57. Home

2.8K 112 9
                                    

Mereka terdiam setelah sama sama masuk ke mobil, juga ketika mobil sudah berada di kawasan Jakarta.

"Saya antar sampai rumah" kata Adry

Baby menoleh spontan "gak, gak usah, nanti urusannya bisa panjang kalau bokap gue tahu, gue di Bali" katanya

"Gue bilangnya ke Singapur sama Oci, anaknya Om Pandu" imbuh Baby

"Oci pulang lusa, terus kamu menjelaskan ke orang tua mu bagaimana?" Tanya Adry

Baby menunduk "gue juga bingung" katanya lirih

"Dan kakimu, apa yang akan kamu katakan ke orang tuamu?" Tanya Adry lagi

Baby menunduk dalam "gak tahu" katanya lagi

"Saya antarkan, saya bisa menjelaskan ke orang tuamu dengan masuk akal" kata Adry mantap

"Tapi omm" Baby menatap Adry dengan memelas

"Saya tidak butuh penolakan" ujarnya

Dengan berat hati Baby hanya bisa terdiam, pasrah dengan mobil yang terus melaju kearah rumahnya. Baby tak henti hentinya berkomat Kamit, mungkin tengah merapalkan segala doa agar orang tuanya tidak curiga.

Saat mobil berbelok ke pelataran rumah, demi Tuhan jantung Baby hampir copot, ditambah kakinya lemas, nafasnya sudah habis. Kalau orang tuanya tahu, bisa selesai karirnya.

Adry mengeluarkan koper dan membukakan pintu untuk Baby.

"Om, gue boleh gak ikut elo balik kerumah aja" pinta Baby dengan wajah pucat

"Kamu punya rumah sendiri, lagi pula saya bukan penampungan orang terlantar" kata Adry sarkatistik

"Om, Please. Gue takut banget" rengek Baby.

Adry berjalan cepat meninggalkan Baby. Mau tidak mau gadis itu turun dari mobil dengan pelan. Dia berdiri dibelakang Adry, bersembunyi dibalik bahu kekarnya.

Ting tong

Adry menekan bel bagaikan tengah bertamu kerumah malaikat pencabut nyawa. Bayangkan  jika yang keluar adalah malaikat Izrail dengan sabit kebanggaannya serta baju dinas hitamnya. Dan saat keluar dari balik pintu, malaikat Izrail menyapa Baby. Tidak, membayangkan mengenai itu saja Baby bergidik ngeri, belum lagi jika dia membayangkan wajah marah Rindu dan Baskara.

Baskara keluar dari balik pintu membuat pasokan oksigen Baby menipis.

"Ram, tumben?" Baskara mengintai siapa gerangan gadis yang bersembunyi di belakang punggung Adry.

Duda itu menarik tangan Baby hingga gadis itu berdiri disebelahnya.

"Lho kok Baby bisa sama kamu?" Tanya Baskara

"Semalam aku ke Singapura, mungkin Oci tahu kalau aku ke sana, jadi anak itu nelfon aku dan bilang kalau Baby pengen cepet cepet pulang, kakinya terkilir" Adry melirik Baby "Lebih rincinya kamu tanya sama anakmu "

Baby tersenyum meringis kearah papanya, hingga papanya menatap kaki bengkak Baby.

"Aneh aneh kamu itu, liburan bukannya pulang bawa oleh oleh malah bawa kaki bengkak gitu" Baskara mengambil alih koper milik anaknya

"Masuk Ram" ajak Baskara.

Duda itu mengikuti langkah sahabatnya menuju ruang tamu, juga melirik kearah Baby yang sepertinya berhasil mengumpulkan nyawanya kembali.

"Udah pulang kamu Beb?" Rindu datang dengan clemek di perutnya.

"Ini ma, si Baby kakinya bengkak jadi pulang cepet, dianterin si Rama pulangnya" jelas Baskara pada Rindu

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang