75. Undangan Pernikahan

3.9K 167 27
                                    

Waktu itu tidak akan berhenti hanya untuk menunggu kita sembuh dari patah hati, tapi kita yang harus sembuh ditengah waktu yang terus berjalan

Perumpamaan itu cocok untuk keadaan Baby, singkat cerita, Baby sudah mengobati lukanya selama di Belanda, di negara itu dia banyak belajar mengenai merelakan dan mengikhlaskan hingga tiga tahun dia bertahan di Belanda apapun mengenai Adry sudah terlalu biasa untuknya.

Membaca artikel mengenai Adry pun, Baby tidak lagi gemetar hebat, tidak lagi merasa teriris seperti dulu, hanya saja dia memang sering merindukan lelaki itu.

Baby mengabaikan waktu selama enam tahun di Belanda, dia melanjutkan pendidikan sampai jenjang s2, meskipun Rindu tidak pernah memaksa anaknya untuk berpendidikan tinggi seperti dirinya. Dan setahun kemarin Baby sudah kembali ke Indonesia, sudah menggantikan Baskara untuk memimpin Araba dan Elena grup.

Di Belanda tidak ada yang istimewa, Baby hanya menjalankan rutinitas biasa selama disana, belajar, les dan melakukan apapun yang belum pernah dia lakukan

Di Belanda tidak ada yang istimewa, Baby hanya menjalankan rutinitas biasa selama disana, belajar, les dan melakukan apapun yang belum pernah dia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis berambut pendek yang tengah berdiri didekat jendela itu menarik nafas perlahan. Kantor sudah terasa sepi sejak lima belas menit lalu, ini jam makan siang tapi perutnya tidak terasa lapar sedikitpun.

Suara geseran dari pintu membuat Baby menoleh kearah sumber suara, disana, kakaknya, Si Ken Arya Jef Alandra, berjalan dengan membawa sebuah paperbag.

"Beb" Ken langsung duduk di sofa, kakinya diangkat

"Anterin undangan ke rumah Om Rama" pintanya

Baby berjalan mendekati kakaknya yang sudah menyilangkan kaki diatas sofa.

"Dateng maen nyuruh, Lo kan bisa nganterin sendiri" tukas Baby menolaknya, lagipula siapa yang mau mengantarkan undangan pernikahan ke Kanada.

"Gue banyak kerjaan" imbuh Baby selanjutnya

"Kerjaan elo sama kerjaan gue, masih sibukan gue kali Beb" Ken menatap adiknya, menatap rambut pendek adiknya yang membuat Baby terlihat dewasa. "Lagipula perusahaan tetep berkembang meskipun elo tinggal sehari" imbuh Ken memaksa

"Gue ada meeting besok" Baby menggeser tablet kerja, memeriksa jadwal miliknya

"Cuman ke Bandung, gak lama kok" Ken meletakkan paperbag "tar gue minta tolong Manik buat nganterin elo ke sana" lanjut Ken "ya ya ya, Please, gue belom milih gedung, juga belum beli gaun" Ken memohon

Bandung? Geseran tangan Baby berhenti sejenak, apakah Adry ada di Bandung.

"Bandung?" Baby mengulangnya

"Iya, Om Rama ada di Bandung selama empat tahun terkahir ini" katanya

"Oh" Baby hanya menanggapi dengan oh, namun hatinya memiliki banyak pertanyaan. Benarkan lelaki itu ada di Bandung?, tapi kenapa dia baru tahu, kenapa dia tidak mendengar kabar Adry bahkan dari teman teman papanya?.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang