Part 23

2.7K 115 26
                                    

-Turnamen-







"Git, dipanggil Pak Herman tuh." Kata temanku yang baru masuk kelas.

"Kemana?" tanyaku.

"Dia nyuruh kamu ke ruang guru buat nemuin beliau." Ucapnya sambil menaruh tas di belakangku.

Aku melihat koridor sudah banyak dipenuhi anak-anak. Ada yang duduk depan kelas sambil membuka buku paketnya kembali.

Yah, ini hari senin dan kita baru mulai 2 mata pelajaran untuk ulangan tadi sekarang sedang istirahat selama 1 jam sebelum memasuki ulangan selanjutnya.

Aku memasuki ruang guru yang disarankan oleh temanku. Lalu aku mendatangi meja Pak Herman yang sedang duduk asik mengobrol dengan guru lainnya.

"Permisi Pak, Bapak manggil saya?" tanyaku dengan sopan.

"Oh iya betul. Saya ada projek untuk kamu." Ucap Pak Herman langsung to the point.

"Projek apa yah emangnya pak?" tanyaku wanti-wanti.

"Seminggu ini kamu gak usah ikut ulangan, kamu fokus untuk ikut turnamen karate yang ada di Yogya seperti tahun-tahun sebelumnya." Jelas Pak Herman.

"Terus nilai ulangan saya gimana pak?" tanyaku sedikit bingung.

"Kepala sekolah sudah ngebebasin kamu gak ikut ulangan tapi kamu tetap punya nilai karena dari mata guru-guru yang ngajar di kelas kamu, kamu anaknya cerdas jadi kalaupun kamu ikut ulangan susulan gak akan masalah untuk kamu kan." Ucap Pak Herman menatapku intes.

Aku mengangguk saja. "Kalau boleh tau turnamennya kapan yah pak?" tanyaku.

"Rabu depan. Perwakilan dari laki-laki yang ditunjuk adalah Anton. Kamu bisa langsung latihan sehabis istirahat bersama Anton." Jelas Pak Herman kembali.

"Kalau begitu saya permisi dulu pak." Kataku yang langsung menyalami tangan guru-guru yang berada di meja tempat duduk Pak Herman.

Kakiku langsung berjalan menuju kelas XI IPA 5 karena ulangan kali ini harus bersama anak kelas XI IPA 5. Yap, setiap ujian dimulai semua kelas diacak agar teman satu bangku tidak satu kelas ataupun satu jurusan.

Aku langsung memasukkan barang-barangku kedalam tas dan menaruhnya di pundak kanan. Lalu jaket di tangan kiri.

"Mau kemana Git?" Tanya Adi yang sudah berada di depan pintu.

"Mau latihan karate buat turnamen." Jawabku santai.

"Ulangannya gimana, Git?" Teriak Vino dari belakang sana.

"Dibebasin buat gak ikut ulangan dong." Kataku memanas-manasinya.

"ENAK BANGET." Teriak Slamet yang di samping Vino.

"Turnamen dimana emangnya?" tanya Adi.

"Di Yogya. Perwakilan anak lakinya Kak Anton." Jelasku pada Adi.

Dia hanya mengangguk paham. "Latihan yang rajin biar menang turnamen. Btw, setauku dalam 2 tahun terakhir ini belum ada loh anak cewek di sekolah ini yang menang nyabet turnamen juara 1." Ucap Adi sambil menaik nurunkan alis.

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang