Part 12

3.4K 137 13
                                    

-Teman baru-



"Kak bentar yah aku mau beli batagor dulu." Ucapku yang sudah turun dari motor.

Bayu terlihat bingung dengan ucapanku. "Tadi katanya udah beli banyak makanan waktu di mini market." Kata Bayu yang mencabut kunci motor.

Aku hanya tersenyum seperti biasa sebelum berkata. "Emang udah banyak nih di dalem tas. Tapi lagi kepingin batagor." Kataku.

"Ya udah, itu lapangannya keliatan kan dari sini." Ujar Bayu yang menunjuk ke arah belakangku.

"Siap." Kataku dengan tangan hormat kepada Bayu.



Lantas aku berlari ke arah tukang jualan yang berada di dekat taman ini. Yap, taman dengan berbagai fasilitas. Ada lapangan tenis yang dapat di jadikan lapangan bulu tangkis juga. Lalu ada lapangan basket dan ada beberapa fasilitas lainnya.

Niat awal memang hanya membeli batagor, namun mau bagaimana lagi. Lihat jajanan yang lain langsung ingin membelinya.

Di tangan sebelah kananku sudah ada batagor dan ditangan kiriku sudah ada otak-otak bakar yang wanginya sangat menggiurkan.

Setelah di rasa semua sudah cukup, aku langsung berjalan menuju lapangan basket yang kini sudah terlihat ada 6 orang asik mendrible dan terus berlarian.

Aku tak banyak memperhatikan mereka bermain, karena perutku sedang dalam masa kelaparan jadi aku hanya asik memakan dengan sedikit tangan kanan yang masih kesakitan jika banyak di gerakan.


*** *** ***


30 menit sudah berlalu, batagor dan otak-otak bakar yang tadi aku beli sudah habis tanpa tersisa. Kini, aku memperhatikan ke arah lapangan dengan amat sangat baik.

Hingga setelahnya dahiku berkerut. "Kok kaya gak asing yah sama laki-laki yang baju abu-abu." Gumamku sendiri. "Mukanya kaya kenal tapi namanya gak tau." Lanjutku sambil mencoba membuka minuman dengan tangan kanan.

Tapi sayangnya tutp botol itu tak terbuka sama sekali yang ada justru aku meringis kesakitan. Sekarang, aku malah terkejut melihat ada yang merebut botol itu dari tanganku.

"Nih udah." Ucap Bayu yang berhasil membuka tutup botol.

"Thanks." Kataku yang langsung meneguk minuman tersebut. "Itu yang lain kok malah berhenti." Lanjutku yang melihat mereka tadinya sedaang bermain basket kini sudah duduk dengan kaki diluruskan.

"Cape Git, istirahat dulu." Jelas Bayu yang langsung duduk disampingku.

Aku pun hanya mengangguk lalu mengambil sesuatu dari dalam tas. "Nih minum." Kataku yang memberikannya minuman isotonik.

"Cie perhatian." Ucap Bayu yang lengsung mengambil minuman tersebut.

Mendengar perkataan dari mulut Bayu pun seketika aku langsung menggelengkan kepala dengan tegas. "Bukan cuma buat kakak. Tapi buat kakaknya kak Bayu sama temen-temennya juga udah aku siapain." Ujarku yang langsung mengeluarkan 5 botol isotonik dari dalam tas.

"Panggilin gih suruh kesini, kasian mereka." Lanjutku menatap Bayu.

Bayu melihat kearahku dengan tatapan kesal lalu langsung memandang ke lapangan. "Woy, abang-abang tercinta. Sini." Teriak Bayu kepada mereka semua yang masih duduk dilapangan.

"Lagi gak mau ganggu orang pacaran." Teriak seseorang yang memakai kaos basket.

Aku yang mendengar itu pun langsung membulatkan mata tak percaya. Lalu aku berteriak ke arah lapangan. "Sorry nih kak, kebetulan saya bukan pacarnya Kak Bayu." Teriakku dengan keras hingga membuat mereka yang sedang istirahat dilapangan langsung tertawa.

"Sini kak. Gabung aja sini." Teriakku sekali lagi.

Setelah teriak seperti itu pun mereka akhirnya bangun dan berjalan mengahmpiri posisi aku dan Bayu.

"Nih kak minum dulu biar gak dehidrasi." Kataku memberika mereka minuman satu persatu.

"Baru aja mau beli minum, malah udah dapet minum." Ucap orang yang mengenakan baju basket. "Kamu bener bukan pacarnya Bayu?" lanjutnya sambil menatap ke arahku.

"Emang niatnya gak mau pacaran kak." Kataku satai sambil membuka cemilan.

"Oh iya btw, kita belum kenalan." Ucap seseorang yang menggunakan baju basket. "Saya Revan, abangnya Bayu. Yang di samping saya itu Bagus, Alex, Dipto, dan itu Julio." Lanjutnya memperkenalkan diri beserta yang lainnya.

"Saya Gita." Kataku yang menatap ke arah mereka semua, lalu menatap ke arah Bayu yang duduk di sampingku. "Sibuk amat main hpnya." Celetukku ke arah Bayu.

"Terserah dong, kamu aja dari tadi sibuk kenalan." Balasnya yang masih sibuk memainkan ponsel.

"Lah lagi kenapa coba." Kataku terheran-heran.

"Dia lagi cemburu Git." Celetuk Alex yang diangguki oleh semuanya.

"Lah ngarang." Kataku ke arah Alex, kemudian melempar beberapa cemilan ke arahnya. "Dimakanin tuh kak." Lanjutku kepada mereka semua.

"Bay, kalau Gitanya gak mau buat abang aja yah." Kata Revan dengan nada sedikit keras.

"Babang Ito juga siap nikung kok." Ucap Dipto yang tertawa.

"Lah pada ngomongin apaan sih." Kataku bingung yang terus memakan kripik singkong di tanganku. Lalu aku mengarahkan tangan kanan ke arah mulut Bayu agar dia ikut ngemil seperti yang lain.

"Bay kalau gak mau disuapin Gita, biar Bang Jul aja yang makan sini." Ejek Julio yang melihat beberapa helai kripik masih berada di tangan Gita.

Setelah Julio mengatakan seperti itu pun Bayu langsung memasukkan kripik singkong dari tanganku ke dalam mulutnya.

Obrolan aku dengan mereka terus berlanjut dengan aku yang terus memasukkan cemilan ke dalam mulut Bayu. Hingga waktu terus berjalan dan matahari pun berpindah dengan perlahan.



-Jangan lupa untuk tersenyum hari ini-

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang