Part 34

2.5K 110 17
                                    

-Kamu terlalu dekat denganku, hingga aku ragu untuk menggapaimu-





"Kita mau kemana Git?" tanya Gara yang terus berjalan di sampingku.

Aku tak menanggapinya, namun justru terus berjalan di atara rindangannya pepohonan.

Selepas keluar dengan tubuhnya yang digendong oleh Gara, aku mengusulkan untuk di urut dahulu agar aku dapat kembali jalan walaupun tidak senormal biasanya. Tapi setidaknya rasa sakitnya berkurang lebih banyak dari yang tadi.

"Kita mau kemana Git?" tanya lagi ketika sudah melihat beberapa pemukiman yang tak jauh dari tempatnya berjalan.

"Mau ngecek tempat kemah." Jawabku sambil memperhatikan jalan di depan.

Gara tak lagi mengucapkan apa pun namun dia menghela napas berat kemudian menggenggam tanganku. Menautkan jari-jari besarnya dalam jariku.

Mendadak kakiku berhenti menatap laki-laki yang berdiri di samping kananku. "Kenapa?" tanyaku sambil menatapnya.

"Ini udah malem." Ucapnya dengan menghela napas berat diakhir kalimatnya.

Aku tersenyum mendengar ucapannya. "Mangkannya ayo cepetan, ini udah jam 7 lewat loh." Kataku sambil sesekali melihat layar ponsel milik Gara yang aku pegang menggunakan tangan kiriku.

"Ayo kak." Kataku lagi sambil menarik tangannya terus berjalan kedepan.

Malam ini sangat cerah karena terlihat bulan dan bintang di atas sana. Aku berjalan terus hingga sudah terlihat ada 5 rumah yang berdiri dengan kokohnya walaupun masih terbuat dari kayu.

Kemudian terlihat lagi di belakang sana ada hampir 20 rumah yang sama menggunakan kayu berdiri kokoh.

"Mba Gita." Panggil seorang anak laki-laki yang umurnya baru beranjak 5 tahun.

Dia berdiri didepan rumahnya sambil tersenyum kepadaku. "Loh Abi kok belum tidur sih?" tanyaku setelah berdiri didepan rumahnya.

Abi hanya menggelengkan kepala. "Abi belum ngantuk, Mba." Jawabnya dengan wajah polos.

Kepalaku mengangguk mendengar jawaban darinya. "Eh ada Mbak Gita." Ucap seorang wanita yang baru keluar dari dalam rumahnya.

"Iya Bu, lagi mau ngecek lokasi buat kemah hari jum'at nanti." Kataku dengan senyum ramah.

"Kenapa tidak besok pagi saja? Sekarang sudah malam loh Mbak." Katanya dengan raut wajah khawatir.

"Gita nginep di rumah Ibu lagi boleh ndak?" tanyaku sambil tersenyum.

Wanita yang aku panggil Ibu hanya tersenyum sambil mengangguk. "Itu temenya gak dikenalin sama Ibu, Mbak?" tanyanya sambil melirik Gara yang masih berdiri disamppingku.

"Gilang Anggara, Bu. Biasa dipanggil Gara." Ucapnya memperkenalkan diri sambil menyalami tangan wanita yang aku panggil Ibu.

"Laki-laki yang sopan." Ucap Ibu sambil melihat Gara. "Ibu Rara. Panggil aja Bu Ra, atau panggil Ibu aja sama kaya Mba Gita." Lanjutnya.

Aku menatap Bu Rara dengan raut tanda tanya. "Bapak kemana Bu?" tanyaku.

"Sedang di balai desa. Lagi ngediskusiin soal anak kuliah yang mau kemah disini." Jawab Bu Rara.

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang