Part 21

2.8K 121 32
                                    

-Fakta yang harus terungkap?-






Aku duduk diam dengan pikiran yang sudah menjelajah entah kemana. Aku menutup mata sejenak kemudian mendengar suara beradu pendapat dari yang satu dengan yang lain.

Aku tak menghiraukannya, cukup jadi pendengar yang baik karena entah kenapa pikiranku sangat kacau.




Jam 7 pagi aku keluar dari rumah berjalan menghampiri sebuah mini market di pinggir jalan. Membeli beberapa snack dan juga minuman.

Aku membeli bukan untukku sendiri melainkan untuk orang lain.

Setelah dirasa cukup puas aku langsung membayarnya dan pergi ke sebuah cafe tempat aku bertemu mereka.

Jam 08.30 pagi aku sampai memasuki cafe. Memandangi sekitar dengan raut wajah binging. Aku menghembuskan nafas sebentar sebelum jalan menghampiri meja yang sama seperti waktu itu.

"Kalian nunggu dari kapan?" tanyaku kepada mereka berdua.

Mereka tak menjawab malah yang ada syok dengan melihat perban di tangan kananku.

"Tangannya kenapa kak?" tanya Dita kepadaku.

"Gapapa." Sahutku sambil menatap berdua. "Kalian disini dari kapan?" tanyaku kembali.

"Ini nih Malvin gak sabar mau diajarin Kak Gita lagi. Jadinya kita udah disini jam 8 padahal kan waktu itu janjinya jam 9." Jelas Dita kepadaku.

"Gak usah manggil ka..."

"Kata abangku, gak baik manggil yang lebih tua hanya dengan sebutan nama tanpa embel-embel kakak. Apalagi baru kenal." Jelas Malvin sambil tersenyum.

"Betul itu kak." Ucap Dita dengan setuju.

Aku hanya mengedikkan bahu. "Terserah kalian." Kataku. "Tapi maaf saya hari ini gak bisa ngajarin kalian sekarang di sini." Lanjutku dan langsung terlihat kekecewaan terlihat jelas di wajah mereka.

"Kak Gita kan udah janji sama kita." Rengek Dita kepadaku.

"Saya bilang gak bisa ngajarin kalian sekarang." Kataku. "Tapi mungkin 2 atau 3 jam kedepan saya bisa." Lanjutku.

Dita dan Malvin saling tatap dengan wajah bingung mereka yang terlihat jelas dapat dibaca olehku.

"Maksud Kak Gita?" kini Malvin yang bertanya.

"Saya ada rapat OSIS di sekolah. Kalau kalian mau, kalian bisa ikut saya untuk tunggu di sekolah setelahnya saya akan ngejarin kalian. Tapi terserah kalian sih mau ikut saya di sekolah atau mau nunggu disini." Jelasku kepada mereka.

"Yes." Ucap Malvin semangat. "Kita ikut Kak Gita aja." Lanjut Malvin semangat.

"Kalian kesini naik apa?" tanyaku.

"Aku dibonceng Malvin kesini naik motor." Jawab Dita.

Lantas aku hanya mengangguk dan mengeluarkan ponsel. "Bentar saya pesen ojol dulu." Kataku.

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang