Part 27 (2)

2.6K 112 22
                                    

-Lagu dalam sejuta kenangan-






Petikan terakhirku sudah tak terdengar lagi, namun suara tepuk tangan dari arah bangku penonton bersorak ria.

"Lagi... lagi." Teriak mereka semua.

Aku yang mendengar itu hanya tersenyum kepada mereka. Lalu ingin berdiri sebelum 2 orang berbicara dengan micnya.

"Satu lagu lagi Git." Ucap Bayu yang langsung dihadiahi oleh sorak-sorak penonton.

"Please Gita, satu lagu lagi." Kini Hana yang bersuara.

Aku langsung melihat arloji tanganku menunjukkan pukul 8 kurang 15 menit. Akhirnya aku memutuskan untuk melihat ke arah Gara, Nuel, Ina, dan juga Anton.

"Ayo Git, gapapa satu lagu lagi mumpung masih belum jam 8." Teriak Anton dari arah belakang bangku penonton.


Lantas aku mengangguk dan mereka semua bersorak gembira.

"Lagu kedua ini buat kalian yang mungkin jatuh cinta sama seseorang tapi seseorang itu malah cinta sama yang lain. Tanpa sadar ada kita yang tersakiti karena orang tersebut." Kataku sambil menghembuskan nafas.

"Buat yang merasa pernah nyakitin perasaan orang lain mungkin bisa mencoba berpikir untuk minta maaf dan untuk orang yang tersakiti percayalah jangan pernah untuk membecinya karena semua itu percuma." Lanjutku sambil mengukir senyum.

Aku memetikan gitar berharap mencoba menenangkan keresahan hati. Memejamkan mata sebentar lalu menatap semua orang dari atas sini. Tersenyum melihat mmereka sedang menatap kearahku


Semudah itu kau tulis kembali

Kisah cinta yang berakhir luka

Hadirmu

Tak mungkin kusambut lagi

Karena ada dia di hatimu


Mataku menatap lurus kedepan, pikiranku melayang jauh ke masa lalu. Tersenyum tipis ketika melihat Gara dan dia saling menatap satu sama lain. Seakan-akan dia meminta maaf kepada Gara. Lalu Gara seolah meminta penjelasan pasti.


Dulu kau yang pergi

Meninggalkanku...

Kini kau kembali

Tawarkan berjuta mimpi


Wanita disampinya menatap kearahku dengan datar. Aku terus menatapnya dengan sorot mata yang susah ditebak oleh siapa pun. Mataku menangkap laki-laki disamping wanita itu yang sudah menatapku lurus kedepan.

Aku tersenyum hangat kepadanya. Seolah-olah aku baik saja walapun ternyata hatiku sudah tak terbentuk lagi.


Pergilah

Cintamu bukan untukku

Kembali padanya

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang