.

"Balik ke bangku sana." Perintah Gara sambil mengarahkan aku ke tempat aku duduk kembali.

Hana yang melihat situasinya mulai sedikit panas langsung bertindak tegas. "Oke, rapat hari ini selesai. Bayu silahkan pimpin doa." Ucap Hana yang tegas sebagai waketos.

"Bayu, Gita, Adi, Kak Tommy, Kak Gara, Kak Tama, dan Kak Dewi jangan pulang dulu habis rapat ini karena ada yang projek yang harus dibahas lagi." Lanjut Hana.

Bayu yang mendengar itu pun hanya mengangguk. "Baik semuanya duduk dengan rapih. Menurut agama dan kepercayaannya masing-masing, berdoa mulai." Ucapnya.

Selang beberapa menit. "Berdoa selesai." Setelahnya. "Silahkan kalian bisa langsung pulang ke rumah kalian masing-masing, kecuali yang namanya disebutkan oleh Hana." Lanjut Bayu.

Semua yang ada disana langsung beranjak tanpa terkecuali yang namanya disebutkan oleh waketos.


Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang