54. Salahkah jatuh cinta

3K 119 1
                                    

Adry meremas kaleng bir dan melemparnya ke ujung kolam. Ditatapanya air yang berliuk liuk, dengan gelombang kecil. Adry menghela nafas, menatap langit biru bertaburkan bintang, amat indah andai hatinya tidak patah seperti ini.

Apakah jatuh cinta memang selalu salah?. Apakah ingin dicinta seseorang yang  kita cinta selalu sesulit ini ?, kenapa harus Baby dari bermilyar manusia di muka bumi, kenapa tidak Rike yang jelas jelas orang tuanya menerima status Adry sebagai Duda, kenapa tidak orang lain yang jarak usianya tidak sejauh itu, yang bukan seorang ABG juga anak dari sahabatnya.

Adry menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangan, nafas nya tidak beraturan. langit Malam yang indah perlahan kehilangan keindahannya juga bintang bintang bercahaya sudah meredup. bintang tadi digantikan Rintik rintik hujan  yang perlahan turun, angin yang semula tenang berhembus terburu buru. Rambut Adry bertebrangan diterpa angin. Hujan langsung turun dengan serentak tanpa aba aba membasahi baju Adry , lelaki itu dengan lemas berpindah kedalam rumah. Menatap lukisan pemandangan yang tergantung di dinding.

Tatapannya memang kesitu tapi fikirannya tidak kesana. Adry memikirkan mengenai perasaannya pada Baby, berusaha menjabarkannya sebaik dan sebijak mungkin.

Hujan diluar, semakin membuat fikiran Adry kalut, ditambah sebanyak apapun Adry menjabarkannya, jawab hatinya tetap mengenai dia mencintai Baby sebanyak mungkin, ingin kalau gadis itu ada di pandangannya , juga gadis itulah alasan Adry selalu datang ke studio foto ketika dia tidak ada kegiatan disana. Tapi kenapa harus gadis itu anak sahabatnya? Mengapa Baskara yang selalu menjadi alasan dia patah hati?.

Tidak puaskah Tuhan membuatnya menderita hanya karena Baskara?

Brak brak brak

Suara pintu di gedor membuat Adry menoleh, siapa orang bertamu semalam dan ditengah hujan begini. Adry berjalan dan membukanya, setengah terkejut kala melihat tubuh Baby basah kuyup ditengah hujan, bibirnya menggigil, kaki nya bengkak membulat.

"Baby, apa yang kamu lakukan?"

Baby menatap Adry dengan kedinginan, wajahnya pucat, bibirnya terus bergetar.

"Gue udah berusaha nyari jawaban, tapi percuma om, jawabannya tetep gue suka sama elo, gak perduli apapun" kata Baby dengan gemetar

"Gue gak perduli sekalipun Om itu seorang duda, atau Om punya anak satu, gue gak pernah peduli Om" bibir Baby bergetar hebat, terlebih karena saat ini dia menangis ditengah hujan

Adry masih berdiri , menggeretakkan giginya karena kebingungan. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini, menerimanya atau mengakui kalau dia juga memiliki perasaan yang sama.

"Sebanyak apapun otak gue nolak om, sebanyak itu juga Om selalu buat gue gila. Gue gak perduli sekalipun pun papa gak ngerestuin hubungan ini, gue gak pernah perduli Om" teriak Baby bersatu dengan hujan

"Biar gue buat kesalahan ini nambah parah" kata Baby bergerak maju ke dapan.

Baby  semakin mempercepat langkahnya, membuat Adry hanya mampu terdiam. Dilingkarkan tangan Baby di leher Adry sambil berjinjit, perlahan namun pasti Baby menempelkan bibirnya ke bibir Adry.

Semua terjadi secepat itu mampu membuat jantung Adry berhenti berdetak, mampu membuat nafas Baby berhenti. Tidak lama ciuman itu terjadi karena selanjutnya Baby terjatuh ke pelukan Adry.

"Baby, Baby buka mata mu" pekik Adry mengguncangkan tubuhnya,

Tidak ada reaksi yang diberikan Baby pada Adry, tubuhnya hanya diam saja terlebih tubuh Baby benar benar terasa dingin, bibirnya pucat, wajahnya juga seperti kehabisan darah. Adry membopong tubuh Baby untuk masuk kedalam.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang