-Ketemu kakak kelas waktu SMP-
Sudah sekitar 30 menit berlalu, tetapi aku masih tetap nyaman berbincang bahkan bercanda lalu tertawa bersama mereka.
Tawaku seperti yang paling kencang jika Bagus, Dipto, dan Julio melemparkan sebuah candaan khas mereka. Kalau aku pikir mereka sudah seperti orang yang terang-tangan mengaku jika mereka itu sudah gila.
"Kamu orangnya enak juga yah Git kalau di ajak bercanda." Kata Bagus di sela-sela tawanya.
"Iya bener, Gus. Gak kayak cewek diluar sana gitu yang kalau ketawa jaim-jaim gitu." Timpal Julio sambil memakan kripik singkong ditangannya. Lalu, melihat ke arah tangan kananku dengan penuh tanya. "Itu tangan kamu kenapa, Git?" lanjut Julio kepadaku.
Aku yang tadinya asik memakan kini jadi berhenti sebenetar. "Habis di jahit kak." Jawabku dengan santai, setelah mengatakan itu aku kembali memakan kripik.
"Kok gak uring-uringan kesakitan gitu sih?" ucap Revan menatapku.
"Tadinya gak ngerasain sakit, tapi setelah di jait kaya luka lecet sih sakitnya." Jelasku kepada Revan.
"Tapi kamu masih suka main basket kan?" kini Alex yang bersuara.
Semua temannya Alex yang ada disitu kini menatap Alex dengan lekat, takut salah dengar jika yang bertanya tadi bukanlah dari seorang Alex.
"Nih jujur yah sebelum aku jawab pertanyaan kak Alex, kita pernah ketemu gak sih sebelumnya?" kataku menatap ke arah Alex dengan serius.
Sekarang justru yang ada distu menatapku lalu bergantian menatap Alex. Bahkan Bayu yang dari tadi sedang asik ngegame kini ikut menatap ke arah Alex kemudian menatapku.
"Jawab Lex, jujur aja." Cletuk Dipto yang asik membuka cemilan baru.
"Wah Alex diem-diem udah kenal duluan." Timpal Bagus dengan senyum jailnya.
Alex menatap tajam ke arah Bagus dan Dipto, lalu berkata. "Diem dulu dong." Ucap Alex. "Iya, saya kakak kelas kamu waktu SMP." Lanjut Alex yang justru membentuk tanda tanya besar dalam kepala.
"Wait, wait. Angkatan yang mana? Angkatannya kak Tata sama kak Bunga, nih?" tanyaku kepada Alex.
Alex menggelengkan kepalanya tegas. "Mereka malah adik kelas saya." Lalu dia melanjutkan, "Saya angkatannya Fikri yang pake kacamata, kenal?"
Pikiranku langsung melayang jauh ke waktu yang dulu, kemudian aku tersenyum dan mengangguk paham apa yang dimaksud oleh Alex. "Aku inget. Kak Alex yang lagi itu sama Kak Fikri jaga UKS waktu platikan dewan penggalang pas angkatannya aku kan?" kataku dengan senyuman.
Dia pun mengangguk dengan tegas. "Yah dan kamu adik kelas yang berani ngebentak Fikri waktu itu." Ucapnya.
"Aish... pake diingetin." Kataku yang langsung tertawa renyah saat itu juga.
"Gita kalau ketawa gitu imut yah." Ucap Revan dan Bagus secara bersamaan.
Aku yang tadinya tertawapun kini mendadak diam dan menatap ke arah Bagus lalu Revan secara bergantian.
"Gita punya Bayu, bang." Ujar Bayu yang sudah mengubah tangannya memainkan ponsel kini dengan memegang botol minuman.
"Kita semua juga udah denger Bay, Gita gak mau sama kamu." Kata Dipto dengan jelas.
"Saingannya makin banyak nih Bay." Jail Julio kepada Bayu.
"Bukan cuma mereka bertiga doang kok kak, yang ngedeketin mah banyak tapi emang dasarnya aja lagi gak mau." Timpalku kepada Julio.
"Gak mau atau karena masih ke inget Fikri?" tanya Alex.
Aku menatap Alex dengan penuh tanda tanya. "Kok tau aku mantannya kak Fikri?" kataku sejank hingga tangan kiriku otomatis menepuk jidat dengan kencang. "Astaga, lupa aku. Kak Alex kan sahabtnya dia. Tapi btw, aku udah gak kepikiran dia lagi sih kak. Emang lagi gak mau aja." Lanjutku dengan penjelasan.
"Kalau di suruh milih di antara mereka semua, kamu milih siapa?" kata Dipto dengan bercanda.
"Kak Bayu." Kataku dengan santai.
"Loh kenapa?" kata Revan dengan penuh tanya.
"Soalnya kalau sama kak Revan aku baru kenal sih apa lagi sama kak Bagus. Kalau sama kak Bayu walaupun dia lebih banyak ngeselinnya tapi aku tahu dia orangnya baik banget." Jelasku kepada semuanya.
Setelah aku mengatakan itu, tiba-tiba aja ada tangan yang langsung mengacak-ngacak rambutku. "Iya, baiknya sama kamu doang." Ucap Bayu setelah mengacak-ngacak rambutku.
"Rapihin lagi dong." Kataku dengan raut wajah yang kesal.
Bayu malah tersenyum lalu kembali mengulurkan tangannya untuk merapihkan rambutku yang sedikit berantakan. "Nih udah dirapihin kan." Katanya dengan tersenyum.
Aku hanya menganggukkan kepala dengan santai sambil melirik arloji di tangan kiri. Tak terasa memang jika sekarang sudah pukul 05.09 sore.
"Kak Bay, pulang yuk." Ajak aku yang kini sedang memasukkan botol minumku lalu mengeluarkan plastik dan menaruhnya di depan Dipto. "Kak Dipto yang dari tadi makan mulu itu sampahnya jangan dibuang sembarangan. Dimasukin ke plastik terus dibuang ke tempat sampah." Kataku.
"Siap Git." Teriaknya dengan semangat.
"Udah gak ada yang ketiinggalan kan?" tanya Bayu kepadaku dan aku langsung menggelang dengan cepat. "Bang, aku balik duluan yah." Kata Revan kepada mereka semua.
"Hati-hati, Bay." Kata mereka sempak.
"Gita juga pamit dulan nih kak." Kataku melihat mereka semua.
"Santai Git, hati-hati aja di jalan takut ada yang modus." Teriak Julio dengan bercanda.
Aku lantas mengangguk dan mengikuti Bayu dari belakang. Namun baru saja keluar dari lapangan basket jidatku sudah terbentur oleh punggung kekarnya Bayu.
"Kalau berhenti jangan mendadak dong." Kataku sambil mengusap-ngusap jidat.
"Lain kali kalau jalan disamping kakak jangan dibelakang." Ucapnya yang lalu menggandeng tanganku agar dapat mensejajarkan jalannya.
Aku tak membalas ucapannya, hanya mengikuti apa yang diucapkan sambil sesekali melihat ke awan karena cuaca sore kali ini warna awannya sudah berubah menjadi gelap.
Berdoa dalam hati agar hujan turun ketika aku sampai rumah saja. Semoga saja doa itu terkabulkan walaupun sebenarnya tak berharap begitu banyak.
THANKS GUYS
-Jangan lupa tidur malam ini-
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Nadiva (END)
FanficHigh Rank : Rank 1 pendek #02Februari2020 Rank 1 diary #16Maret2020 Rank 1 cerita #27Mei2020 Wanita dengan paras imut dan rabut pendek juga kacamata yang selalu menjadi ciri khasnya. Memiliki banyak sahabat yang selalu membuat harinya berwarna. ...