Part 24

2.7K 120 42
                                        

-Latihan-





"Kak Anton tau gak siapa yang ngelatih kita?" tanyaku memecahkan keheningan di lapangan yang biasa dipakai latihan karate.

"Biasanya Pak Andre, tahun kemarin juga Pak Andre." Jawab Anton yang duduk disampingku.

"Ini kita udah nunggu 15 menit loh, mana sepi banget kayanya ini sekolahan." Kataku dengan kesal.

"Yeh nih anak, yang lain pada ulangan lah. Dikira ini KBM kaya biasa apa." Sahut Anton tak kalah kesal.

"Wait, wait." Kataku sebentar. "Itu bukannya kak Gara sama dua temennya siapa yah namanya lupa aku." Lanjutku kepada Anton.

Anton mendengar itu pandangannya pun langsung melihat ke mana arah mataku memandang. "Itu Kak Gara sama Kak Nuel dan Kak Ina. Yang dua orang di samping Kak Gara alumni sekolah ini anak karate dulu waktu masih disini." Jelas Anton.

Aku memerhatikan langkah mereka. Mereka berhenti sebelum memasuki lapangan, seperti berdiskusi entah apa aku pun tak tahu. Lalu melanjutkan langkahnya lagi dengan senyuman tipis di wajah mereka masing-masing.

"Hay." Ucap Gara yang kini berada didepanku.

Aku menengok ke arah Anton dan ternyata Anton sudah menengok ke arahku.

"Hay juga." Ucapku dan Anton serempak.

"Kalian bingung yak?" tanya perempuan yang tadi sudah diberitahu namanya Ina.

Aku mengangguk tegas. "Kakak Ina sama Kak Nuel tumben kesekolah." Ucapku dengan ramah.

"Kita di kasih amanat." Ucap Nuel santai.

Aku dan Anton lantas mengangguk. "Amanat apaan kak?" tanya Anton penasaran.

"Ngelatih kalian berdua." Jawab Gara dengan senyum liciknya.

"Astagfirulloh." Teriakku kaget.

Aku lantas memandang Anton yang ternyata dia juga memandangku dengan sedikit terkejut. "MATI KITA." Teriak aku dan Anton bersamaan menepuk jidat.

"Gak bakal mati kok. Kan kalian yang mau ngewakilin turnamen." Ucap Ina dengan senyumnya. Manis sih tapi auranya bikin merinding.

"Ini celana sama baju buat Anton kita latihan sekarang dan itu baju yang warna pink buat Gita." Lanjut ina sambil menyerahkan baju serta celana.

Aku dan Anton lantas mengambilnya. "Ini bajunya boleh ganti gak? Aku bawa baju cadangan kok di dalem tas." Kataku sambil melihat mereka semua.

"Pake baju itu." Sahut Gara dengan tatapan membunuh ke arahku.

Aku hanya menghiraukan ucapannya. "KAK ANTON CEPET GANTI BAJU BENTAR LAGI MAU DIJADIIN REMPEYEK." Teriakku yang langsung berjalan santai dengan Anton disampingku.

"JANGAN TEGANG DONG, SANTAI AJA." Balas Nuel dengan tak kalah berteriak.


*** *** ***


Aku sudah keluar dengan baju berwarna orange yang aku bawa dari rumah, lalu dengan bawahan celana karate yang entah celana siapa yang aku pakai.

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang