Part 30

2.6K 118 16
                                    

-Keluarga Reyhan-







"Ini semua Gita yang masak?" tanya Mama Reyhan kepadaku.

Aku tersenyum lantas mengangguk. "Iya tan. Em, gak enak yah tan atau bumbunya ada yang kurang?" tanyaku sedikit kikuk.

"Gak kok, semuanya enak. Bahkan Mama gak nyangka, kirain Mama ini semua beli." Ujar Mama yang terus menyuapkan makanan kedalam mulutnya. "Jangan panggil tante yah, panggil Mama aja." Lanjutnya.

Sean mengangguk. "Ini bahkan paling enak menurut Sean. Masakan Kak Gita no satu habis itu baru masakan Mama."

Sedikit bingung harus membalas ucapan Mama dan Sean seperti apa. "Terus Gita ke Yogya cuma ketemu Reyhan?" kini yang bertanya adalah Evan.

"Gak kok Bang. Disini soalnya mau ikut turnamen karate." Jelasku pada Evan.

"Kak Gita ikut turnamen karate." Kata Sean dengan takjub.

Aku mengangguk. "Gita ikut turnamen karate dikampus Reyhan, Bang." Jelas Reyhan.

"Terus Reyhan gak mau bilang ke Abang ada hubungan apa sama Gita?" tanya Evan menatap Reyhan dengan tajam.

Yang ditanya hanya tersenyum. "Mau bilang apaan sih, Bang." Ucap Reyhan dengan santai. "Reyhan sama Gita cuma temen doang." Lanjut Reyhan.

"Oh jadi masih pendekatan sama Kak Gita. Kalau kata Sean sih jangan mau sama Bang Reyhan." Tutur Sean memberikan saran.

"Karena Kak Reyhan sering ketaun jalan sama cewek lain yah." Ucapku dengan jujur.

Lalu Sean mengangguk. "Iya, Sean aja dulu sering ngeliat Bang Rey jalan sama cewe." Ungkap Sean lagi.

Reyhan yang mendengar itu langsung menatap ke arah Sean dengan tatapan yang mengisaratkan agar Sean berhenti berbicara yang tidak-tidak tentang dirinya.

"Tapi yang baru dikenalin langsung ke Mama cuma Gita loh." Sahut Mama.

Kali ini Evan mengangguk. "Tapi yang diseriusin juga kayanya emang cuma kamu, Git." Timpal Evan.

Aku yang mendengar itu pun tak tahu harus berkata apa. "Tapi Gita sama Reyhan hanya sebatas teman Ma, Bang." Kataku dengan berhati-hati.

Butuh waktu beberapa detik semua yang berada di meja makan hening tanpa suara.

"Gita sedikit tomboy yah." Ujar Mama yang memecahkan kecanggungan.

Otakku berpikir sejenak. "Kalau kata temen-temen Gita sih gitu, Ma." Ucapku kepada Mama.

"Tapi kenapa jago banget masak?" sekarang Evan yang bertanya.

"Dari kecil udah ditinggal Bunda sama Ayah kerja, jadi dari kecil suka masak sendiri cuma kalau lagi males baru beli." Ucapku. "Terus waktu masuk SMP Bunda bilang kalau aku harus sering-sering masak beraneka macam masakan, biar masakan aku makin luas." Lanjutku.

Mereka mengangguk tanda mengerti, lalu aku berpikir sejenak. "Terus Bunda sering bilang kalau aku gak boleh selamanya hanya cerdas dalam bidang pendidikan terus mahir dalam bela diri, tapi juga harus cerdas dan mahir dibidang dapur." Ucapku lagi.

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang