Part 37

2.2K 94 11
                                    

Kenapa gua langsung up 3 part pas malming ini? karena waktu hari selasa gua gak up, apa lagi hari kamis, dan nanggungnya itu besok hari jum'at jadi kayanya mending seklian gua up malem ini tiga-tiganya.


Selamat membaca guys






Sejak pukul 10 pagi semua yang mengikuti kemah di sini sudah berkumpul mengikuti acara pertama yaitu apel pembuka. Setelahnya mereka di bagi dalam beberapa kelompok yang didalamnya terdapat 5 orang.

Kelompok masing-masing harus mendirikan tenda yang sudah disediakan tempatnya, kemudian di bantu oleh panitia pendamping di dalamnya.

Mulai dari acara apel pembukaan, mendirikan tenda, mencari kayu bakar, dan banyak kegiatan lainnya hari ini sudah terlewati begitu saja.

Waktu yang terus berjalan, mulai dari pagi lalu beranjak menjadi sore hari dan sekarang sudah hampir tengah malam.


"Woy bengong aja." Ucap salah satu teman Rio yang aku tahu namanya adalah Apri.

Tubuhku yang masih berdiri namun sengaja di senderkan pada pohon dibelakangku. "Ada apa Bang?" tanyaku.

Yang ditanya hanya tersenyum konyol kepadaku. "Gapapa sih. Cuma mau ngingetin ini udah jam 12 lewat loh." Ucapnya.

Mataku mengedarkan kesegala arah. Hanya tersisa beberapa anak laki-laki yang sedang mengobrol di tengah lapangan. Kemudian ada juga yang duduk didepan tenda.

Dahiku mengkerut bingung. "Terus?" tanyaku lagi.

"Astaga." Kesalnya. "Maksudnya tuh liat deh anak cewek semuanya udah pada tidur. Anak sosiologi juga udah pada istirahat dari jam 9." Lanjutnya.

"Terus." Kataku kepadanya dengan santai.

Apri yang mendengar sahutanku hanya geleng-geleng kepala. "Terus kamu gak mau tidur, Git?" tanya Apri.

Aku memandang Apri sejenak. Kemudian kepalaku menggeleng pelan. "Nanti aja." Sahutku. "Bang Rio mana?" tanyaku kepadanya.

"Lagi keliling hutan sama Gara, Reyhan, sama satu lagi si Artur." Jawabnya santai.


Shock? Sudah pasti. Kelilling hutan tanpa mengajak aku? Yah sepertinya itu kemauan mereka. Lalu aku hanya menganggukan kepala tanpa mau menjawabnya.

Tidak begitu hening, karena sayup-sayup aku masih mendengar jelas suara candaan anak-anak yang sedang berjaga malam ini.

Tanganku langsung terulur di depan Apri. "Minjem senternya dong." Kataku kepada Apri.

"Nih." Ucap Apri menyerahkannya. "Emang mau buat apaan?" lanjutnya.

Kemudian aku langsung menyalakan senternya lalu menoroti tenda paling ujung. "Tuh ada yang keluar." Jawabku. "Aku samperin dulu Bang. Bye." Lanjutku.



Arah cahaya senter yang ada ditanganku masih terus menyoroti seorang anak sosiologi yang baru keluar dari tenda.

Orang itu hanya berdiri di depan tenda, tak berkutik sedikitpun hingga aku sampai tempat di depannya.

"Aku kira yang keluar siapa. Eh ternyata Kak Stefani." Kataku sambil tersenyum.

Gita Nadiva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang