Part 35

2.4K 105 14
                                    

-Hutan-






Kamis pagi, aku dan Abi hanya duduk ditengah lapangan dengan rerumputan terbentang hijau dipijakanku.

Tersenyum melihat Abi begitu asik bermain kucing dalam ponselku. Pandanganku melihat ke seketiar yang ternyata masih ada anggoota panitia yang mendirikan tenda untuk kebutuhan kemah besok.

Pukul 7 pagi, aku langsung mengabari Rio untuk menyuruh semua anggota panitia kumpul di desa yang aku sebutkan. Setelahnya Gara, aku, dan Abi menjemput mereka di depan desa.

Jalan dari desa menuju ke tempat kemah tidak jauh, hanya 20 menit berjalan kaki untuk samapai ke tempat ini.

Tak lama setelahnya, pandanganku jatuh ke Abi. "Abi ikut Mba yuk." Ajakku kepada Abi.

Abi yang asik duduk didepanku kini mulai mangangguk setuju. "Mba, gendong." Rengek Abi yang masih memegang ponselku di tangan kanannya.

Tanganku terulur langsung menarik Abi dalam gendonganku. "Kita mau bantuin Kakak-kakak itu yah, Mba?" tanya Abi dalam gendonganku.

"Iya, Abi mau ikut bantuin?" tanyaku balik.

"Abi bantu doa aja ya." Jawabnya dengan polos.

Tawaku pecah seketika. "Yang ngajarin Abi kaya gitu siapa?" tanyaku ketika sudah meredakan tawa.

"Mas Gara." Tunjuk Abi yang melihat Gara beberapa langkah di depannya.

Kepalaku mengangguk. Lalu menghampiri Gara, Rio, Reyhan, Artur, Fatur, dan 4 anak cewek yang ada di samping mereka.

"Tenda buat istirahat panitia udah selesai kan?" tanyaku kepada mereka semua.

Rio mengangguk mentap. "Udah beres, Git. Tempat anak sosiologi juga udah beres, jadi besok anak sosiologi yang kemah tinggal ngediriin tenda dibantu sama panitia yang lainnya." Jawab Rio sambil menjelaskan semuanya.

"Bagus kalau gitu." Kataku. "Oh iya pilok yang aku minta mana?" lanjutku lagi.

Reyhan langsung mengambil tasnya yang tergeletak di bawah pohon. Mengambil sesuatu lalu membawa 2 pilok berwarna merah dan putih di tanganya.

"Ini." Ucap Reyhan sambil memberitkan 2 pilok ke arahku.

"Di pegang Kak Rey dulu. Aku lagi gendong Abi." Sahutku sambil melihat ke arah panitia yang lain.

Aku duduk di samping Gara yang kosong dengan Abi di pangkuanku.


Mereka semua ternyata sudah mulai berjalan ke arahku dari berbagai arah yang berbeda. Ya, memang, tenda panitia di tempatkan di berbagai sudut lapangan agar dapat memantau anak sosiologi dengan mudah.

"Udah beres semua nih, Git." Ucap salah satu panitia.

Kepalaku hanya mengangguk tanda mengiyakan.

Anton berdiri tak jauh dariku. "Habis ini ngapain, Git?" tanya Anton antusias.

Aku menatap Anton sebentar. "Jelajah hutan buat acara game yang jadwalnya hari minggu pagi sampe sore." Jawabku. "Jalurnya bakal disamain buat malam senin yang acaranya jerit malam." Lanjutku.

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang