7. Pengurangan uang saku

5K 156 2
                                    

Setelah mandi, Baby memutuskan untuk turun kebawah mengambil cemilan lalu berniat mengurung diri dikamar. Saat dia menuju ke dapur suara pintu depan berbunyi.
Dengan malas Baby membuka pintu itu, ditemuinya Alan dan Pandu yang berdiri dengan cengiran meski keriput dimatanya sudah tampak jelas.

"Malem Om, mau maen game sama papa ya?" Tanya Baby dengan ramah pada mereka berdua

"Iya dong, sekalian bahas bisnis kita bersama" ujar Pandu lebih dulu masuk

"Papa mu ada?" Tanya Alan

"Ada Om, tapi nanti maen gamenya setelah marahin si Baby" kata Baby nyengir

"Lha kenapa di marah? Kamu buat salah lagi Beb?" Tanya Pandu heran

"Biasa panggilan sekolah"

Mendengar ucapan Baby, Pandu dan Alan kompak tertawa.

"Kamu sama persis kayak papamu pas muda. Banyak masalahnya" kata Alan menepuk bahu Baby.

"Om bagi duit dong, pasti setelah ini uang jajannya Baby di kurangin lagi" Baby menengadah tangan, meminta uang pada Pandu dan Alan yang langsung tertegun.

"Om lagi bokek" alasan Pandu

"Boong, masak jaksa bokek" Tutur Baby masih tetap menengadah meminta uang pada keduanya.

Mau tidak mau Pandu dan Alan mengeluarkan uang dari saku mereka. Pandu memberikan uang lima puluh ribu sedangkan Alan memberi seratus ribu.

"Om Pandu pelit amat sih. Masak ngasih cuman lima puluh ribu" cicit Baby melirik

"Yang penting kan iklas" alasan Pandu.

"Kasih yang banyak tapi gak iklas gak papa kok Om. Lagian nanti malaikat Atid tetep nyatet dosa Baby setiap hari"

Pandu dan Alan saling pandang lalu menggelengkan kepalanya.

"Beb dipanggil papa" teriak Ken dari lantai atas.

"Da Om, Baby mau perang dulu" ujar Baby mengangkat tangan tanda berdada

"Semangat ya, semoga menang melawan papamu"kata Alan dengan senyuman manis.

Baby menaiki anak tangga menuju ruang kerja papanya yang terletak di sebelah kamar Ken. Dengan dua kali ketukan Baskara sudah memerintah Baby untuk masuk kedalam ruangan bernuansa Amerika itu. Lagu lagu rock tengah diputar dari pengeras suara, salah satu lagu yang sering diputar Baskara adalah "damage" sebuah lagu dengan nada keras.

Baby duduk di kursi depan papanya, menatap papanya yang menggunakan kacamata tengah mengamati laptop kerja. Sedangkan Baby mengamati kertas laporan perusahaan.

"Papa dapet surat panggilan dari sekolahan" kata Baskara akhirnya melepaskan kaca mata dan menutup laptopnya.

Baby menatap papanya dengan cengiran tanpa dosa.

"Kamu ini bikiiiin ulah terus tiap hari" Baskara geleng geleng "malu papa sebagai pemilik yayasan Araba kalau anaknya susah diatur gini"

Baby menatap sekeliling ruangan kantor Baskara. Mulai dari interior, tata letak lukisan, dan beberapa penghargaan selama Baskara menjadi CEO.

"Niat papa beli sekolah itu biar kalian gak dideskriminasikan selama sekolah. Biar kalian lebih diutamakan. Tapi kamu malah kayak gini" kata Baskara menatap anaknya yang matanya jelalatan.

Brak

"Kamu dengerin papa gak sih?" Tanya Baskara ketika mata Baby bertemu dengan mata papanya.

"Iya dengerin" Baby memutar bola matanya.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang