-Perhatian seorang ketos-
"Gimana? Semuanya setuju sama pembagian tugas masing-masing?" tanya Bayu kepada semua anak OSIS.
"Setuju." Kata kita semua serempak.
"Oke baiklah. Ini jenis beberapa undangan yang akan dijadiin prom night dua minggu lagi." Ucap Hana yang kemudian membuka suara dengan memberikan cotoh undangan ke hadapan kita semua.
"Kenapa undangannya gak bikin design sendiri biar bikin kesan kecil jadi lebih dikenangan aja. Kan jarang tuh undangan prom night pake design sendiri." Ucapku mengusulkan ide.
"Tapi Git, kita waktunya udah mepet loh." Ucap Fadli.
"Tenang kak, udah aku kerjain semuanya." Kataku dengan senyum bahagia dan mereka semua menatapku seolah-olah tak percaya.
Aku ingin mengeluarkan leptop dari dalam tas namun ternyata tanganku kananku sekarang sekarang terasa sakit jika sedikit digerakkan.
"Adaw, ini tangan napa baru sekarang kerasa sakitnya dah." Ucapku pada diri sendiri, namun ternyata memang suaraku aja yang dapat di dengar semua anak OSIS.
"Sini aku bantuin Git." Ucap Tiara, anak kelas XI yang duduk disampingku.
"Kamu ngeringis kesakitan malah buat kita semua ngilu." Lanjut Tiara yang diangguki oleh semua anak OSIS.
"Maapkan dede gemes ini atuh kak." Kataku dengan cengirannya.
"Siniin lepopnya Ra." Ucap bayu menatap Tiara.
Tiara pun langsung memberikan leptopku kearah Bayu. Lalu Bayu mengubungkan ke sebuah proyektor yang ada dalam ruangan.
"Nama filenya apa?" tanya Bayu menatapku.
Aku berbipikir sejenak lalu. "Wait. Wait, kok." Kataku ngegantung lalu aku mengerjap sebentar.
"Nama filenya design XII." Lanjutku pasras lalu mengehembuskan napas kasar.
"Oke semuanya tolong perhatiin ke depan semua." Perintah Bayu kepada semuanya.
Tak lama munculah design satu persatu dengan design yang yang unik namun setiap undangan memiliki kata-kata yang berbeda satu sama lainnya.
Kata-kata yang mendenskripsikan sikap mereka dari beberapa teman-teman sekelas mereka. Lalu ada juga dari beberapa guru dan juga adik kelasnya.
"Gila. Ini sih daebak." Ucap Adi lantang.
"Gita, ntar undangan prom night angkatan berikutnya lebih daebak lagi yah." Ucap Vika dengan semangat."
"Insyaallah kak kalau jadi anak OSIS lagi yah." Ucapku santai.
"Harus dong Git." Timpal Gio.
"Oke fix, kita pake undangan yang Gita design sendiri. Yakin dah ini mah kakel kita bakal seneng nih." Ucap Hana menarik senyum dengan bahagianya.
"Deal." Ucap mereka kompak.
"Oke, yang bagian cetak undangan langsung siap-siap. Soalnya hari senin anak kelas XII bakal datang kesekolah untuk pemberitahuan perpisahan dan sekalian aja kasih undangannya hari itu."
"Siap." Ucap beberapa anak OSIS yang sudah ditugaskan mencetak undangan.
"Oke rapat kali ini selesai dan semuanya bisa pulang ke rumah masing-masing setelah berdoa bersama. Kecuali yang tadi minta hukuman." Ucap Bayu.
"Nah loh Git, lagian pake diminta segala." Teriak Adi ke arahku.
"Oke semuanya siap dan khidmat." Ucap Bayu dengan menundukkan kepalanya. "Berdoa menurut kepercayaan dan agamanya masing-masing. Berdoa di mulai." Lanjut Bayu.
"Berdoa selesai." Ucapnya setelah beberapa menit berdoa. "Saya akhiri rapat hari ini wassalamualaikum. Selamat siang dan selamat kembali ke rumah masing-masing." Lanjut Bayu menatap ke semua anak OSIS.
Setelah mendengar apa yang diucapkan Bayu pu semuanya langsung bergegas menuju keluar sekolah tapi entah mereka semua pulang ke rumah atau bisa saja karena sekarang masih jam 12 siang mereka jalan-jalan dulu.
Aku terus menatap gerak gerik Bayu yang sedang duduk disampingku sambil memainkan hpnya.
Lalu, aku menarik leptopku menggunakan tangan kiri untuk dimasukkan kedalam tas. Setelah selesai aku menatap kembali Bayu yang asik bermain ponselnya.
"Aishhh... Kak cepetan ini hukumannya apa? Jangan malah asik main hp mulu." Ucapku dengan kesal menatap kearahnya.
"Dasar ngeselin. Yang seharusnya kesel itu kakak bukan kamu." Ucap Bayu yang tak menatapku.
"Kemarin luka kamu itu cuma lebam kenapa sekarang malah dapet kabar udah di jahit." Lanjutnya yang terus memandangi ponselnya.
"Semalem gak sengaja nonjok tombok lagi. Jadi lukanya robek." Jawabku santai namun tak berani menatapnya.
"Sakit banget yah?" tanyanya kepadaku.
"Tadinya sih mati rasa, tapi pas udah diobatin jadi malah ngerasain sakitnya." Jelasku sambil melihatnya yang terus asik memainkan ponselnya.
Dia menghela napas kasar lalu menaruh ponselnya ke dalam tas dan setelahnya menatap kearahku. "Hukumannya kamu harus aku hari ini buat latihan basket sama temen-temen kuliah kakakku." Ucapnya.
"Astaga jahatnya. Udah tau tangan lagi sakit kaya gini. Gak tepat banget nagajakinnya." Kataku menghela napas kasar.
"Itu hukuman yang tepat buat kamu." Kata Bayu sambil mengusap kepalaku.
"Hukumannya berat karena cuma bisa ngeliatin gak bisa gabung. Aishhh." Kataku frustasi dengan mengacak-ngacak rambut.
"Shit... udah jangan di acak-acak lagi rambutnya." Ucapnya sambil merapihkan rambutku kembali.
Kemudian dia berdiri dari tempat duduknya lalu menarik tangan kiriku dengan lembut. "Udah yuk jalan sekarang, nanti telat." Ucapnya dengan terus melangkah.
Aku yang melihat itupun hanya pasrah dan mensejajarkan langkah untuk berada di sampingnya.
Hingga kita berdua sampai di tempat parkir. Aku melihat sekeliling yang suasananya mulai sepi. Karena hari ini hanya anak OSIS yang ada di sekolah, eskul lainnya sedang diliburkan semua untuk fokus ulangan akhir sekolah yang diadakan senin besok.
Setelah aku sudah memakai helm yang Bayu berikan, aku siap untuk menaiki motor miliknya.
"Aishhh." Ucapku meringis memegangi perut sebelum menaiki motor Bayu.
Bayu yang melihat itu pun langsung turun dari atas motornya dan berdiri didepanku dengan raut wajah yang khawatir. "Kenapa Git?" tanya Bayu.
Kepalaku yang tadinya menunduk karena menahan sakit kini sedikit mendongak untuk melihat wajah Bayu. "Ke mini market dulu boleh gak?" tanyaku dengan cengiran di akhirnya.
Bayu seolah mengerti apa yang ada dalam pikiranku. Lantas langsung menatapku dengan tatapan tajam. "Dari kapan belum makan? Pagi atau semalem?" ucap Bayu.
"Tadi pagi lupa sarapan." Kataku dengan senyum diakhir ucapan.
"Astaga." Katanya dengan mengacak-ngacak rambut sekan ia frustrasi. "Lihat, sekarang jam sudah mau jam 1 siang kamu baru makan? Kok kesel yah."
Setelah mengatakan seperti itu dia langsung menaiki motornya kembali dan menarikku untuk cepat naik ke atas bersamanya.
Sekarang, motor ninja berwarna hijau milik seorang ketua OSIS pun meleset keluar gerbang sekolah dengan seseorang dijok penumpangnya.
-Jangan lupa ceria untuk aktivitas pagi ini-
Semangat guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Nadiva (END)
FanfictionHigh Rank : Rank 1 pendek #02Februari2020 Rank 1 diary #16Maret2020 Rank 1 cerita #27Mei2020 Wanita dengan paras imut dan rabut pendek juga kacamata yang selalu menjadi ciri khasnya. Memiliki banyak sahabat yang selalu membuat harinya berwarna. ...