30. Maju lo semua

3.3K 117 2
                                    

Rindu masih berusaha menenangkan anak bungsu nya dikamar. Baby masih sesegukan, berusaha menyembunyikan kepala dibawah bantal.

Ken masih berdiri didekat pintu, bahkan tidak beranjak pergi meskipun tahu kalau dirinya sudah telat pergi kesekolah. Dan Baskara, lelaki itu juga menatap anaknya dari jendela  kamar, menutupi sinar matahari agar tidak mengenai Baby.

**

Setelah memutuskan untuk tidak pergi bekerja ataupun sekolah, keluarga Araba memutuskan untuk pergi piknik kecil kecilan ditaman dekat komplek rumah mereka. Lagipula sudah lama mereka tidak pergi berlibur bersama.

Ken yang aslinya pendiam memang banyak berdiri dibandingkan bercengkrama dengan Rindu ataupun Baskara, dia berdiri bersama lensa kamera yang tergantung di leher.

Baskara mengajak Ken untuk berkeliling mencari minum di dekat taman, sambil memberikan waktu pada Rindu dan Baby untuk lebih dekat.

"Selama kabur dari rumah kamu nginep dimana?" Tanya Rindu menatap kumpulan awan

Baby mengikuti arah pandang mamanya, sedikit menyipit begitu terik matahari mengenai kornea mata.

"Dirumah temen" sahutnya lirih

Rindu menatap anaknya lalu merubah posisi duduk menghadap Baby. Dengan raut wajah keibuan, Rindu membelai Baby penuh kasih sayang, bahkan hampir menitihkan air mata saat tahu gadis cantik didepannya ini adalah buah hati yang dibesarkan sekuat tenaganya, mengingat apa saja yang menimpa keluarga nya dulu.

"Sekarang Mama tanya" ucap Rindu dengan nada ibu bukan dosen, jika selama ini dia sering bertindak sebagai dosen maka nada bicara Rindu kali ini mempertegas bahwa dia adalah ibu

"Kamu mau tetep sekolah sama temen mu atau Mama homeschooling?"

Baby menatap bulatan mata Rindu yang tampak menunggu jawaban Baby.

"Sekolah normal ma" Baby menatap mata Rindu tanpa menghindarinya.

"Dengan satu syarat" ada jeda lama diantara mereka, suara tiupan angin panas menggantikan suara Rindu yang hampa

"Gak boleh bolos bolos lagi, setidaknya kalau kamu gak berhasil dapat peringkat , rajin datang kesokalahan udah bikin Mama bangga" Rindu menatap daun yang jatuh tidak jauh dari tempatnya duduk

Baby menyandarkan kepalanya di bahu Rindu .

"Kenapa tiba tiba? Biasanya Mama selalu ngotot sama keputusan Mama?"

Aroma Rindu yang terasa menenangkan membuat mata Baby terpejam

"Setelah mama pikir pikir, kamu itu mirip sama papa mu, semakin di kengkang justru kamu semakin menjadi, jadi Mama mutusin buat percaya sama semua keputusan kamu"

Baby memeluk mamanya dari samping, disaat seperti ini yang mengisi fikiran nya justru Ara. Kalau Mama Ara masih, mungkin gadis itu tidak akan memiliki tatapan sedingin Adry. Atau mereka akan sering piknik meskipun hanya di taman komplek rumah. Ara akan merasakan masakan mamanya setiap hari, pergi dan pulang dengan mamanya. Seperti Baby saat ini.

"Anak kecil yang malang" suara lirih Baby membuat Rindu berdehem

"Maksud kamu?"

"Ha" Baby menegakkan kepalanya "tiba tiba Baby keinget sama temen Baby"

Mendengar kata teman, Baby lekas menggeleng "eh eh bukan temen, anak dari temennya Baby"

Menyadari dia menyebut Adry teman Baby menggeleng lagi.

"Bukan bukan" ah begitu sulit kan dia mendeskripsikan hubungan antara dirinya dan keluarga itu

"Pokoknya Baby punya kenalan, dia udah gak punya Mama, kasihan banget" mata Baby menatap lurus seolah didepannya menayangkan sebuah film tentang  semalam.

"Bahkan, pas dia demam, dia gak punya siapa siapa selain papanya" Mata Baby berkaca kaca saat membayangkan rintihan dari mulut Ara kecil.

"Ma" Baby menoleh kearah Rindu dengan tetasan air mata dari kelopak mata.

"Janji sama Baby" Baby memberikan jari kelingkingnya kearah Rindu dengan isak tangis "jangan tinggalin Baby, sampe Baby gak butuhin Mama lagi"

Rindu menarik sudut bibirnya, menyeka butiran bening dari sudut mata Baby. Dipeluknya anak bungsu yang setiap hari selalu banyak mengomel dibandingkan diam.

"Mama janji, akan selalu ada buat kamu sampe kamu dewasa, nikah, punya anak dan sampe anak kamu punya anak lagi. Dan cucu kamu punya anak dan __" Rindu bahkan tidak mampu melanjutkannya.

Baby memeluk kencang Rindu sambil terisak. Dia memang tidak dekat dengan Rindu, hanya beberapa kali sempat ngobrol hangat, lebih banyak berdebat mengenai sekolah Baby yang justru Baby berfikir Rindu adalah seorang dosen bukan seorang ibu untuknya.

"Ma" isakan Baby sedikit mereda "jangan balik jadi dosen lagi ya. Kayak gini aja Mama ke Baby"

Rindu tersenyum mendengar itu, sungguh bayi besar menyerupai Baskara papanya.

"Kok papa gak dipeluk?" Suara Baskara yang membawa semangkuk besar es cream dan Snack membuat mata Baby terbelalak.

"Wahhh kesukaan ku"

Kantong plastik yang ada digenggaman Ken langsung di rampas paksa oleh Baby.

"Beb, kamu ingat gak, disana tuh dulu kamu eek di celana"

Sungguh timing pembicaraan yang tidak tepat. Meskipun Ken yang semula menyantap roti tawar menghentikan kunyahannya begitu mendengar kalimat Baskara, namun tidak untuk Baby, dia menikmati es cream tanpa menganggap kalimat Baskara bukan apa apa. Dan Baskara yang juga sedang memakan roti tertawa sambil mengunyah rotinya.

"Oh yang Baby berantem sama anak jendral gadungan itu" Baby tersenyum jika mengingatnya. "Itu si Ken dikeroyok sama rombongannya Yoyok"

"Iyok" koreksi Rindu saat Baby salah menyebutkan nama salah satu teman semasa TKnya

"Iya itu" Baby mengigit ujung sendok "papa tahu gak, Baby bilang apa ke tiga cowok itu?"

Baskara mengernyitkan dahi seolah menebak nebak apa yang dikatakan Baby kecil dulu

"Apa?" Tanya Baskara.

Baby berdiri dan mereka ulang adegan yang terjadi jaman dulu, dimana Baby lah pelindung untuk Ken.

"Jangan beraninya sama anak kecil ya" Baby berlagak seperti dirinya saat bocah "gangguin Ken sama aja gangguin aku" tunjuknya ke diri sendiri "Sini maju kalian semua"

Melihat itu Rindu dan Baskara langsung bertepuk tangan.

"Wahh malaikat pelindungnya Ken kamu dulu" puji Rindu tulus

"Tapi sekarang si Ken yang jadi babunya Baby" kata Baby tanpa disaring membuat Ken yang tengah minum tersedak

Tidak ada kata kata keluar dari mulut Ken selain dia menendang kaki Baby dengan kencang.

"Kira kira dong sama cewek"

"Kalian gak bisa damai gitu kayak saudara saudara yang lainnya?" Tanya Baskara

"Gak" jawab Ken dan Baby kompak.

Rindu menggeleng sambil menutup mulut, merasa dejavu dengan tingkah Baskara jaman dulu.

"Kita udah tawuran dari jaman di perut pa, jadi sampe kakek nenek pun kita gak pernah akur" ujar Baby.

Ken manggut manggut "mungkin Ken bisa damai sama Baby, kalau dia gak tinggal di bumi"

Baby tersenyum "tapi sebelum gue pergi dari bumi, elo dulu yang harus gue usir" ucapnya sambil menyuapi Ken dengan sesendok es cream.

Baskara tersenyum senang begitupun Rindu ketika melihat dua anaknya kembali menjadi satu.

"Beb" panggil Baskara.

Baby menoleh menatap papanya yang sedikit beruban.

"Jangan kabur kabur lagi, tempat teraman didunia ini cuman ada dua" jelas Baskara "papa dan Mama" imbuhnya

"Dan ken" tambah Ken tiba tiba

Mendengar itu Baby menatap Ken dengan belis "Lo tempat berbahaya yang harus gue hindari" ledeknya.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang