71. Luar Negri

3.2K 146 21
                                    

Baby duduk diatas brangkar sambil tangannya memainkan ponsel, ada berita baru mengenai dirinya, yaitu sebuah foto yang dijadikan bahan gosipan, foto Baby meminum alkohol bersama Manik di club. Komentar buruk mengenai dirinya juga membuat berita semakin memanas.

Baby menghela nafa diatas brangkar, pintu ruangan inapnya digeser oleh Ken, lelaki itu datang membawa kotak makan.

"Udah bangun?" Tanya Ken,

Baby menatap Ken yang bergerak kearahnya , kotak bekal itu berisi makanan yang sudah dimasak oleh Rindu, pastinya sudah dipastikan gizi dan makanan itu sehat.

"Lo kenapa sih Beb?" Ken menggeser kursi, menatap kembarannya yang cemberut.

"Berita tentang gue masih aja jadi trending topik" mata Baby berkaca kaca

"Udahlah" Ken merebut ponsel Baby "mulai sekarang ponsel gue sita, Lo juga gak boleh nonton berita"

Baby menangis, gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ken yang melihat adiknya berubah menjadi gadis cengeng dan anti sosial merasa iba. Ken tidak tega, seharusnya Baby ceria seperti sebelumnya, bertengkar dengan Ken, bukan menjadi gadis lemah seperti ini.

Pintu ruangan Baby digeser seseorang, Baby mendongak, menyeka air mata dan menatap Baskara dengan gugup. Dia langsung menunduk, tidak berani beradu mata dengan papanya.

"Gimana keadaanmu?" Separah apapun marahnya Baskara, lelaki itu tidak akan tahan untuk tidak menegur Baby, Baskara adalah ayah, dia akan mengatakan kesalahan putrinya tidak penting seberapa fatal kesalahan itu.

Baby mengangguk "sudah baikan" katanya lemah

"Udah makan?" Baskara menggeser kursi, mengambil kotak bekal yang dibawa Ken tadi "Mama Masakin sayur Sop kesukaanmu"

Baby tetap saja menunduk, air mata nya jatuh tanpa bisa dicegah. Menangis ditahan hingga kerongkongannya terasa panas. Baskara tahu bahwa putrinya tengah menangis saat ini, melihat tangan putrinya yang ditekan untuk menghilangkan ketakutan

Baskara menarik tangan anaknya, mengelus tangan yang di salur dengan selang infus. Air mata itu diseka oleh Baskara.

"Papa gak marah sama kamu" katanya setelah mata Baby menatap mata Baskara. "Sekarang, kamu harus nurut sama papa" imbuh Baskara lagi

Baby mengangguk perlahan lahan, dia akan menebus kesalahannya, dosanya karena sudah membuat Baskara malu.

"Papa akan ngirim kamu ke Belanda, disana kamu akan meneruskan sekolah selama satu semester mu"

Baby mendongak, ada rasa kaget dan gugup yang menjadi satu. Baby tidak bisa menolaknya, sungguh, mulutnya seakan terkunci rapat rapat.

"Vio akan menemanimu disana" lanjut Baskara menutup kotak bekal yang sempat dia buka

Baskara menatap Ken yang berdiri di sisi brangkar adiknya, Ken tengah menatap Baby.

"Papa kasih kamu waktu dua hari untuk nyelesaiin urusanmu " Baskara langsung bergegas pergi.

**

Rindu tidak bisa ikut menjemput Baby keluar rumah sakit. Keadaan Baskara drop setelah mendengar berita demo dari masyarakat mengenai stasiun televisi nya.

Baby menatap arah lurus dengan kosong. Dia tidak tahu setelah ini apa yang harus dia lakukan, pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal pada Adry atu menetap disisinya tidak perduli keadaan yang semakin memanas atau bahkan dunia miliknya hancur berkeping-keping?

Lelaki itu apa kabar? Selama Baby disana dia tidak menjenguk Baby sama sekali, bahkan yang paling mengejutkan, tadi sore, Baby melihat koran yang tergeletak di meja, koran itu memberitakan pertunangan Adry dengan Rike.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang