Part 39 (2)

2.3K 101 31
                                    



Setelah memeriksa tempat acara pensi dan sudah memastikan jika semua dalam kondisi baik-baik saja. Kini, aku mengarahkan langkahku ke tempat tenda penyimpanan makanan yang sudah di jaga oleh 4 panitia.

2 di antara mereka aku sangat mengenalinya, siapa lagi jika bukan Artur dan Anton. Pandangan mereka berempat menatapku ketika langkah kakiku sudah sangat dekat dengan mereka.

Aku langsung duduk di atas tikar, tepatnya duduk di samping kiri Artur. "Persediaan makanan tadi gimana?" tanyaku yang langsung to the point.

Artur menatapku dengan pandangan santai. "Terkendali."

Anton dan 2 panitia lain pun mengangguk. "Iya semuanya terkendali. Tuh, masih ada 4 kotak makan." Sahut salah satu panitia.

Pikiranku melayang jauh menghitung semua angka. "Jumlah kotak makan yang dibawa ke sini sama warga kampung emangnya berapa?" tanyaku penasaran.

"Masih sama kok kaya kemarin-kemarin." Jawab Anton dengan sedikit ragu.

"Iya, Git. Tadi udah di itung ulang kok. Semuanya 125 kotak. Sama ada kopi, susu, terus popmie yang di bawa warga buat panitia." Jelas salah satu panitia.

Mataku menatap mereka semua sejenak. "Bangun gih kalian berempat." Perintahku.

Yang mendengar itu pun hanya terheran-heran. "Buat apaan, Git?" tanya Anton dengan penasaran.

"Berdiri di depan." Tunjukku dengan nada kalem namun tegas.

Mereka berdiri patuh tepat di depanku. Aku masuk ke dalam tenda dengan membawa 2 kotak makanan. Lalu menatap kembali ke arah mereka.

"Tanyain anak sosiologi atau pun panitia lainnya siapa diantara mereka yang belum makan nasi." Titahku.

Jelas 4 orang didepanku ini masih bingung. "Aku mau makan, tapi gak mau makan sendirian." Lanjutku.

"Lah. Kan ada kita, Git." Ucap salah satu panitia.

Mataku menatapnya dengan tajam. "Kalian udah pada makan nasi kan?" tanyaku.

Mereka mengangguk dengan kompak. "Udah." Jawabnya.

"Kan aku bilangnya yang belum makan nasi. " Kataku dengan kesal. "Tinggal dicariin aja sih, apa susahnya." Lanjutku lagi dengan posisi yang sudah duduk di tikar.

"Iya iya, Git." Sahut Anton yang mulai balik badan kemudian melangkah pergi disusul dengan yang lain.

Melihat kepergian mereka berempat aku hanya menggelngkan kepala dengan heran.


"Sebenernya mereka yang gak peka atau aku yang terlalu peka sih. Seharusnya sisa kotak makanannya tuh 3 kotak bukan 4 karena aku tadi makan nasi berair yang gak ada rasanya." Kesalku dalam hati.


*** *** ***


Setelah menunggu hampir 10 menit lamanya, Artur, Anton, dan 2 panitia di sampingnya berjalan santai ke arahku dengan 1 orang yang derjalan di samping kiri Artur sudah mengenakan jaket tapi anehnya orang itu juga membawa 1 jaket di tangan kanannya.

"Nih, Git. Kita bawain orang yang belum makan nasi." Ucap salah satu panitia.

Mereka berlima duduk di atas tikar yang sama denganku. Aku menatap mereka semua sebentar. "Anak yang tanggung jawab buat seksi makanan pada kemana?" tanyaku.

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang